Transparansi Dana BOS Dipertanyakan Benarkah Anggaran Pendidikan Disembunyikan? 

ABDUL GHOFUR

- Redaksi

Sabtu, 8 Februari 2025 - 06:38 WIB

40102 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Jakarta //nasionaldetik.com – Sejak Presiden Prabowo Subianto mulai memimpin, kebijakan tegas dalam berbagai sektor, termasuk hukum, mendapat apresiasi luas. Namun, kini perhatian publik tertuju pada sektor pendidikan, khususnya terkait transparansi anggaran. Masyarakat mempertanyakan besaran dana pendidikan yang diterima oleh setiap siswa dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi, yang hingga kini tidak diumumkan secara jelas.

Sejumlah kepala sekolah mengakui bahwa anggaran yang dikucurkan pemerintah sebenarnya lebih dari cukup untuk menciptakan pendidikan berkualitas, bahkan tanpa perlu program makan siang gratis. Namun, dugaan ketidakterbukaan dalam pengelolaan dana tersebut memicu pertanyaan besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seorang kepala sekolah yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dikirim langsung ke rekening sekolah tidak pernah diumumkan secara terbuka. Bahkan, ia menduga ada unsur kesengajaan dalam menyembunyikan jumlah anggaran yang diterima.

“Sebetulnya, anggaran dari pemerintah itu sangat besar. Untuk SD saja sekitar Rp1,3 juta per murid per bulan, SMP Rp1,6 juta, dan SMA Rp1,9 juta. Jika satu sekolah SD memiliki 300 murid, berarti sekolah tersebut menerima Rp390 juta per bulan, dan dana ini dikirim setiap tiga bulan. Jumlah ini lebih dari cukup untuk meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk mendatangkan guru berkualitas maupun membiayai program makan siang gratis. Namun, kenyataannya, banyak kepala sekolah yang merahasiakan angka tersebut,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa anggaran pendidikan yang berasal dari APBN seharusnya diumumkan secara terbuka kepada guru, siswa, dan masyarakat untuk mencegah potensi penyalahgunaan.

Baca Juga :  Polsek Kemayoran Berbagi : Kapolsek Pimpin Langsung Pembagian Takjil Untuk Pengendara

“Yang dari APBN itu langsung ditransfer ke rekening sekolah, tetapi tidak ada transparansi. Kepala sekolah dan bendahara seolah-olah menyembunyikan angka sebenarnya. Jika ditanya, mereka hanya menyebut bahwa dana tersebut berasal dari kabupaten atau provinsi dengan jumlah yang bervariasi. Padahal, jika dikelola dengan jujur, tidak perlu ada sekolah yang rusak atau murid yang kesulitan mendapatkan fasilitas belajar,” tambahnya.

Ketua Umum Front Revolusi Rakyat Anti-Korupsi (FRRAK), Duel Syamson Sambar Nyawa, SH, MH, mengecam keras dugaan ketidakterbukaan dalam pengelolaan dana BOS dan mendesak aparat penegak hukum untuk segera menyelidiki potensi korupsi di sektor pendidikan.

“Saya sangat geram! Dana pendidikan yang dikucurkan negara itu sangat besar, tapi kenapa dunia pendidikan kita masih begini? Kenapa masih ada sekolah rusak, siswa ditahan ijazahnya, dan kualitas pendidikan stagnan? Dengan anggaran sebesar ini, seharusnya tidak ada lagi masalah infrastruktur sekolah, apalagi anak putus sekolah!” tegasnya saat ditemui di kantornya di Jakarta, Sabtu (8/2/2025).

Duel Syamson menuntut keterbukaan penuh dalam pengelolaan dana pendidikan dan meminta Presiden Prabowo Subianto segera mengambil langkah tegas.

“Saya menuntut keterbukaan! Negara menggelontorkan triliunan rupiah untuk pendidikan, tetapi ke mana uangnya? Saya meminta Presiden Prabowo Subianto segera bertindak. Setiap sekolah harus diperiksa, dan jika ditemukan indikasi korupsi, hukum harus ditegakkan tanpa kompromi!” tandasnya.

Ketua Tim 8 Kabupaten Bogor, Amirdin Latupono, juga menyoroti pentingnya transparansi dalam pengelolaan dana BOS. Ia menegaskan bahwa informasi mengenai anggaran pendidikan harus sampai ke Presiden Prabowo agar sistemnya dapat diperbaiki secara menyeluruh.

Baca Juga :  Pake Narkoba Selebgram Rafi Ramadhan dan TH ditangkap Polisi,Satu di Buru.

“Saya berharap informasi ini segera sampai ke Presiden Prabowo Subianto agar sistem penerimaan dana BOS diubah total! Tidak boleh lagi hanya kepala sekolah dan bendahara yang tahu besaran dana yang masuk. Seluruh guru, siswa, orang tua, dan bahkan media harus bisa mengakses informasi ini secara transparan,” tegasnya.

Menurutnya, selama ini celah korupsi terbuka lebar karena kurangnya pengawasan.

“Dana BOS langsung ditransfer ke rekening sekolah, dan kepala sekolah serta bendahara memiliki kuasa penuh atas penggunaannya. Ini berbahaya! Jika dibiarkan, potensi penyalahgunaan anggaran semakin besar. Kita butuh regulasi baru agar dana BOS dikelola secara transparan dan akuntabel,” ujarnya.

Ketika tim Siber24Jam.com dan Liputan08.com mencoba mengonfirmasi kepada beberapa kepala sekolah terkait besaran dana BOS dari APBN, mereka kompak tidak mengakui angka yang disebutkan. Para kepala sekolah hanya menjelaskan mengenai bantuan dana BOS dari kabupaten dan provinsi, sementara informasi mengenai dana dari pusat tetap tertutup rapat.

Situasi ini semakin menguatkan dugaan bahwa transparansi anggaran pendidikan masih menjadi persoalan besar di Indonesia. Jika tidak ada langkah tegas dari pemerintah, potensi penyalahgunaan anggaran di sektor pendidikan akan terus terjadi, merugikan jutaan siswa yang berhak mendapatkan fasilitas belajar yang layak.

Pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto, diharapkan segera mengambil tindakan konkret agar dana pendidikan yang besar benar-benar digunakan untuk kepentingan siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

 

Penulis:Zakar

Berita Terkait

SURAT TERBUKA KEPADA BAPAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA H. PRABOWO SUBIANTO
BEM PTNU: Hari Tani : Petani untuk Indonesia Bukan untuk Oligarki
Kecam Pencabutan Kartu Liputan CNN Indonesia, PPWI Desak Presiden Pecat Kepala BPMI
PNIB: Intoleransi, Anarkisme Khilafah Terorisme Di Indonesia Tak Akan Pernah Usai, Selagi Corong HTI Khilafah Terorisme Masih Diberikan “Previlege” Oleh Polri
Taruna/i STPN Bangga Ikut Berperan dalam Upacara Peringatan HANTARU 2025 di Kementerian ATR/BPN
Upaya Jalankan Reforma Agraria yang Pro Rakyat, Menteri Nusron: Kami Belum Teken Satu pun Perpanjangan HGU
Refleksi 65 Tahun UUPA, Percepatan Layanan Jadi Pekerjaan Utama Kementerian ATR/BPN
Layanan Pertanahan Berikan Dampak Nyata terhadap Penambahan Nilai Ekonomi di Indonesia

Berita Terkait

Selasa, 30 September 2025 - 15:08 WIB

Koordinator LSM Mapak Desak Presiden Prabowo Subianto Segera Menahan Sudewo di Kasus Suap DJKA

Senin, 29 September 2025 - 23:48 WIB

PNIB Meminta Presiden Prabowo Segera Ganti Kapolri yang “Mesra dengan UAS” Tokoh HTI Perusak Persatuan Anak Bangsa berdalih Toleransi

Senin, 29 September 2025 - 11:07 WIB

Patroli Malam di Selo, Koramil 07 Bersama Ormas Perkuat Keamanan Desa

Minggu, 28 September 2025 - 12:08 WIB

KRIMINALISASI KRITIK PUBLIK: NARASUMBER WARGA DILAPORKAN PEJABAT RW KE POLDA JATENG PASCA DAMAI, PROSEDUR PEMANGGILAN POLISI DINILAI AMBIGU

Minggu, 28 September 2025 - 07:04 WIB

KKNT Universitas Alma Ata Gelar Sosialisasi Program Makanan Tambahan Di Desa Trisobo

Sabtu, 27 September 2025 - 17:32 WIB

Dandim Sragen Menghimbau Kepada Masyarakat Daftar TNI gratis!

Sabtu, 27 September 2025 - 01:25 WIB

Babinsa dan Bidan Desa Laksanakan PSN Cegah DBD

Sabtu, 27 September 2025 - 01:21 WIB

Patroli Malam Jaga Kamtibmas, Koramil Klego Bersama Linmas dan Kokam Tingkatkan Keamanan Desa Bade

Berita Terbaru

Jawa timur

Danrem Untoro: TNI Siap Hadir dan Jadi Solusi bagi Masyarakat

Selasa, 30 Sep 2025 - 23:03 WIB