Nasionaldetik.com , Jombang – Menurunnya kualitas sebuah bangsa disebabkan dua hal, penjajahan dari bangsa lain dan persoalan dari dalam negeri yang tidak teratasi secara tuntas. Indonesia sudah merdeka dari penjajahan militer bangsa lain dan berdaulat, namun ada ancaman lain yang sedang menggerus integritas bangsa. Minggu (18/11/24)
Narkoba, korupsi, khilafah, intoleransi, radikalisme dan terorisme adalah sederet persoalan bangsa yang masih menghantui perjalanan bangsa hari ini. Menjadi ancaman integritas bangsa untuk masa depan jika tidak segera diberantas.
“Korupsi dan narkoba yang masih marak terjadi telah masuk ke berbagai lini masyarakat. Ratusan pelaku sudah dihukum, namun lahir pelaku baru yang artinya hulu persoalan utamanya belum tersentuh. Penangkapan pengedar dan bandar narkoba tidak putus dilakukan oleh BNN dan aparat, namun produsen narkoba masih belum terungkap. Sementara korupsi kini sudah menjurus menjadi mata pencaharian, hukuman penjara hanya membuat mereka berjenti sejenak, setelah bebas kembali melakukannya dengan modus lebih canggih” ungkap Gus Wal ketua umum PNIB menyampaikan keprihatinannya atas situasi bangsa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ancaman lain pada integritas bagsa adalah paham radikal, itoleransi, khilafah dan wahabi yang merupakan sumber bibit tunas terorisme, januari sampai November 2024 ini saja sudah hampir 200 teroris tertangkap, PNIB menjadi organisasi lintas agama, budaya tradisi dan kebhinekaan yang konsisten berjuang menolak idologi asing khilafah dan wahabi yang menjadi ibu kandung radikalisme intoleransi yang berujung pada terorisme. Menurut Gus Wal khilafah dan wahabi punya potensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Tidak hari ini tapi di masa depan jika itu tidak diberantas secra tuntas.
“Wahabi dan khilafah dibuat untuk melawan demokrasi yang ada di sebuah negara. Mereka menggunakan jubah Agama sakral untuk memutarbalikkan logika manusia. Manusia hidup wajib berjuang untuk keyakinannya dengan cara meniadakan keyakinan lain. Paham egosentris tersebut terus dihembuskan kepada generasi bangsa dengan berbagai cara dan menjadi bentuk perlawanan kepada bangsanya sendiri yang berisi kemajemukan” imbuh Gus Wal.
PNIB menyadari bahwa perjuangannya tidak mudah bahkan cenderung dipandang sebelah mata oleh golongan yang menganggap Indonesia baik-baik saja, padahal faktanya 181 atau hampir 200 pelaku terorimse ditangkap oleh Densus 88 sepanjang tahun 2024 ini yang dimana saat ini masih bulan november, kita mengapresiasi Densus 88 yang sukses membuat Indonesia Zero Attack selama 2023 dan semoga tahun 2024 dan tahun tahun selanjutnya juga zero attack, kita wajib bersyukur dan berterima kasih atas kinerja, prestasi dan kerja nyata dari Densus 88 yang tanpa kenal lelah menjaga rakyat dan bangsa Indonesia dari ancaman Terorisme.
Berbekal keyakinan mempertahankan keutuhan bangsa, bela negara, melestarikan Pancasila dan merawat tradisi budaya nusantara adalah jihad kebangsaan yang sesungguhnya, PNIB tidak bosan mengingatkankepada semua pihak akan nasib masa depan bangsa jika persoalan di atas tidak segera disikapi dengan serius.
“Bangsa ini ke depannya akan seperti apa tergantung apa yang sedang dialami saat ini. Kalau paham khilafah wahabi yang anti Pancasila dan kebhinekaan hari ini masih bebas berkeliaran, maka masa depan bangsa bisa seperti Suriah dan Afghanistan yang hancur karena perang saudara atas nama keyakinan aliran Agama. Pemerintahan yang baru kita harapkan lebih fokus menyelesaikan persoalan benalu bangsa. Berantas narkoba hingga ke produsennya, hukum mati koruptor dan larang gerakan khilafah wahabi dalam bentuk apapun. Karena terorisme bersumber dari wahabi dan khilafah, Seperti beberapa hari lalu HTI Khilafah bangkit, Terorisme Semakin Menjangkit, Ketegasan pemimpin baru dibutuhkan demi melawan bahaya laten itu, tidak terlihat langsung namun efeknya terasa ke semua lini” pungkas Gus Wal di akhir pernyataannya.
Penulis : Tim PNIB
Pimred : Edi uban