PNIB : Indonesia Darurat Multidimensi, Intoleransi Pemicu Radikalisme Terorisme Masih Terjadi Karena Wahabi Khilafah Dibiarkan Maju Berkembang Pesat

Edi Supriadi

- Redaksi

Jumat, 27 September 2024 - 15:55 WIB

40209 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nasionaldetik.com , Jombang – Krisis multidimensi yang melanda Indonesia selama beberapa tahun belakangan ini semakin bertambah satu dimensinya usai Pemilu 2024 yang masih menyisakan aneka kontroversinya. Akumulasi carut marut pengelolaan negara selalu menjadi persoalan dalam transisi kekuasaan dari pemimpin sebelumnya ke pemegang tampuk selanjutnya. Akan semakin carut marut atau terjadi upaya anomali, tergantung visi kekuasaan yang baru. Jumat (27/09/24)

Tahun 2024 bangsa ini menjalani pergantian nama penguasa, namun sesungguhnya tidak dengan kekuasaannya. Ratusan juta masyarakat penghuni bumi Nusantara khatulistiwa ini masih menyimpan aneka pertanyaan yang belum terjawab, akan dibawa kemana arah perjalanan bangsa ini? Pertanyaan dari seorang rakyat biasa akan berbeda dengan pertanyaan yang sama untuk kalangan elit kekuasaan yang dipercaya mengemudikan perahu bangsa berlayar.

Ormas lintas agama, budaya dan kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) menjadi salah satu organisasi yang konsisten mengawal pemerintah dari waktu ke waktu. Awak media berhasil menemui ketua umumnya AR Waluyo Wasis Nugroho atau yang akrab disapa Gus Wal di Jakarta untuk melakukan wawancara terkait kondisi bangsa pasca Pemilu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kita sebagai masyarakat biasa sedang dalam kondisi sedih sesedih-sedihnya. Arah bangsa ini ke depannya bagaimana sudah terbaca dengan jelas. Mereka akan melanjutkan kekuasaan dengan berbagai cara demi keberpihakan kepada kaum kapitalis yang berdiri di atas penderitaan rakyat” ujar Gus Wal penuh keprihatinan.

Kaum kapitalis yang dimaksud Gus Wal tak lain adalah para pengusaha dan konglomerat yang selama ini menguasai sumber daya alam (SDA). Kekayaan alam bangsa yang melimpah sesuai amanat UUD 45 untuk kemakmuran bangsa telah dimanipulasi secara terstuktur sistemik dan massif justru untuk kepentingan segolongan orang.

Baca Juga :  Polres Nganjuk Amankan Pelaku Penjambretan di Jln Raya Gondang-Rejoso

“Kita wajib bersyukur menjadi bangsa yang dianugerahi SDA melimpah, namun rasa syukur yang menjadi tanggungjawab kita kepada Tuhan tidak sebanding dengan upaya eksplorasi ugal-ugalan yang dilakukan segelintir orang yang berkolaborsi dengan kekuasaan. Kasus salah kelola tambang timah yang merugikan negara 271 triliun mustahil hanya dilakukan oleh mereka yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Negara ini sampai kecolongan sebesar itu yang pasti sudah menjadi sebuah sistem, bukan sekedar modus korupsi. Kita masyarakat miskin membayangkan negara sedang mendzolimi hak rakyatnya sendiri. Harga pangan yang semakin mahal terasa sekali di masyarakat bawah, bahkan untuk menunaikan kewajibannya membayar zakat masih banyak yang kesulitan.” lanjut pria berambut panjang yang aktif turun ke jalan menyuarakan anti khilafah, wahabi, Intoleransi, radikalisme dan terorisme di berbagai kota bersama PNIB.

Menurut Gus Wal akar pemasalahan bangsa ini menjadi gemar berkorupsi karena lemahnya peran dan kedaulatan pemerintah menjaga kepentingan aset nasional.

“Jangan hanya bangga dengan pembangunan infrastruktur yang gila-gilaan, tapi kita coba berpikir kritis. Kitalah yang sebenarnya membiayaai itu semua, namun kita tidak mendapatkan keadilan. Contoh paling nyata infrastruktur jalan tol. Lebaran 2024 yang ketika akan terjadi arus mudik, masyarakat hanya mendapatkan tarip diskon 20% saja,namun jangan lupa sebelum lebaran tarip itu sudah merangkak naik tanpa kita sadari. Di Malaysia pemerintah menggratiskan semua jalan tol pada momentum lebaran. Pemerintah kita masih belum mampu karena masih dalam kendali kekuasaan investor yang tidak ingin kehilangan pendapatannya serupiahpun.” jelas Gus Wal panjang lebar.

Baca Juga :  Syarat Bacalon Walkot Makassar Perseorangan? Ini Syaratnya

Pada sisi lain Gus Wal juga menyoroti masih maraknya paham Wahabi khilafah yang masih bebas disebarluaskan di Indonesia. Ajaran Wahabi menurut Gus Wal adalah ibu kandung paham khilafah, wahabi Khilafah yang melahirkan bibit tunas intoleransi radikalisme separatisme terorisme.

“Sekedar jadi bahan perbandingan saja, Malaysia sudah melarang ajaran Wahabi karena mereka paham bibit intoleransi muncul dari pemahaman keliru tentang agam Islam tersebut. Mengapa kita masih belum mampu melarang ajaran tersebut, salah satu faktornya karena kita belum sepenuhnya paham arti kebhinekaan, perbedaan dan SARA. Para penentu kebijakan masih mempertimbangkan mayoritas dan minoritas sebagai hal sakral yang harus dipertahankan. Sementara dalam kubu mayoritas sendiri banyak perbedaan yang secara prinsip saling bertentangan” lanjut Gus Wal.

Situasi sulit yang dialami bangsa ini bagi Gus Wal bukan jadi alasan untuk pesimis akan terjadinya perubahan mendasar. Gus Wald dan PNIB akan terus menyuarakan protes sebagai sisi keseimbangan.

“Dalam situasi apapaun jangan berhenti bersuara. Saya dan PNIB akan kan terus bergerak berjuang mengedukasi kesadaran masyarakat secara nyata. Kami yang sudah sadar terlebih dahulu punya tanggungjawab menyuarakan keadilan yang menjadi hak semua manusia tanpa bertanya apa agama dan sukunya. Karena sedetik kita berhenti bersuara, kita telah terjajah” Wujudkan Indonesia Tanpa Koma, Indonesia Yang Setara Tanpa Intoleransi Radikalisme Separatisme Terorisme dengan nyata negara bersikap tegas terhadap Wahabi Khilafah yang kian semakin hari kian berkembang pesat dalam senyap”, pungkas Gus Wal di akhir wawancara.

Penulis : Adi Tim

Pimred : Edi uban

Berita Terkait

Kapolres Jombang Berikan Beasiswa kepada Putra-Putri Pegawai Negeri Pada Polri yang Berprestasi
Kecamatan Boyolangu Gelar Bimtek Kepemimpinan dan Pengelolaan Keuangan Desa Wujudkan Pemerintahan Bersih, Transparan, dan Akuntabel
Meriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-80, Polres Jombang Gelar Pertandingan Mini Soccer (Sepakbola Sarung)
Cegah Penyalahgunaan, Polres Nganjuk Perketat Pemeriksaan Senjata Api
Polres Nganjuk Menggelar Coaching Clinic di Aula Tantya Sudhirajati
Pertalite untuk Tengkulak, Rakyat Gigit Jari: SPBU Muneng Jadi Sorotan Tajam
Meriah! Ribuan Pelajar SMP Nganjuk Ikuti Karnaval dan Pawai Budaya HUT RI ke-80
“Gedung Serba Guna Rp 95 Juta: Transparansi Desa Bolo Lenyap, Akal Sehat Terseret Lumpur”

Berita Terkait

Rabu, 13 Agustus 2025 - 18:03 WIB

Sipropam Polres Tanah Karo Laksanakan Gaktiblin Personel

Rabu, 13 Agustus 2025 - 17:56 WIB

Bhabinkamtibmas Polsek Tigapanah Bagikan Bendera Merah Putih, Ajak Warga Jaga Keamanan Desa

Rabu, 13 Agustus 2025 - 17:29 WIB

Polres Tanah Karo Gelar Patroli Malam Antisipasi 3C dan Gangguan Kamtibmas

Rabu, 13 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Polsek Mardingding Tindak Lanjuti Informasi Media, Cek Lokasi Diduga Tempat Peredaran Narkoba

Selasa, 12 Agustus 2025 - 22:43 WIB

Polres Tanah Karo Bersinergi Dengan Bulog Gelar Gerakan Pangan Murah, Jaga Stabilitas Harga Beras

Selasa, 12 Agustus 2025 - 22:23 WIB

Polsek Payung Pasang Bendera Merah Putih di Kendaraan dan Rumah Warga Untuk Semarakkan HUT RI ke-80

Selasa, 12 Agustus 2025 - 22:17 WIB

Polsek Kutabuluh Bersama Forkopimca Laksanakan Pemasangan Bendera Merah Putih

Selasa, 12 Agustus 2025 - 11:34 WIB

Sidang Nama Baik Yang Tercemar !!!

Berita Terbaru

Sumatera utara

Polda Sumut Gerebek THM CDI, Puluhan Pengunjung Diamankan

Rabu, 13 Agu 2025 - 18:48 WIB

JAMBI

Kemerdekaan: Lebih dari Sekadar Bebas

Rabu, 13 Agu 2025 - 17:52 WIB

JAMBI

Jejak Merdeka: Menuju Keadilan dan Kesejahteraan

Rabu, 13 Agu 2025 - 17:48 WIB