.
Nasionaldetik.com , LEBAK Banten – Di pagi yang cerah, Minggu 1 Juni 2025, ketulusan seorang pemimpin kembali menyapa tanah yang pernah dilanda duka. Asep Hidayat, Anggota DPRD Provinsi Banten sekaligus Sekretaris Komisi II dan Ketua DPC Partai Demokrat Kota Tangerang, melakukan perjalanan panjang dari Kota Tangerang menuju Hunian Sementara (Huntara) korban banjir bandang di Kabupaten Lebak. Bukan hanya membawa bantuan, namun juga membawa harapan dan penghiburan bagi warga yang telah bertahun-tahun bertahan dalam keterbatasan.
Dengan didampingi sejumlah anggota Komisi II DPRD Banten, Asep Hidayat menyerahkan hewan kurban berupa sapi serta 200 paket sembako untuk warga Huntara. Bantuan ini bukan sekadar rutinitas seremonial jelang Idul Adha, melainkan bentuk kepedulian nyata terhadap mereka yang sejak bencana banjir bandang 2020 belum mendapatkan kehidupan yang layak. “Kami datang bukan hanya membawa bantuan, tetapi membawa suara dan perjuangan dari masyarakat yang belum didengar,” ucap Asep dalam sambutannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebak menyimpan luka yang belum sembuh. Ribuan warga terdampak banjir bandang masih menetap di Huntara yang kondisinya sangat memprihatinkan. Akses jalan yang sulit, fasilitas pendidikan yang tidak memadai, serta terbatasnya sumber informasi membuat warga seolah hidup dalam keterasingan. Dalam kunjungan tersebut, Asep menyoroti betapa pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten untuk menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh dan berkelanjutan.
“Saya ingin agar kehadiran kami tidak berhenti di sini. Ini harus menjadi titik tolak kebijakan yang berpihak. Kami dari Partai Demokrat akan terus menyuarakan aspirasi masyarakat yang tertinggal, dan kami ingin ajak semua pihak untuk tidak melupakan mereka,” tegas Asep dengan nada penuh keprihatinan dan semangat.
Salah satu momen paling menyentuh adalah ketika seorang ibu, sambil menggendong anak kecilnya, menghampiri Asep dengan mata berkaca-kaca. “Terima kasih Pak… Sampaikan salam kami untuk Bapak AHY. Kami doakan semoga suatu hari beliau bisa datang ke sini, melihat sendiri keadaan kami,” ucapnya sambil menahan haru. Kalimat sederhana itu menyimpan kerinduan akan perhatian dari pemimpin nasional—dan itulah yang dibawa oleh Asep Hidayat hari itu: rasa didengar dan diperjuangkan.
Kehadiran Asep Hidayat bukan hanya mencerminkan ketulusan kader Demokrat, tetapi juga menjelma sebagai representasi nilai-nilai kemanusiaan yang selalu diusung oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sosok AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan sejak 21 Oktober 2024, sangat diharapkan mampu menjadi jembatan yang mempercepat penyelesaian berbagai persoalan struktural yang menghambat pemulihan pascabencana.
Momentum ini menjadi pengingat bahwa politik bukan semata urusan kekuasaan, melainkan soal keberpihakan. Dan Partai Demokrat, melalui kader-kader seperti Asep Hidayat, membuktikan bahwa kepedulian tidak mengenal batas wilayah atau jabatan. Meski menjabat sebagai Ketua DPC di Kota Tangerang, Asep hadir untuk Lebak, karena sesungguhnya seluruh rakyat Banten adalah satu keluarga besar yang harus dirangkul bersama.
Idul Adha kali ini menjadi lebih bermakna bagi warga Huntara. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, mereka bisa kembali merasakan suasana kebersamaan dan kurban di tengah kamp pengungsian. Anak-anak tersenyum, para ibu memeluk haru, dan kaum bapak merasa didampingi. Semua ini karena hadirnya satu niat baik yang diwujudkan dalam tindakan nyata.
Asep Hidayat, dengan langkah yang senyap namun berdampak, menunjukkan bahwa kerja politik yang membumi akan menemukan tempatnya di hati rakyat. Ia tidak hanya memberi bantuan, tetapi juga menyemai harapan. Sebuah pesan moral yang kuat bagi bangsa ini, bahwa perhatian harus dimulai dari mereka yang kerap terabaikan.
Bagi AHY dan seluruh jajaran DPP Partai Demokrat, kisah dari Lebak ini adalah panggilan nurani—bahwa di ujung selatan Provinsi Banten, ada tangan-tangan yang masih menunggu untuk dijabat, ada mata yang menanti untuk dipandang, dan ada harapan yang menanti untuk diwujudkan
Suprani IWO-I Kabser
