Dorong Industri Karet Berkelanjutan Bebas Deforestasi, KOLTIVA Perkuat Rantai Pasok Thailand untuk Kepatuhan EUDR

Kamal Porang

- Redaksi

Jumat, 25 Oktober 2024 - 12:17 WIB

4034 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, 22 Oktober 2024 – Sejak diberlakukannya Regulasi Deforestasi Uni Eropa (EUDR) pada 29 Juni 2023, perusahaan-perusahaan di industri karet Thailand menghadapi tantangan dalam memastikan rantai pasokan mereka dapat mematuhi standar keberlanjutan. Sebagai pemasok karet terbesar kedua ke Uni Eropa, dengan 90% produk ekspor berbasis karet, Thailand berada di bawah tekanan untuk memastikan bahwa produk karet yang diekspor ke Eropa bebas dari deforestasi dan degradasi lahan. Di tengah tantangan tersebut, KOLTIVA hadir untuk dukung berbagai perusahaan di Thailand dalam mematuhi regulasi ini, yang berdampak pada keberlanjutan sektor karet secara keseluruhan (Rijksoverheid: 2024).

EUDR menetapkan produk yang diimpor ke Uni Eropa harus bebas dari bahan baku yang berasal dari lahan yang telah terdampak deforestasi sejak 31 Desember 2020. Meskipun ada penyesuaian besar yang harus dilakukan oleh industri karet Thailand, terutama bagi produsen kecil, KOLTIVA berperan penting dalam membantu klien untuk beradaptasi dengan persyaratan ini. Dengan lebih dari 38.000 produsen terdaftar dan 100.000 plot lahan karet yang terverifikasi, KOLTIVA telah mengimplementasikan solusi yang membantu perusahaan-perusahaan di Thailand memenuhi standar EUDR, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

“Kami berkomitmen mendukung perusahaan-perusahaan di Thailand dalam menghadapi tantangan kepatuhan ini melalui solusi modular yang terintegrasi, termasuk KoltiTrace MIS,” ujar Yotsawadee Luetrakulset, Manajer Program KOLTIVA di Thailand. “Upaya kami dalam pelatihan dan pendampingan bertujuan meningkatkan kesadaran tentang praktik berkelanjutan di kalangan produsen karet.”

Inisiatif Pemerintah dan Tantangan yang Masih Ada

Upaya pemerintah Thailand, melalui Otoritas Karet Thailand (RAOT), untuk memenuhi persyaratan EUDR mulai menunjukkan hasil yang signifikan. RAOT telah memetakan lebih dari 3,1 juta hektar perkebunan karet—sekitar 79% dari total lahan budidaya karet di Thailand. Inisiatif ini memungkinkan verifikasi bahwa area produksi karet bebas dari deforestasi, yang berkontribusi pada peningkatan harga karet di pasar global. Namun, tantangan besar masih ada, terutama dalam hal pendaftaran produsen kecil yang banyak tidak memiliki sertifikat lahan, yang menjadi prasyarat untuk kepatuhan EUDR (European Forest Institute, 2024).

Hingga Maret 2024, RAOT telah mendaftarkan lebih dari 1,6 juta produsen karet dan 958 kelompok tani. Meski demikian, masih banyak produsen kecil yang membutuhkan dukungan dalam hal pelatihan dan kapasitas untuk dapat patuh pada regulasi baru ini. Di sinilah peran KOLTIVA menjadi sangat penting. Melalui solusi ketertelusuran (traceability), pemetaan, dan peningkatan kapasitas, KOLTIVA tidak hanya membantu perusahaan-perusahaan memenuhi regulasi EUDR, tetapi juga meningkatkan inklusi petani kecil ke dalam rantai pasokan yang lebih luas dan berkelanjutan.

Pendekatan Terpadu KOLTIVA: Dukung Kepatuhan dan Transparansi

Manfred Borer, CEO & Co-Founder KOLTIVA, tegaskan bahwa sistem traceability KOLTIVA, KoltiTrace, memungkinkan klien memantau rantai pasokan secara menyeluruh, dari perkebunan hingga pengolah. “Kami hadirkan pemetaan rantai pasokan yang komprehensif, penilaian risiko secara real-time, serta pemantauan deforestasi. Solusi kami memungkinkan transparansi penuh dan membantu perusahaan dalam menjaga komitmen keberlanjutan mereka,” jelasnya.

Baca Juga :  Phase II of 'Breaking the Plastic Habit in Asia' to Expand Use of Behavioural Insights

Selain itu, layanan pengembangan kapasitas KoltiSkills dan KoltiVerify memastikan bahwa seluruh pemangku kepentingan terlibat dalam proses kepatuhan secara efektif, perkuat komitmen bisnis terhadap praktik berkelanjutan.

Peluang di Tengah Tantangan

Dengan EUDR yang berfungsi sebagai pendorong dalam perubahan, sektor industri karet Thailand berpeluang besar untuk memperkuat posisinya di pasar global. Dengan dukungan strategis dan solusi inovatif dari KOLTIVA, perusahaan-perusahaan Thailand tidak hanya mampu memenuhi persyaratan yang semakin ketat, tetapi juga mendorong pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.

Tentang KOLTIVA

KOLTIVA menawarkan teknologi yang berpusat pada manusia dan solusi di lapangan dengan melakukan digitalisasi bisnis pertanian dan membantu produsen kecil beralih ke praktik berkelanjutan dan sumber yang dapat ditelusuri. KOLTIVA merupakan startup terkemuka di Indonesia dalam bidang pertanian berkelanjutan dan penelusuran rantai pasokan. Sebagai penyedia teknologi global, KOLTIVA membangun rantai pasokan yang etis,transparan, dan berkelanjutan, membantu perusahaan memperkuat ketahanan dan transparansi bisnis. KOLTIVA membantu bisnis dan pemasok mereka mematuhi peraturan yang berlaku dan tuntutan konsumen di seluruh dunia dengan solusi ketertelusuran. Beroperasi di lebih dari 65 negara dan didukung oleh jaringan kantor dukungan pelanggan di 16 negara, KOLTIVA mendukung lebih dari 16.600 perusahaan dalam membangun rantai pasokan yang transparan dan kuat serta memberdayakan lebih dari 1.641.000 produsen untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. www.koltiva.com

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

5 Koin Meme Potensial yang Layak Pantau di November 2024
Kolaborasi Perumahan dengan Smart Home System evomab di 2024: Harvest City dan Metland Cyber Puri
The Reasons Behind Effective Motivational Speakers in the Philippines
Retail Platform Gailbook Brings Indonesian SMEs to Global Market
Jamu Merapatkan Miss V Setelah Melahirkan, Apakah Ampuh?
5 Tas Bodypack Ideal untuk Staycation: Praktis dan Fungsional
Achieving Success by Embracing Motivational Wisdom
Rekomendasi CCTV Outdoor untuk Perkebunan, Peternakan, dan Proyek Pembangunan

Berita Terkait

Kamis, 31 Oktober 2024 - 08:27 WIB

Kapolres Tanah Karo Gelar Kegiatan Cooling System Untuk Pemuda Milenial di Masjid Cengho Jaranguda.

Rabu, 30 Oktober 2024 - 07:27 WIB

Polsek Barusjahe Dukung Peningkatan Produksi Tanaman Pangan di Desa Sinaman

Rabu, 30 Oktober 2024 - 06:14 WIB

Bhabinkamtibmas Polsek Berastagi Bersosialisasi Pecegahan Penyakit Masyarakat di Kelurahan Tambak Lau Mulgab I

Rabu, 30 Oktober 2024 - 05:50 WIB

Polres Tanah Karo Kawal Distribusi Surat Suara Pemilu 2024 di Kabupaten Karo

Rabu, 30 Oktober 2024 - 04:18 WIB

Karutan Kabanjahe Terima Surat Pemberitahuan Pindah Memilih dari KPU Kabupaten Karo Untuk Lokasi Khusus

Rabu, 30 Oktober 2024 - 03:18 WIB

Terungkap Sudah Kasus Pembuangan Mayat Wanita di Tahura Berastagi  Peran 2  Oknum polisi

Selasa, 29 Oktober 2024 - 12:21 WIB

Operasi Gabungan Kepatuhan Pajak Kendaraan Bermotor di Berastagi

Selasa, 29 Oktober 2024 - 09:19 WIB

Peninjauan Bencana Alam Longsor dan Banjir Bersama Forkopimda di Desa Ketawaren Kecamatan Juhar Kabupaten Karo

Berita Terbaru

BISNIS

5 Koin Meme Potensial yang Layak Pantau di November 2024

Kamis, 31 Okt 2024 - 10:16 WIB