PNIB : Teruslah Bersuara Jangan Diam Demi Menjaga Kewarasan, Negara Sedang Darurat Korupsi Kolusi Nepotisme Khilafah & Terorisme

Edi Supriadi

- Redaksi

Senin, 14 April 2025 - 11:35 WIB

40102 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jombang, Nasionaldetik.com – Kondisi bangsa yang sedang berjuang melawan krisis multidimensi membutuhkan partisipasi aktif segenap lapisan masyarakat. Korusi, kolusi dan nepotisme yang masih terjadi menjadi faktor yang memperparah situasi ekonomi, sosial dan masa depan bangsa.

Hal tersebut disampaikan oleh AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) selaku ketua umum ormas lintas agama, budaya dan tradisi Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB). Menurut Gus Wal kritik, saran dari berbagai pihak dilakukan dalam rangka mengingatkan Pemerintah akan kondisi nyata yang terjadi

“Dampak dari perilaku KKN yang merasakan bukan para elite, tetapi masyarakat awam berbagai golongan dari kota hingga ke pelosok desa. Kebijakan impor beras ribuan ton proyek mafia pangan, otomatis akan mematikan usaha petani pedesaan. Korupsi ratusan triliun mengakibatkan hilangnya pendapatan negara dan cara mengatasinya dengan menaikkan pajak. Semuanya serba kena pajak hingga pendapatan masyarakat yang sudah minim masih kena potongan pajak. Ini kondisi nyata yang dialami masyarakat” ungkap Gus Wal kepada awak media.

Gus Wal juga menyoroti kondisi ekonomi yang mengalami gejolak pasca transisi kepemimpinan. Menurut Gus Wal, Pemerintah sebagai pemegang segala kebijakan seharusnya lebih memikirkan realita di bawah karena masyarakat yang gelisah akan melahirkan kerawanan sosial.

“Pedagang gorengan, tukang parkir, petani singkong, nelayan kecil tidak akan pernah paham tentang Index harga Saham, naik turun kurs Dollar, rasio utang atau efisiensi. Yang mereka tahu adalah hasil keringat mereka dihargai murah, harga barang tinggi hingga susah mendapatkan fasilitas bantuan subsidi. Mereka juga yang paling duluan heran, bahwa negara pemilik tambang emas dan nikel terbesar di dunia, pengekspor kelapa sawit, batu bara dan SDA lain paling besar. Namun rakyatnya masih banyak yang hidup di jaman batu. Kemana larinya semua hasil kekayaan alam?” jelas Gus Wal bernada geram.

Dalam kondisi sosial kemasyarakatan yang terpuruk, menurut Gus Wal ada satu hal yang juga patut diwaspadai. Yaitu marak masuknya paham ideologi asing dalam rangka memperkeruh situasi.

“Rakyat yang menderita dan kecewa menjadi makanan empuk pengasong ideologi janji surga. Kelompok Wahabi dan khilafah dengan leluasa akan memprovokasi rakyat untuk saling membenci. Sebagian lagi mendidik masyarakat untuk menjadi teroris sebagai solusi hidup susah. Ini juga agenda besar yang butuh diberantas selain koruptor dan perdagangan narkoba” imbuh Gus Wal mengingatkan.

Baca Juga :  Program Meningkatkan Gizi Anak balita,dan Ibu Hamil Alami Polemik,Wadah Plastik Harus Di Kembalikan ke Kader Posyandu

Di akhir pernyataannya, Gus Wal kembali mengingatkan resiko situasi terburuk apabila bangsa ini semakin terpuruk. Chaos dan kerusuhan massal menjadi sesuatu yang paling dihindari.

“Kami bersuara menyampaikan aspirasi bukan berniat menurunkan kepercayaan kepada pemerintah. Kami warga waras di bawah mewaspadai bangsa ini bisa terpecah belah bahkan perang saudara jika persoalan di atas tidak bisa diatasi oleh pemegang kekuasaan. Jika itu benar terjadi, golongan kita jugalah yang paling duluan merasakan kerusakannya. Sementara para elite dan kaum kapitalis menjadi golongan yang paling duluan kabur ke luar negeri membawa harta bendanya, meninggalkan kepulan asap dan reruntuhan kerusakan. Miris kan?” pungkas Gus Wal. ” (Tim PNIB)

Berita Terkait

Suasana Penuh Syukur Warnai Tasyakuran Khitan dan Aqiqah Putra Kepala Desa Tanjungsari
Diduga Ada Permainan, OTT Penangkapan Penebangan Kayu Perhutani di Dringu, Probolinggo Pelaku Bebas Berkeliaran, Ada Apa Dengan APH?
Bentrokan Masa FPI dan PWI di Pemalang, PNIB : Tangkap Rizieq Shihab Biang Provokasi Adu Domba Warga
Pemkab Bersama Polres Tulungagung Terapkan Aturan Ketat Sound Horeg: Pembatasan Desibel dan Jam Operasional Demi Kenyamanan Warga
Kasus Pemerasan di Batu: Wartawan dan LSM Jadi Terdakwa
Momen Sejarah, PKD dan Dirosah Ula, PC GP Ansor Pacitan Launching Buku Dalil Amaliyah Aswaja
Polres Jombang Gelar Rakor Anev Produksi Jagung Kuartal III, Dorong Sinergi Ketahanan Pangan
Desa Dono Gelar Musrenbangdes 2025: Satukan Dua Agenda Strategis Demi Pembangunan Desa yang Lebih Maju

Berita Terkait

Sabtu, 26 Juli 2025 - 23:14 WIB

Satlantas Polres Tanah Karo Tegaskan: Anak di Bawah Umur Bukan Untuk Di Jalan

Sabtu, 26 Juli 2025 - 23:10 WIB

Kapolres Tanah Karo Imbau Warga: Segera Lapor Jika Melihat Kebakaran Hutan, Hubungi Call Center 110

Sabtu, 26 Juli 2025 - 23:01 WIB

Sosialisasi Ops Patuh Toba 2025, Satlantas Polres Tanah Karo Sasar Sopir Ekspedisi di Tigapanah

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:10 WIB

Kapolres Tanah Karo Tegas Soal Karhutla: “Asap Bukan Warisan, Stop Bakar Lahan!”

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:06 WIB

Operasi Patuh Toba 2025: Satlantas Polres Tanah Karo Tegaskan ODOL Bukan Pelanggaran Biasa, Tapi Ancaman Nyata

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:00 WIB

Polres Tanah Karo Gelar Patroli Stasioner Antisipasi 3C dan Tindak Kejahatan Lainnya

Jumat, 25 Juli 2025 - 20:56 WIB

Sosialisasi Tertib Lalu Lintas, Satlantas Polres Tanah Karo Sasar Tukang Parkir di Jalan Abdul Kadir

Kamis, 24 Juli 2025 - 21:45 WIB

Kapolres Tanah Karo Imbau Warga: Stop Bakar Lahan, Selamatkan Masa Depan

Berita Terbaru