PNIB : Oktober Bulan Sumpah Pemuda, Refleksikan Persatuan Lawan Wahabi Khilafah Radikalisme dan Terorisme

edisupriadi

- Redaksi

Minggu, 13 Oktober 2024 - 11:23 WIB

40174 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nasionaldetik.com , Jombang – Momentum peringatan Sumpah Pemuda seringkali ditafsirkan bersatunya aneka suku, adat, budaya dan Agama untuk terlepas dari belenggu penjajahan. Rasa Nasionalisme sama-sama ingin merdeka menjadi perekat kebhinekaan tersebut.

Apa yang terjadi kini setelah Indonesia menapaki jalan kemerdekaannya? Berikut wawancara awak media dengan Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) dalam diskusi kebangsaan menyambut Sumpah Pemuda 28 Oktober.

“Awal abad ke 19 tepatnya tahun 1928, negara Indonesia belum lahir. Namun semangat persatuan sudah mulai dicanangkan oleh kaum pribumi. Apa pendapat Gus Wal terkait momentum pergerakan pada saat itu?”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Pada saat itu keinginan besar penghuni bumi Khatulistiwa, sebelum Indonesia lahir hanya satu. Yaitu terlepas dari belenggu penjajahan yang telah berlangsung berabad-abad lamanya. Para pemuda pribumi dari bermacam kerajaan, suku dan lintas Agama merasakan penderitaan menjadi bangsa terjajah. Disedot kekayaan alamnya, dipekerjakan di tanah air sendiri menjadi bentuk pembunuhan generasi secara perlahan-lahan. Cita-cita mereka untuk merdeka dan mengentaskan kemiskinan mempunyai musuh yang sama, yaitu Kolonialisme dan Imperialisme”

“Setuju, Gus. Dan upaya pergerakan kemerdekaan tersebut tidaklah semudah yang dibayangkan. Jika kemudian berhasil melahirkan deklarasi Sumpah Pemuda, apa yang menjadi perekat satu tekat mereka?”

“Utamanya adalah kecintaan mereka pada tanah airnya sendiri. Menjadi budak di negeri sendiri yang kaya raya itu sungguh menyakitkan. Nasionalisme pada waktu ada dalam pikiran kaum pribumi terpelajar. Untuk mewujudkan kemerdekaan diri sendiri butuh menyatukan banyak pihak termasuk kaum rakyat jelata yang selama ini pasrah tidak mampu melakukan apa-apa. Ikrar Sumpah Pemuda menjadi titik awal bahwa kemerdekaan sejati hanya bisa didapat dengan perjuangan, bukan hadiah atau balas jasa dari penjajah”

Baca Juga :  Kolaborasi Pengusaha dan Petani Melahirkan Inovasi Berkelanjutan di Desa Ganggang Tingan

“Jadi boleh dikatakan mereka yang ber-Sumpah Pemuda belum berpikir tentang sebuah negara?”

“Persatuan menjadi embrio pergerakan untuk merdeka, selanjutnya membentuk negara adalah proses pengakuan kedaulatan berbangsa. Bangsa yang merdeka selanjutnya harus berdaulat agar tidak terulang lagi upaya penjajahan”

“Ok, Gus. Jadi kronologisnya kita bersatu dulu, kemudian membentuk negara untuk mendapat pengakuan kemerdekaan. Pertanyaan selanjutnya setelah merdeka sudah cukupkah tanggung jawab kita pada persatuan?”

“Persatuan itu bukan benda mati, tetapi situasi dinamis yang terjadi seiring berjalannya waktu. Menjaga persatuan menjadi tanggung jawab selanjutnya sebagai anak bangsa. Anda bisa lihat beberapa tahun belakangan ini. Adakah yang terganggu dari persatuan kita?”

“Ya, ada sedikit upaya memecah belah, bukan dari bangsa penjajah tetapi dari bangsa kita sendiri”

“Betul, penjajah yang datang bukan lagi memegang senjata, peluru, bom untuk melumpuhkan pertahanan kita. Mereka datang membawa paham ideologi yang disusupkan kepada generasi muda kita”

“Paham ideologi seperti apa yang datang dan dianggap merusak persatuan dan kesatuan kita,Gus?”

Baca Juga :  Gelar Turnamen HUT SSB Patriot ke-19, Hendra DS: Junjung Tinggi Sportivitas dan Kejujuran

“Wahabi, Takfiri/Salafi dan khilafah. Itu 3 ideologi dari luar yang begitu masif disusupkan melalui jalur agama. Persatuan dan kesatuan kita menerima kebhinekaan rusak, karena paham itu anti perbedaan. Dari ketiga paham tersebut munculah dai provokator, penceramah radikal yang menyebarkan paham kebencian kepada orang yang tidak sepaham. Bibit intoleransi lahir selanjutnya mereka hidup dalam kemarahan pada situasi menghancurkan apapun yang menghalangi keyakinan mereka. Radikalisme Terorisme menjadi upaya jihad dengan janji masuk surga. Perang saudara menjadi cita-cita mereka dan ketika negara hancur mereka muncul mendirikan negara baru sesuai dengan paham mereka yang akhirnya mereka pun akan saling berebut kekuasaan dengan saling berperang, seperti apa yang bisa kita lihat dari Afghanistan Suriah dll.

“Sebegitu dahsyatnya pengaruh paham bisa merusak ideologi kebangsaan kita yang telah susah payah dipersatukan Melalui Sumpah Pemuda sejak 1928? Apa upaya PNIB dalam menyikapi situasi yang sudah serupa api dalam sekam ini, Gus?”

“PNIB akan terus berupaya menghadang mereka, konsisten memberikan kesadaran pada generasi muda bahwa kita sedang dijajah paham asing Wahabi Khilafah yang merupakan bibit tunas lahirnya Intoleransi Radikalisme Separatisme Terorisme. Karena sedetik kita berhenti berpikir terjajah oleh mereka, maka kita sudah kalah, itu saja”

Penulis : Tim PNIB

Pimred : Edi uban

Berita Terkait

Wau Kabupaten Pacitan Terima Anggaran Rp4 Miliar dari Inpres 2025
Polres Nganjuk Siagakan Personel Amankan Aksi Damai RT/RW di DPRD
Kapolres Nganjuk Hadiri Apel Akbar KNC 2025, Ribuan Pelajar Nganjuk Terima Beasiswa
“Tragis! Tanah Petani Mojowuku Disulap Jadi Sporadik Atas Nama Makelar, Hati-Hati Pengembang Nakal”
Warung Makan Cinta Jaya,Kelezatan Nasi Tiwul Ikan Tuna Khas Pacitan
Naas Pelaku Pembacokan Satu Keluarga di Pacitan,Ditemukan Tewas Membusuk di Hutan
LPK RI DPC Gresik SIDAK Urukan Diduga Ilegal, Lahan Hijau Ketahanan Pangan Terancam Rusak
PNIB : Selamatkan Pelajar dari Keracunan Masal, Stop Sementara MBG Sebelum Berubah Menjadi Makan Beracun Gratis

Berita Terkait

Selasa, 30 September 2025 - 13:20 WIB

Kementerian HAM Sumut merespon peristiwa di wilayah Sihaporas, Kabupaten Simalungun

Selasa, 30 September 2025 - 12:04 WIB

Dari Bengkulu ke Sibolga, Tri Purnomo Emban Amanah Baru Sebagai Kalapas Kelas IIA

Selasa, 30 September 2025 - 08:36 WIB

Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sumatera Utara Pastikan Layanan Posbankum Berjalan Optimal di Kabupaten Asahan

Selasa, 30 September 2025 - 06:00 WIB

Polres Nias Resmikan Operasional Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Selasa, 30 September 2025 - 05:58 WIB

Kapolres Samosir Gelar Bakti Sosial untuk Korban Kebakaran 8 Unit Rumah di Desa Simarmata

Selasa, 30 September 2025 - 05:52 WIB

Isu Fee Proyek Jalan, DN Baru Membantah Usai Ada Kontak dari Kejati

Senin, 29 September 2025 - 19:06 WIB

Danrem 083/Bdj Kukuhkan Pergantian Dandim 0818/Kab. Malang-Batu dan 0833/Kota Malang, Apresiasi Pengabdian dan Sambut Pejabat Baru

Senin, 29 September 2025 - 17:06 WIB

Kemenkum Sumut Kawal Ranperda, Pastikan Warga Medan Mudah Akses Informasi Perda dan Kuat Wawasan Kebangsaan

Berita Terbaru