PNIB : Indonesia Lebih Nyata Darurat Wahabi Khilafah Terorisme KKN dan Intoleransi Daripada Darurat Miras dan Narkoba

Edi Supriadi

- Redaksi

Jumat, 1 November 2024 - 02:43 WIB

40138 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Nasionaldetik.com , DIY -Kata darurat seringkali dipahami sebagai sesuatu hal yang mendesak harus diatasi. Namun dalam beberapa kasus, kata darurat masih dianggap sebelah mata karena bahaya yang dimaksud tidak terlihat secara fisik.
Indonesia darurat khilafah wahabi terorisme, KKN dan intolerasi dianggap sesuatu ilusi. Selain tidak terlihat secara fisik karena berujud paham asing, juga karena para pelaku tidak secara terang-terangan melakukan aksinya.

“Indonesia darurat khilafah wahabi intoleransi terorisme dan KKN bukan sekedar omong kosong. HTI reborn, intoleransi diberbagai tempat hingga penangkapan terduga teroris menjadi bukti kita belum bisa menuntaskan persoalan hingga ke akarnya. Masalah wahabi khilafah kelompok anti Pancasila sudah berpuluh tahun ada di sekitar kita, namun hingga hari ini masih ada. Inilah salah satu alasan bagi PNIB untuk menyatakan kita dalam situasi darurat” ungkap Gus Wal selaku ketua umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB)

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berbeda dengan situasi darurat lainnya, PNIB menyoroti masalah narkoba, miras yang sudah ditetapkan status darurat. Menurut Gus Wal pada faktanya darurat narkoba dan miras hanya sebuah slogan saja.

“Darurat miras menjadi ilusi saat yang ditangkap sebatas penggunanya, sementara pabrik dan industri miras aman tak tersentuh. Begitu pula dengan narkoba, hanya menyasar pengguna dan pengedar. Namun mengusut produsen narkoba butuh waktu lama meskipun info dari pengedar sudah jelas” imbuh Gus Wal.

Selain pengungkapan industri yang terkesan banyak tarik ulur kepentingan oknum, PNIB juga menanggapi perda miras di daerah yang terjadi kontradiksi.

“Perda miras direvisi namun isinya bukan memberantas tetapi mengatur peredaran. Ini yang membuat kita prihatin. Di Yogyakarta contohnya, Perda Miras justru melarang produk miras tradisional yang sudah turun menurun, namun miras impor berbayar dan bermerek justru diberi ruang beredar, atau istilahnya dilindungi dari persaingan dengan miras produk tradisional lokal” kata Gus Wal

Baca Juga :  Selama 14 Hari, Polres Brebes Akan Laksanakan Operasi Patuh Candi. Ini Tanggalnya

Menjadi perhatian semua pihak bahwa persoalan darurat miras dan narkoba hanya menjadi ilusi penegakan hukum. Ada hal yang lebih darurat daripada itu namun belum diprioritaskan.

“Darurat Miras itu seperti halnya sebuah ilusi selagi pabriknya masih kokoh berdiri. Yang lebih urgent untuk segera diselesaikan oleh negara, pemerintah dan aparat penegak hukum adalah Darurat Wahabi Khilafah, Darurat Intoleransi , Darurat Radikalisme Terorisme, Darurat Korupsi Kolusi Nepotisme. Semua itu mengancam masa sekarang dan masa depan bangsa. Kita tidak bisa hanya berdiam diri menunggu kelompok Khilafah Wahabi memproduksi kader teroris baru, lalu baru kita tindak. Kita butuh deteksi dini pada gerakan mereka yang sekiranya sudah melenceng dari Pancasila UUD 45 dan semangat persatuan Bhinekka Tunggal Ika” pungkas Gus Wal

——–
Nasionaldetik.com , Jombang – Kata darurat seringkali dipahami sebagai sesuatu hal yang mendesak harus diatasi. Namun dalam beberapa kasus, kata darurat masih dianggap sebelah mata karena bahaya yang dimaksud tidak terlihat secara fisik.
Indonesia darurat khilafah wahabi terorisme, KKN dan intolerasi dianggap sesuatu ilusi. Selain tidak terlihat secara fisik karena berujud paham asing, juga karena para pelaku tidak secara terang-terangan melakukan aksinya.

“Indonesia darurat khilafah wahabi intoleransi terorisme dan KKN bukan sekedar omong kosong. HTI reborn, intoleransi diberbagai tempat hingga penangkapan terduga teroris menjadi bukti kita belum bisa menuntaskan persoalan hingga ke akarnya. Masalah wahabi khilafah kelompok anti Pancasila sudah berpuluh tahun ada di sekitar kita, namun hingga hari ini masih ada. Inilah salah satu alasan bagi PNIB untuk menyatakan kita dalam situasi darurat” ungkap Gus Wal selaku ketua umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB)

Baca Juga :  21 Anggota Polri Terima Penghargaan Dari Kapolres Brebes

Berbeda dengan situasi darurat lainnya, PNIB menyoroti masalah narkoba, miras yang sudah ditetapkan status darurat. Menurut Gus Wal pada faktanya darurat narkoba dan miras hanya sebuah slogan saja.

“Darurat miras menjadi ilusi saat yang ditangkap sebatas penggunanya, sementara pabrik dan industri miras aman tak tersentuh. Begitu pula dengan narkoba, hanya menyasar pengguna dan pengedar. Namun mengusut produsen narkoba butuh waktu lama meskipun info dari pengedar sudah jelas” imbuh Gus Wal.

Selain pengungkapan industri yang terkesan banyak tarik ulur kepentingan oknum, PNIB juga menanggapi perda miras di daerah yang terjadi kontradiksi.

“Perda miras direvisi namun isinya bukan memberantas tetapi mengatur peredaran. Ini yang membuat kita prihatin. Di Yogyakarta contohnya, Perda Miras justru melarang produk miras tradisional yang sudah turun menurun, namun miras impor berbayar dan bermerek justru diberi ruang beredar, atau istilahnya dilindungi dari persaingan dengan miras produk tradisional lokal” kata Gus Wal

Menjadi perhatian semua pihak bahwa persoalan darurat miras dan narkoba hanya menjadi ilusi penegakan hukum. Ada hal yang lebih darurat daripada itu namun belum diprioritaskan.

“Darurat Miras itu seperti halnya sebuah ilusi selagi pabriknya masih kokoh berdiri. Yang lebih urgent untuk segera diselesaikan oleh negara, pemerintah dan aparat penegak hukum adalah Darurat Wahabi Khilafah, Darurat Intoleransi , Darurat Radikalisme Terorisme, Darurat Korupsi Kolusi Nepotisme. Semua itu mengancam masa sekarang dan masa depan bangsa. Kita tidak bisa hanya berdiam diri menunggu kelompok Khilafah Wahabi memproduksi kader teroris baru, lalu baru kita tindak. Kita butuh deteksi dini pada gerakan mereka yang sekiranya sudah melenceng dari Pancasila UUD 45 dan semangat persatuan Bhinekka Tunggal Ika” pungkas Gus Wal

Penulis : Tim PNIB

Pimred : Edi uban

Berita Terkait

Aliansi Masyarakat Juwangi Gelar Aksi Damai Dukung Pengesahan UU TNI
Wooow..!! Ratusan Pemuda Sragen Nyatakan Dukung RUU TNI
Viral..!! Warga Geruduk ke Kantor Desa Bologarang Meminta Transparan Kepada Masyarakat, di Duga Kepala Desa dan Perangkat Desa Tidak Transparan 
Bakti Sosial Sinergitas TNI Polri Kepada Ojek Online Boyolali
Babinsa Juwangi Bersama Petugas Evakuasi ODGJ di Desa Pilangrejo
Koramil 03/Serengan & Polsek Gandeng FKPPI Bagikan 100 Takjil Buka Puasa
Babinsa Kemusu Beri Dorongan Motivasi Bagi Petani Watugede
Woow..!! Ada Apa Dibalik Ini Aduannya Dihentikan Penyidik, Pengasuh Ponpes Karangtengah Gugat PMH Kasat Reskrim dan Kapolres Demak

Berita Terkait

Rabu, 26 Maret 2025 - 15:15 WIB

Ketua KSPSI AGN Kabupaten Langkat Samsiah, S.Pd., S.H. Hadiri Buka Puasa Bersama dan Terima SK Definitif DPC KSPSI AGN Kabupaten Langkat Priode 2025-2030

Rabu, 26 Maret 2025 - 09:02 WIB

Masyrakat Nelayan Resah : Pukat Gerandong Merajalela di Laut Kabupaten Langkat, Ketua SNNU Kab.Langkat Minta Razia Ditingkatkan,Agar Tidak Terjadi Hal – Hal Yang Tidak Diinginkan.

Senin, 24 Maret 2025 - 06:33 WIB

Ketua K.SPSI AGN Kabupaten Langkat Desak Perusahaan Patuhi SE Gubernur Sumut tentang THR 2025

Kamis, 27 Februari 2025 - 11:34 WIB

Samsiah, S.Pd, S.H., Terpilih Sebagai Nahkoda Baru KSPSI AGN Kabupaten Langkat Periode 2025-2030

Kamis, 27 Februari 2025 - 11:12 WIB

Ketua SNNU Langkat Lukman Hakim Apresiasi Terpilihnya Ibu Samsiah,S.Pd.S.H sebagai Ketua KSPSI AGN Kabupaten Langkat Periode 2025-2030 Secara Aklamasi

Selasa, 25 Februari 2025 - 11:52 WIB

Ketua Serikat Nelayan NU Kabupaten Langkat, Lukman Hakim, Siap Sukseskan Konferensi Cabang KSPSI

Kamis, 20 Februari 2025 - 07:12 WIB

Media Teropong Barat.com Mengucapkan Selamat Atas di Lantiknya Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Kabupaten Langkat H.Ondim Bersama Hj.Tiorita

Jumat, 17 Januari 2025 - 13:43 WIB

Dandenpom I/5 Hadiri Kunjungan Kerja Pangdam I/BB di Langkat dalam Perang Melawan Narkoba

Berita Terbaru