PNIB : Belajar Menghargai Keberagaman Dari Kasus Gus Miftah, Rakyat Menolak Diskriminasi Verbal Dalam Bentuk Apapun.

- Redaksi

Sabtu, 7 Desember 2024 - 11:30 WIB

4075 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JOMBANG,Nasionaldetik.com – Kegaduhan di dunia maya yang melibatkan utusan khusus Presiden sekaligus pendakwah kondang Gus Miftah cukup memprihatinkan banyak pihak. Perundungan di ruang publik kepada penjual es yang dilakukan oleh Gus Miftah yang dikecam banyak pihak telah mencoreng dunia dakwah di Nusantara. Islam tradisional yang kental dengan dunia toleransi tercoreng oleh sikap diskriminatif Gus Miftah.

AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) selaku ketua umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) memberikan tanggapannya terkait insiden yang melahirkan kemarahan publik tersebut. Menurut Gus Wal, marwah Islam tradisional yang ramah dalam menyampaikan dakwah sedang mengalami masa introspeksi.

“”Kasus merendahkan status sosial seseorang yang dianggap bisa diolok-olok bukan yang pertama terjadi. Gus Miftah hanya salah satunya, masih banyak pendakwah lain yang diskriminatif dalam menyampaikan pesan. Gaya bercanda tidak menjadi masalah jika itu dilakukan di ruang pribadi yang sudah saling mengenal. Jika itu dilakukan di mimbar dakwah sangat riskan diikuti jamaah yang menganggap etika dan adab adalah sesuatu yang tidak penting” ungkap Gus Wal saat dihubungi awak media.

Meskipun dalam perkembangan terakhir, Gus Miftah sudah meminta maaf dan menyatakan mengudurkan diri dari jabatan utusan khusus Presiden, namun masyarakat menganggap persoalan etika pendakwah yag melenceng dari kaidah Agama tidak berhenti pada Gus Miftah.

“Budaya toleransi kita sedang di titik terendah, mimbar dakwah lebih didominasi kelompok interest yang beraroma politis. Jamaah seolah diajak membenci sesuatu yang tidak disukai oleh pendakwah secara pribadi. Islam yang ramah menjadi Islam marah-marah tanpa solusi, dan itu berpotensi munculnya polarisasi yang berujung pada intoleransi serta membuat paham wahabi khilafah Terorisme semakin bertambah subur” imbuh Gus Wal.

PNIB berharap ada suatu kebijakan dari Pemerintah untuk membatasi kebebasan dakwah yang menjurus pada provokasi. Menurut Gus Wal hal tersebut penting untuk mengantisipasi kasus serupa terjadi di kemudian hari.

“Sertifikasi pendakwah menjadi hal urgent untuk dilaksanakan. Jika seorang pendakwah tidak lolos sertifikasi karena kecenderungan gaya dan latar belakang lebih banyak mudhorotnya daripada kemaslahatannya maka tidak diberikan ijin acara yang melibatkan banyak jama’ah. Pendakwah ibarat media penyiaran yang berbicara untuk publik, jika tidak diawasi maka informasi hoax dan ajakan yag berpotensi merugikan pihak lain bisa terjadi. Masyarakatlah yang jadi korban” kata Gus Wal.

Baca Juga :  Pj Gubernur Jawa Timur Resmikan Kawasan Kuliner Halal Serta Jembatan Kalidawir Tulungagung

Kasus Gus Miftah menjadi pelajaran berharga bagi kita tentang pentingnya nilai adab dan etika dalam berbicara. Tokoh publik yang kurang beretika akan melahirkan pengikut yang tidak jauh dari nir-etika, jika itu tidak diantisipasi maka tidak mustahil akan melahirkan perundungan lain, bahkan bisa menyuburkan paham wahabi khilafah yang merupakan sumber bibit tunas lahirnya Intoleransi, Radikalisme, Separatisme Terorisme. Meskipun tidak viral namun dampak kerusakannya massiv terkait akhlak, kasus Gus Miftah ini akan diingat ingat dalam benak masyarkat dalam waktu yang lama bahkan sepanjang hidup, sama halnya seperti Masyarakat Indonesia tak akan mudah lupa dengan tabiat Abdul Somad, Haikal Hasan, Rizieq Shihab dan Bahar Bin smith juga bisa jadi akan terus terngiang seperti tatkala amien rais melengserkan Gus Dur sebagai presiden, Mungkin Gus Miftah Sudah minta maaf kepada sunhaji, begitu pula sebagian masyarakat juga sudah memaafkannya namun akan tetap mengingatnya tanpa melupakanya sepanjang hidup, pungkas Gus Wal.

Penulis :(Tim PNIB)

Berita Terkait

Polres Nganjuk Imbau Pelaku Penganiayaan Santri di Prambon Segera Menyerahkan Diri
Dandim 0806/Trenggalek Tinjau Rencana Pembangunan Dapur Sehat di Desa Gayam
Polres Nganjuk Ungkap Pelaku Perampokan Minimarket di Loceret dan Warujayeng
Polisi Lakukan Olah TKP Ditemukannya Orang Meninggal di Desa Plosokandang Kedungwaru
Ketua Umum NR Icang Rahardian SH MH Menghadiri  Pelantikan 4 Pengurus Daerah DPD IWO Indonesia di Jawa Timur
Korem 081/DSJ Terima Tim Dalproggar Kodam V/Brawijaya
Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Serda Yudi Bantu Petani Tanam Padi
Antisipasi Gangguan Kamtibmas, Polres Nganjuk Gelar Penyekatan Kedaerahan di Wilayah Perbatasan

Berita Terkait

Rabu, 11 Desember 2024 - 15:21 WIB

Ketua AJO-L Tanggamus bereaksi Terkait Pembagian Zonasi Oleh Apdesi Tanggamus

Rabu, 11 Desember 2024 - 14:52 WIB

Polda Lampung Tahan 2 Tersangka Korupsi Penyimpangan Dana BUMAKAM di Tulang Bawang

Rabu, 11 Desember 2024 - 14:40 WIB

27 November 2024 Sudah Berlalu,Aries Sandi Supriyanto Menang Pilkada Pesawaran Satu Putaran,FK-WKP Berharap Bisa Diterima Semua Pihak

Rabu, 11 Desember 2024 - 14:21 WIB

Warga Bandar Agung suoh Menjerit ,keluhkan Luapan Air Sungai Yang Tak Kunjung Ada Perhatian

Selasa, 10 Desember 2024 - 10:00 WIB

Polda Lampung Tegaskan Tidak Ada Penolakan Laporan Masyarakat, Komitmen Transparansi dan Akuntabilitas

Senin, 9 Desember 2024 - 12:32 WIB

Brimob Polda Lampung Siaga Hadapi Cuaca Buruk, Personel dan Peralatan Disiapkan

Senin, 9 Desember 2024 - 12:22 WIB

Tindakan Tegas Kepolisian Di perlukan Untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat

Senin, 9 Desember 2024 - 12:14 WIB

Ditreskrimum Polda Lampung Raih Penghargaan Top of News atas Pengungkapan Kasus Penipuan Petani Senilai Rp10 Miliar

Berita Terbaru