PNIB Istighotsah Ngaji Pancasila Di Bekasi : Jangan Rampok, Palsukan dan Belokkan Sejarah Peradaban Bangsa Indonesia

Edi Supriadi

- Redaksi

Selasa, 10 Desember 2024 - 04:19 WIB

4084 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JOMBANG, Nasionaldetik.com –Salah satu acara rutin ormas lintas agama budaya tradisi dan kebhinekaan, Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) adalah Istighosah Ngaji Pancasila, Sejarah Dan Peradaban Nusantara. Acara diskusi kebangsaan yang dilakukan rutin tiap bulan PNIB Bekasi Utara kali ini mengambil thema “Jangan Rampok, Palsukan dan Belokkan Sejarah Peradaban Bangsa”. Thema tersebut menjadi isu penting menjelang Pergantian Tahun di tahun transisi, dinamika kepemimpinan 2024 ini Dan Refleksi Desember Bulan Toleransi Dan Kesetaraan, Serta Memperingati Haul Gus Dur Ke 15.

 

Ketua Umum PNIB AR Waluyo Wasis NUgroho (Gus Wal) yang hadir pada acara yang digelar MInggu (8/12/2024) menekankan pentingnya otentifikasi pemahaman sejarah di era milenial ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

“Sejarah perjuangan bangsa tidak boleh dirampok, dibelokkan apalagi dipalsukan. Bahwa pergerakan kemerdekaan bangsa dilakukan oleh anak-anak bumi putra pemilik Nusantara. Bukan pemberian bangsa asing, Yaman atau Arab yang selama ini santer dinarasikan. Mereka hanya pendatang yang numpang hidup, berdagang mencari aman di era pra kemerdekaan. Merapat ke penjajah saat Belanda berkuasa, lalu pindah mendukung Indonesia ketika sudah merdeka” ungkap Gus Wal dalam acara Ngaji Pancasila yang dihadiri puluhan kader PNIB.

Baca Juga :  Polres Nganjuk Tangkap 10 Terduga Pelaku Curanmor di Bagor

 

Gus Wal juga menegaskan bahwa peradaban bangsa ini sudah ada sebelum datangnya penjajah. Keluhuran budaya dan di Nusantara lahir tradisi yang sudah tertanam kuat sejak masih banyak Kerajaan berdiri.

 

“Sejarah mencatat Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat Ilmu pertanian dan maritim di Asia, negara lain banyak belajar dari peradaban kita yang sudah lebih maju. Kebesaran Kerajaan Majapahit menjadi rujukan bangsa lain belajar ilmu tata negara. Candi terbesar ada di Indonesia sebagai bukti tingginya ilmu arsitektur di jaman Dinasty Syailendra. Itu semua tidak bisa dihapus dengan membelokkan sejarah bangsa karena jasa bangsa asing yang datang” imbuh Gus Wal

 

Melalui Ngaji Pancasila Sejarah dan Peradaban kali ini, PNIB kembali mengingatk arti penting persatuan dan kesatuan bangsa menjadi modal penting bertahannya suatu bangsa dari gempuran pengaruh asing.

 

“Bangsa asing yang datang ke Nusantara dulunya justru mengadu domba antar kerajaan yang akhirnya saling berperang, dan setelah hancur mereka mengasainya. Sekarang pihak asing datang lagi untuk mengadu domba dengan paham asing mengatasnamakan Agama untuk memecah belah kita. Jika persatuan kita lemah dan pemahaman sejarah kita aktif dimanipulasi, maka bangsa ini hanya menunggu waktu menjadi Suriah atau Afghanistan yang hancur karena perang saudara.” Kata Gus Wal.

Baca Juga :  Kecelakaan Lalu Lintas di Tulungagung, Pengendara Sepeda Motor Meninggal Dunia

 

Istighotsah Ngaji Pancasila Sejarah Dan Peradaban malam itu menyimpulkan bahwa sejarah peradaban bangsa harus dipertahankan dari upaya perampokan, pembelokkan dan manipulasi. Membumikan Pancasila dan Merah Putih menjadi agenda wajib PNIB dan seluruh elemen masyarakat demi martabat bangsa

 

“Jangan sampai kita merdeka namun tidak berdaulat karena dikuasai paham asing. Sejarah tidak selalu ditulis oleh pemenang, tapi ditanam sedini mungkin. Pancasila sudah paripurna tidak ada tawar menawar untuk dirubah lagi, dan bagi yang tidak sepakat dengan Pancasila tempatnya bukan di sini. Silahkan pindah ke gurun yang masih bebas dan luas”, Ujar Gus Wal

 

Ngaji Pancasila, Dejarah dan Peradaban memperingati Haul Gus Dur Ke 15 Dan Refleksi Desember Bulan Toleransi Dan Kesetaraan ini kami PNIB mengajak masyarakat untuk terus menjaga kampung desa dan lingkungan kita masing masing dari wahabi Khilafah sumber bubit tunas lahirnya Intoleransi Radikalisme separatisme dan Terorisme pungkas Gus Wal

Penulis:(Tim PNIB)

Berita Terkait

Spanduk Protes Muncul di Depan Kecamatan Tulakan,Ada apa?
Polres Jombang Gelar Operasi Patuh Semeru 2025, Pelanggaran dan Laka Lantas Menurun Signifikan
Bentuk Apresiasi, Kapolres Jombang Berikan Penghargaan kepada 10 Anggota Berprestasi
Jaga Tradisi, Jaga Negeri: TNI Kawal Pawai Budaya Bendorejo Jelang HUT RI ke-80
Kesenian Wayang Kulit: Simbol Menjaga Warisan dan Jati Diri Bangsa
Daerah Kecil di Jawa Timur Ini Justru Masuk Jajaran Kota Terkaya se-Indonesia, Kok Bisa?
Terjadi…!!! Sekdes di Jombang Dilaporkan ke Polisi, Diduga Gelapkan Rp 61 Juta Dana Pengurusan Sertifikat
Desa Sentul Mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Bagi Karang Taruna Bhakti

Berita Terkait

Senin, 28 Juli 2025 - 16:21 WIB

Spanduk Protes Muncul di Depan Kecamatan Tulakan,Ada apa?

Senin, 28 Juli 2025 - 13:09 WIB

Bentuk Apresiasi, Kapolres Jombang Berikan Penghargaan kepada 10 Anggota Berprestasi

Senin, 28 Juli 2025 - 11:55 WIB

Jaga Tradisi, Jaga Negeri: TNI Kawal Pawai Budaya Bendorejo Jelang HUT RI ke-80

Senin, 28 Juli 2025 - 11:47 WIB

Kesenian Wayang Kulit: Simbol Menjaga Warisan dan Jati Diri Bangsa

Senin, 28 Juli 2025 - 10:13 WIB

Daerah Kecil di Jawa Timur Ini Justru Masuk Jajaran Kota Terkaya se-Indonesia, Kok Bisa?

Minggu, 27 Juli 2025 - 22:40 WIB

Terjadi…!!! Sekdes di Jombang Dilaporkan ke Polisi, Diduga Gelapkan Rp 61 Juta Dana Pengurusan Sertifikat

Minggu, 27 Juli 2025 - 22:01 WIB

Desa Sentul Mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Bagi Karang Taruna Bhakti

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:14 WIB

Truk Tangki Bermodus Transportir Industri Diduga Angkut BBM Subsidi di Wilayah Probolinggo.

Berita Terbaru

Jawa timur

Spanduk Protes Muncul di Depan Kecamatan Tulakan,Ada apa?

Senin, 28 Jul 2025 - 16:21 WIB

KALIMANTAN

Seluruh warga Penajam Harus Merasakan Gas Rumah

Senin, 28 Jul 2025 - 13:41 WIB