PNIB : Stop Bawa Bawa Agama Dalam Kampanye, Pilkada Memilih Pemimpin Pelayan Rakyat Bukan Pemimpin Agama

Edi Supriadi

- Redaksi

Senin, 7 Oktober 2024 - 03:44 WIB

40396 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nasionaldetik.com , Jombang – Pilkada adalah ajang memilih pemimpin yang bertugas mengelola segala potensi daerah untuk kemaslahatan seluruh warga . Pilgub, Pilwalkot dan Pilbub adalah calon pelayan rakyat dari berbagai golongan tanpa terkecuali.

Kampanye Cagub Jakarta yang mengkampanyekan program Maghrib Wajib Mengaji bagi pelajar mendapat banyak tanggapan. Program keagamaan yang diusung Cagub DKI, Ridwan Kamil dilakukan dalam rangka mendapat simpati dari kalangan muslim, menjurus ke aras politisasi agama.

“Pilkada bertujuan untuk memilih pelayan rakyat bukan memilih pemimpin Agama yang mewajibkan warganya belajar mengaji seusai Maghrib. Calon pemimpin yang mengayomi seluruh warga seharusnya tidak menggunakan Agama sebagai kampanye menarik simpati, karena di Jakarta tidak hanya ada warga muslim saja. Program itu sudah cenderung kearah politisasi Agama, bawa-bawa Agama untuk merayu dukungan” ungkap Gus Wal selaku ketua umum ormas lintas Agama budaya dan kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB).

Menurut Gus Wal seharusnya calon kepala daerah lebih bijak menyampaikan janji politik. Kewajiban Agama jika dibawa ke ranah Pilkada akan melahirkan simpati yang bersifat eksklusif pada golongan tertentu.

Program Maghrib Mengaji harusnya lebih bijak diganti program Quality Time Keluarga Indonesia. Tiap keluarga sehabis petang diharapkan saling berkumpul. Orang tua wajib mendampingi anak-anaknya untuk belajar, komunikasi antar anggota keluarga ataupun untuk melakukan ibadah bersama sama. Jika hanya untuk mengaji saja ya itu bukan program tapi sudah menjadi tradisi tiap keluarga. Pencatutan mengaji sebagai program untuk kemenangan adalah merupakan politisasi agama yang merusak kearifan kehidupan bermasyarakat berbangsa bernegara” imbuh Gus Wal.

Pilkada di Jakarta dan di daerah lainnya diharapkan menghindari politisasi Agama dalam rangka menjaga situasi pasca pilkada. Menurut Gus Wal jika politisasi Agama dipakai untuk mendapatkan dukungan, maka yang harus dipikirkan adalah pasca Pilkada.

“Penggunaan politisasi Agama dalam Pilkada, siapapun pemenangnya akan menghadapi situasi kerenggangang hubungan sosial setelahnya. Kemenangan kepala daerah yang dianggap karena dukungan Agama dan kelompok tertentu akan melahirkan ego sosial. Padahal pihak pendukung yang kalah juga masih tinggal di tempat yang sama dan berhak mendapatkan pelayanan yang sama pula” jelas Gus Wal.

Baca Juga :  PNIB Gelar Tirakatan & Doa Bersama Lintas Agama Untuk Bangsa Di Jogja, Doakan Pemilu 2024 Tanpa akevurangan, Bersih Jujur Adil & Aman Tertib Damai

Gus Wal dan PNIB tidak pernah bosan mengingatkan kewaspadaan semua pihak akan bahaya politisasi Agama yang jika dibiarkan melahirkan bibit intoleransi.

“Waspada kelompok anti kebhinekaan semacam Wahabi dan Khilafah menyusup dalam agenda Pilkada. Mereka licik dan penuh tipu muslihat dalam rangka menjadikan Indonesia negara Islam. Kita selalu mengingatkan, bahwa negara berdasarkan Agama akan cenderung fanatik pada keyakinannya dan pada akhirnya akan meniadakan keyakinan lain. Suriah dan Afghanistan bisa menjadi contoh negara yang gagal mengelola fanatisme Agama hidup berdampingan. Yang terjadi perang saudara menghancurkan negara dari dalam” pungkas Gus Wal

Penulis : Tim PNIB

Pimred : Edi uban

Berita Terkait

Grand Opening Sanggar Sekaring Jati Putro di desa Jatiduwur kecamatan Kesamben kabupaten Jombang Jawa Timur Senin 21 Juli 2025.
Penangkapan Terduga Teroris di Rumpin Bogor, PNIB : Terima Kasih Densus 88, Tanpa Lelah Totalitas Jaga Indonesia dari Terorisme
Turnamen Open Catur Percasi Kabupaten Jombang 2025
PNIB : Provokator Aksi Intoleransi dan Pelarangan Beribadah di Sukabumi adalah Pelaku Kriminal, Usut dan Tangkap
PNIB : JasMerah JasHijau Jangan Hapus Catatan Sejarah, Baik Buruknya Menjadi Proses Menjadi Indonesia Seutuhnya
selamat dan sukses atas pelaksanaan Musyawarah Kerja Majelis Wakil Cabang Nahdhatul Ulama (MWC NU) Tembelang tahun 2025
642 Personel Polres Kendal Siap Kawal Pemungutan Suara Pilkada 2024
Apel Siaga Pengawasan Masa Tenang dan Pilkada di Brebes, Wakapolres Sampaikan Pesan Kamtibmas

Berita Terkait

Minggu, 27 Juli 2025 - 20:40 WIB

Polres Tanah Karo Intensifkan Patroli Dini Hari, Cegah 3C dan Balap Liar di Kota Kabanjahe

Minggu, 27 Juli 2025 - 20:32 WIB

Bukan Musim, Tapi Kelalaian — Kapolres Tanah Karo Soroti Penyebab Karhutla

Minggu, 27 Juli 2025 - 20:28 WIB

Diduga Miliki Narkotika, Pria Asal Desa Raya Diamankan Polisi di Kamar Kos

Sabtu, 26 Juli 2025 - 23:14 WIB

Satlantas Polres Tanah Karo Tegaskan: Anak di Bawah Umur Bukan Untuk Di Jalan

Sabtu, 26 Juli 2025 - 23:10 WIB

Kapolres Tanah Karo Imbau Warga: Segera Lapor Jika Melihat Kebakaran Hutan, Hubungi Call Center 110

Sabtu, 26 Juli 2025 - 23:06 WIB

Sat Samapta Polres Tanah Karo Laksanakan KRYD, Wujud Nyata Antisipasi Gangguan Kamtibmas

Sabtu, 26 Juli 2025 - 23:01 WIB

Sosialisasi Ops Patuh Toba 2025, Satlantas Polres Tanah Karo Sasar Sopir Ekspedisi di Tigapanah

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:10 WIB

Kapolres Tanah Karo Tegas Soal Karhutla: “Asap Bukan Warisan, Stop Bakar Lahan!”

Berita Terbaru