TULUNGAGUNG, Nasionaldetik.com – Deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil diperlukan untuk mencegah adanya penularan pada bayi yang dilahirkan. Pemerintah menargetkan minimal 80 persen ibu hamil yang diperiksa. Namun, target tersebut dinilai sulit tercapai di tengah kendala yang menyebabkan angka cakupan imunisasi dasar lengkap tetap rendah pada beberapa daerah antara lain disebabkan tingginya angka drop-out yang disebabkan banyak hal antara lain kurangnya pengetahuan ibu, kurangnya sosialisasi terkait jadwal dan pentingnya imunisasi kepada masyarakat.
Didik Eka Putra Kabid P2P Dinas Kesehatan melalui Candra Idawati pengelola program hepatitis B, menyampaikan bahwa pencapaian deteksi dini Dinas Kesehatan dalam pelaksanaannya di tahun 2023 masih berada di 30% sampai dengan 40% dari 50% yang ditargetkan untuk semester pertama, ” Katanya pada senin 19 juni 2023 di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung. ” Ujarnya
” Deteksi dini dilakukan melalui pemeriksaan HBsAg. Jika hasilnya reaktif, akan dlakukan tindak lanjut. Pemeriksaan akan dilakukan kembali pada bayi yang lahir. Vaksinasi HBIg (imunoglobulin hepatitis B) harus diberikan kurang dari 24 jam setelah bayi lahir dan diikuti vaksin hepatitis B,” tuturnya.
Senada dengan hal itu hepatitis B yang ditularkan secara vertikal dari ibu kepada bayi yang dilahirkan bisa mencapai lebih dari 80 persen. Proses penularan ini merupakan cara penularan hepatitis paling banyak terjadi di Indonesia.
Namun Pengoptimalan program tersebut sudah mulai dikebut oleh Dinkes Tulungagung sejak awal semester pertama tahun 2023, melalui UPT Puskesmas dan para kader kesehatan berbagai kegiatan screening digelar untuk masyarakat sebagai deteksi dini pencegahan Hepatitis B.
Candra idawati mengungkap bahwa penularan hepatitis B dari ibu kepaada anak harus diwaspadai dan segera ditangani, Sebab, anak yang tertular virus ini akan mengidap hepatitis B sepanjang hidupnya (kronik)
Di tempat yang sama Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kesehatan Candra Idawati menambahkan saat ini pemerintah telah menjalankan program rutin pencegahan penularan hepatitis B dari ibu kepada anak. Ibu hamil yang reaktif HBsAG akan dirujuk untuk mendapat penanganan lebih lanjut berupa pemberian tenofovir. Setelah itu, bayi yang lahir dari ibu reaktif akan diberikan HBIg. ” Imbuhnya
Sementara kendala yang dihadapi saat ini yaitu belum maksimalnya pencapaian target dikarenakan ada beberapa instansi dibawah naungan Dinkes belum memberikan laporan sehingga data yang telah di validasi tingkat Kabupaten belum mewakili keseluruhan wilayah Tulungagung.
”. Meski begitu,kami mengupayakan semua layanan masayarakat Layanan deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil dan vaksinasi pada bayi yang lahir di fasilitas pelayanan kesehatan tetap diberikan secara gratis,’
Laporan deteksi dini dari Dinkes diakhir bulan juni,juga terus kami genjot,” Upaya kerja keras Evaluasi rutin juga terus kami lakukan guna mencapai target 50% di semester satu tahun 2023.” Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan program imunisasi rutin dan melakukan validasi data cakupan imunisasi rutin di tingkat puskesmas, dinas kesehatan kabupaten/kota dan tingkat provinsi. ” Pungkasnya. (Evan/Red)