JOMBANG, Nasionaldetik.com –Salah satu acara rutin ormas lintas agama budaya tradisi dan kebhinekaan, Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) adalah Istighosah Ngaji Pancasila, Sejarah Dan Peradaban Nusantara. Acara diskusi kebangsaan yang dilakukan rutin tiap bulan PNIB Bekasi Utara kali ini mengambil thema “Jangan Rampok, Palsukan dan Belokkan Sejarah Peradaban Bangsa”. Thema tersebut menjadi isu penting menjelang Pergantian Tahun di tahun transisi, dinamika kepemimpinan 2024 ini Dan Refleksi Desember Bulan Toleransi Dan Kesetaraan, Serta Memperingati Haul Gus Dur Ke 15.
Ketua Umum PNIB AR Waluyo Wasis NUgroho (Gus Wal) yang hadir pada acara yang digelar MInggu (8/12/2024) menekankan pentingnya otentifikasi pemahaman sejarah di era milenial ini.
“Sejarah perjuangan bangsa tidak boleh dirampok, dibelokkan apalagi dipalsukan. Bahwa pergerakan kemerdekaan bangsa dilakukan oleh anak-anak bumi putra pemilik Nusantara. Bukan pemberian bangsa asing, Yaman atau Arab yang selama ini santer dinarasikan. Mereka hanya pendatang yang numpang hidup, berdagang mencari aman di era pra kemerdekaan. Merapat ke penjajah saat Belanda berkuasa, lalu pindah mendukung Indonesia ketika sudah merdeka” ungkap Gus Wal dalam acara Ngaji Pancasila yang dihadiri puluhan kader PNIB.
Gus Wal juga menegaskan bahwa peradaban bangsa ini sudah ada sebelum datangnya penjajah. Keluhuran budaya dan di Nusantara lahir tradisi yang sudah tertanam kuat sejak masih banyak Kerajaan berdiri.
“Sejarah mencatat Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat Ilmu pertanian dan maritim di Asia, negara lain banyak belajar dari peradaban kita yang sudah lebih maju. Kebesaran Kerajaan Majapahit menjadi rujukan bangsa lain belajar ilmu tata negara. Candi terbesar ada di Indonesia sebagai bukti tingginya ilmu arsitektur di jaman Dinasty Syailendra. Itu semua tidak bisa dihapus dengan membelokkan sejarah bangsa karena jasa bangsa asing yang datang” imbuh Gus Wal
Melalui Ngaji Pancasila Sejarah dan Peradaban kali ini, PNIB kembali mengingatk arti penting persatuan dan kesatuan bangsa menjadi modal penting bertahannya suatu bangsa dari gempuran pengaruh asing.
“Bangsa asing yang datang ke Nusantara dulunya justru mengadu domba antar kerajaan yang akhirnya saling berperang, dan setelah hancur mereka mengasainya. Sekarang pihak asing datang lagi untuk mengadu domba dengan paham asing mengatasnamakan Agama untuk memecah belah kita. Jika persatuan kita lemah dan pemahaman sejarah kita aktif dimanipulasi, maka bangsa ini hanya menunggu waktu menjadi Suriah atau Afghanistan yang hancur karena perang saudara.” Kata Gus Wal.
Istighotsah Ngaji Pancasila Sejarah Dan Peradaban malam itu menyimpulkan bahwa sejarah peradaban bangsa harus dipertahankan dari upaya perampokan, pembelokkan dan manipulasi. Membumikan Pancasila dan Merah Putih menjadi agenda wajib PNIB dan seluruh elemen masyarakat demi martabat bangsa
“Jangan sampai kita merdeka namun tidak berdaulat karena dikuasai paham asing. Sejarah tidak selalu ditulis oleh pemenang, tapi ditanam sedini mungkin. Pancasila sudah paripurna tidak ada tawar menawar untuk dirubah lagi, dan bagi yang tidak sepakat dengan Pancasila tempatnya bukan di sini. Silahkan pindah ke gurun yang masih bebas dan luas”, Ujar Gus Wal
Ngaji Pancasila, Dejarah dan Peradaban memperingati Haul Gus Dur Ke 15 Dan Refleksi Desember Bulan Toleransi Dan Kesetaraan ini kami PNIB mengajak masyarakat untuk terus menjaga kampung desa dan lingkungan kita masing masing dari wahabi Khilafah sumber bubit tunas lahirnya Intoleransi Radikalisme separatisme dan Terorisme pungkas Gus Wal
Penulis:(Tim PNIB)