Nasionaldetik.com , Jakarta, – Dalam momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Gabungan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tingkat Nasional menggelar dialog publik bertema *“Outlook Pendidikan Indonesia Saat Ini: Menakar Optimisme Kemajuan Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045”* di Gedung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Jakarta. Jumat (02/04/25)
Aliansi ini terdiri dari lima kelompok besar mahasiswa: DEKA PTKIN, BEM PTMAI, BEM Nusantara, BEM PTNU, dan BEM Kristiani. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., beserta jajaran wakil menterinya, serta ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam forum ini, mahasiswa tidak hanya berdialog, namun juga menyampaikan beragam aspirasi dan kritik yang mencerminkan kegelisahan publik atas kondisi pendidikan nasional. Isu-isu strategis yang diangkat mencakup:
* Kesenjangan akses dan pemerataan pendidikan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar),
* Kenaikan biaya pendidikan yang kian memberatkan rakyat,
* Komersialisasi pendidikan yang menggerus nilai keadilan,
* Perlindungan hak-hak mahasiswa, serta
* Kesejahteraan dosen yang kerap terabaikan.
Mahasiswa menekankan bahwa pendidikan semestinya menjadi hak publik, bukan komoditas. Komersialisasi yang tak terkendali hanya akan menjauhkan cita-cita pendidikan inklusif dan berkeadilan sosial. Mereka juga mendesak agar Kemendiktisaintek bersikap progresif dan berpihak pada kepentingan rakyat, bukan korporasi pendidikan.
Menanggapi berbagai masukan tersebut, Mendiktisaintek Prof. Brian Yuliarto menyampaikan apresiasi dan komitmennya untuk menindaklanjuti seluruh aspirasi yang disuarakan mahasiswa. Ia menyatakan bahwa suara mahasiswa adalah pengingat penting bagi kementerian untuk terus memperbaiki sistem dan arah kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia.
“Semua keluhan, saran, dan masukan dari mahasiswa akan menjadi acuan kami dalam membenahi dunia pendidikan demi mewujudkan mutu yang lebih baik, merata, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dialog ini menjadi simbol penting sinergi antara mahasiswa dan pemerintah dalam mendorong reformasi pendidikan. Aliansi BEM Nasional menegaskan bahwa keterlibatan mahasiswa bukan sekadar pelengkap seremoni, tetapi menjadi mitra kritis dalam menentukan arah pendidikan Indonesia ke depan.
Dengan semangat Hardiknas, para mahasiswa berharap agar semangat perubahan ini tidak berhenti pada ruang diskusi semata, tetapi diimplementasikan secara nyata dalam kebijakan yang berpihak kepada rakyat, demi tercapainya Indonesia Emas 2045 yang berkeadilan dan mencerdaskan seluruh anak bangsa.
Penulis : Tim Redaksi BEM PTNU