BEM PTNU SE-NUSANTARA : Pendidikan dan Kesehatan Prioritas Pembangunan atau Sekadar Gimik Populis?

edisupriadi

- Redaksi

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:24 WIB

40206 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Nasionaldetik.com , Jakarta – Pendidikan dan kesehatan merupakan dua pilar utama dalam pembangunan suatu bangsa. Keduanya saling berkaitan dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Pendidikan yang baik menghasilkan generasi yang cerdas, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global, sementara kesehatan yang prima menjadi fondasi utama dalam menunjang produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Namun, dalam realitas kebijakan saat ini, sektor pendidikan dan kesehatan tampaknya tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya.

Pemerintah telah menggaungkan program makan bergizi gratis sebagai salah satu langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, kebijakan ini justru menimbulkan tanda tanya besar, terutama terkait dampaknya terhadap sektor pendidikan yang kini terkena kebijakan efisiensi anggaran. Ketika pendidikan tidak lagi menjadi prioritas utama dan malah menjadi sektor yang dikorbankan demi program populis, maka masa depan generasi bangsa dipertaruhkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

*Efisiensi Anggaran: Rasional atau Keliru?*

Keputusan pemerintah untuk melakukan efisiensi anggaran di berbagai kementerian, termasuk Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dan Kementerian Pendidikan Dasar Menengah, memunculkan kekhawatiran serius. Alih-alih meningkatkan kualitas pendidikan, kebijakan ini justru mempersempit ruang gerak pengembangan sistem pendidikan yang lebih baik. Pemangkasan anggaran berpotensi mengurangi kualitas infrastruktur pendidikan, fasilitas belajar, serta kesejahteraan tenaga pendidik yang berperan krusial dalam mencetak generasi unggul.

Selain itu, langkah efisiensi ini juga dikhawatirkan berimbas pada meningkatnya angka putus sekolah, terutama di daerah-daerah tertinggal. Minimnya akses terhadap pendidikan berkualitas akan memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi, yang pada akhirnya berdampak pada rendahnya daya saing Indonesia di kancah global.

Baca Juga :  MENTERI UMKM REPUBLIK INDONESI MAMAN ABDURRAHMAN RESMI MENDAFTAR CALON KETUA UMUM IKA TRISAKTI

*Makan Bergizi Gratis: Solusi atau Kebijakan Setengah Matang?*

Tidak dapat disangkal bahwa gizi yang baik adalah elemen kunci dalam menciptakan generasi yang sehat dan produktif. Namun, pertanyaan besar yang muncul adalah sejauh mana efektivitas program makan bergizi gratis dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan? Apakah kebijakan ini sudah benar-benar terukur dalam aspek keberlanjutan dan dampaknya terhadap sistem pendidikan nasional?

Program ini, jika tidak dirancang dengan matang, berisiko menjadi sekadar alat politik yang digunakan untuk menarik simpati masyarakat tanpa memberikan manfaat nyata dalam jangka panjang. Belum lagi, potensi penyimpangan dalam implementasi program ini sangat besar, mulai dari kualitas makanan yang disediakan hingga distribusi yang tidak merata. Tanpa pengawasan yang ketat dan strategi yang jelas, program ini hanya akan menjadi beban baru bagi anggaran negara tanpa memberikan hasil yang optimal.

*Pendidikan dan Kesehatan: Harus Berjalan Seiring, Bukan Saling Mengorbankan*

Dalam menghadapi tantangan masa depan, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan program populis yang sifatnya jangka pendek. Pemerintah harus memahami bahwa pendidikan dan kesehatan bukanlah sektor yang bisa dipilih salah satu dan mengorbankan yang lain. Justru, keduanya harus mendapatkan porsi perhatian yang seimbang dan strategi yang lebih komprehensif.

Rama Fiqri Rahman Amin, Wakil Sekretaris Nasional BEM PTNU, menyoroti bahwa kebijakan ini bukan lagi sekadar efisiensi, tetapi lebih kepada pertaruhan masa depan bangsa demi kebijakan yang belum tentu efektif.

Baca Juga :  Aksi Blokir Whatsaap Ala Wamen Imigrasi Pemasyarakatan, disorot !! Kasihhati : "Petinggi Kementerian Kog Bermental bocah!!

“Kami melihat kebijakan ini sebagai langkah yang kurang tepat dalam menentukan prioritas pembangunan. Pendidikan harus tetap menjadi fokus utama jika kita ingin mencapai visi ‘Generasi Emas 2045’. Jika pendidikan dikorbankan demi program populis tanpa kajian mendalam, maka dampaknya akan jauh lebih besar di masa depan. Negara membutuhkan strategi yang lebih komprehensif, bukan sekadar solusi instan yang berisiko tinggi,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia juga mengingatkan bahwa efisiensi anggaran yang tidak terencana dengan baik dapat berimbas pada meningkatnya angka pengangguran serta menurunnya kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

“Ketika efisiensi dilakukan tanpa pertimbangan matang, dampaknya bisa sangat luas. Bisa saja angka kemiskinan semakin meningkat, tingkat pengangguran melonjak, dan kualitas pendidikan semakin merosot. Oleh karena itu, pemerintah harus segera mengevaluasi kebijakan ini dan memastikan bahwa pendidikan tetap menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional,” tambahnya.

*Kesimpulan: Evaluasi dan Perbaikan Kebijakan*

BEM PTNU menegaskan bahwa pemerintah perlu segera mengevaluasi kebijakan efisiensi anggaran ini. Program makan bergizi gratis memang memiliki nilai strategis, tetapi tidak seharusnya dilakukan dengan mengorbankan sektor pendidikan yang memiliki dampak jangka panjang lebih besar bagi kemajuan bangsa.

Pendidikan dan kesehatan harus mendapatkan perhatian yang seimbang, dengan kebijakan yang berbasis data serta berorientasi pada hasil nyata. Pemerintah harus lebih bijak dalam menentukan prioritas pembangunan agar cita-cita Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045 dapat terwujud tanpa harus mengorbankan salah satu sektor yang esensial dalam pembangunan nasional.

Penulis : Tim Redaksi

Pimred : Edi uban

Berita Terkait

SURAT TERBUKA KEPADA BAPAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA H. PRABOWO SUBIANTO
BEM PTNU: Hari Tani : Petani untuk Indonesia Bukan untuk Oligarki
Kecam Pencabutan Kartu Liputan CNN Indonesia, PPWI Desak Presiden Pecat Kepala BPMI
PNIB: Intoleransi, Anarkisme Khilafah Terorisme Di Indonesia Tak Akan Pernah Usai, Selagi Corong HTI Khilafah Terorisme Masih Diberikan “Previlege” Oleh Polri
Taruna/i STPN Bangga Ikut Berperan dalam Upacara Peringatan HANTARU 2025 di Kementerian ATR/BPN
Upaya Jalankan Reforma Agraria yang Pro Rakyat, Menteri Nusron: Kami Belum Teken Satu pun Perpanjangan HGU
Refleksi 65 Tahun UUPA, Percepatan Layanan Jadi Pekerjaan Utama Kementerian ATR/BPN
Layanan Pertanahan Berikan Dampak Nyata terhadap Penambahan Nilai Ekonomi di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 30 September 2025 - 13:20 WIB

Satsamapta Polres Lampung Barat Evakuasi Pohon Tumbang Timpa Truk Pengangkut Barang

Minggu, 21 September 2025 - 15:39 WIB

Semarak Hut Ke-34 Lambar, Wadah Menggali Seni, Melestarikan Tradisi Adat Budaya.

Kamis, 18 September 2025 - 18:01 WIB

Polisi Cilik Polres Lampung Barat Raih Juara Madya III Lomba Polisi Cilik HUT Lalu Lintas ke-70

Rabu, 17 September 2025 - 20:45 WIB

Sat Binmas Polres Lampung Barat Sosialisasi Anti Bullying di SDN 1 Way Mengaku

Rabu, 17 September 2025 - 14:29 WIB

Wujudkan Astacita Presiden Kajati Lampung Bersama Bupati Lambar Tanam Padi Bersama Warga.

Jumat, 12 September 2025 - 22:49 WIB

LBH BSN dan Ormas Porsal Akan Adakan Aksi Unjuk Rasa di Kantor DPRD Lampung Barat Terkait Hearing Yang Bungkam

Jumat, 12 September 2025 - 22:04 WIB

Wow…..! Hearing Tanpa Jawaban, DPRD Lampung Barat Disorot Tak Jalankan Fungsi Pengawasan Hiyanati Rakyat.

Kamis, 11 September 2025 - 15:17 WIB

kegiatan konvergensi pencegahan stunting pekon giham sukamaju berjalan lancar .

Berita Terbaru

Banten

Pemkab Serang dan Uni Emirat Arab Jajaki Peluang Kerjasama

Selasa, 30 Sep 2025 - 20:40 WIB