Kembalinya Risma,Tumbuh Bersama Sistem Merit Birokrasi

edisupriadi

- Redaksi

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 02:27 WIB

40211 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Surabaya,Jatim,Nasionaldetik.com-Tri Rismaharini kembali. Kali ini dengan misi lebih besar: memperbaiki kondisi Jawa Timur. Dan kita tahu, dia punya semuanya untuk itu. Kegigihannya adalah modal besar seorang pemimpin yang senantiasa ditunggu, bagaikan elang-rajawali yang tabah di masa pancaroba seperti pidato Bung Karno pada perayaan HUT Kemerdekaan RI 1949.

Risma tidak hadir dari ruang hampa. Dia tidak lahir tanpa rekam jejak. Bukan seorang pemimpin yang berasal dari antah berantah yang kemudian muncul dengan menjual wajah melas di hadapan publik. Risma adalah Risma. Seorang yang dibentuk dengan perjalanan panjang dunia birokrasi dan politik, sebuah dunia yang memaksa orang untuk—meminjam istilah Tan Malaka: “terbentur-terbentur-terbentur-terbentuk”.

Mengawali kariernya sebagai Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya pada 1997, Risma tumbuh bersama sistem merit birokrasi yang tertata rapi. Pengetahuan dan pengalamannya di bidang tata kota dan bagaimana menyejahterakan rakyat terakumulasi dari sekian “tour of duty” di Pemerintah Kota Surabaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kemampuannya untuk menata dan membangun Surabaya teruji saat Risma menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya pada 2008 dan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya pada 2010. Dia memahami bagaimana seharusnya sebuah kota metropolitan berstandar dunia diwujudkan di Surabaya.

Namun pemahamannya baru bisa diwujudkan menjadi tindakan dan kebijakan yang lebih konkrit saat terpilih menjadi wali kota Surabaya selama dua periode pada 2010-2020. Risma membuat sekian gebrakan mulai dari menata banyak taman kota, membuat Surabaya lebih hijau, membuka jalan lingkar untuk memecah kemacetan, beragam program pro rakyat, hingga ketegasannya membangun sistem antikorupsi melalui e-procurement, e-budgeting, dan e-planning.

Baca Juga :  Pj Bupati Brebes Sarankan Pramuka Diberi Pelatihan TI dan Hukum 

Kebijakannya yang paling fenomenal dan berani tentu saja adalah menutup pusat lokalisasi terbesar di Asia Tenggara: Dolly. Dia bersedia untuk diserang oleh mereka yang tidak setuju dengan berbagai dalih. Namun Risma bergerak atas dasar kemanusiaan. Dia tak ingin ada lagi perdagangan manusia terjadi di depan matanya pada saat masih berkuasa.

Jauh sebelum blusukan menjadi populer, Risma sudah melakukannya tanpa publikasi pers. Dia bekerja dalam sunyi hanya untuk melayani dan memahami keinginan warga kota. Saat banjir terjadi, Risma datang dengan berbalut jas hujan dan membawa handy talkie mengomandani penanganannya agar cepat surut. Dia seperti memahami benar bagaimana lekuk-lekuk kota ini seperti memahami dirinya sendiri.

Risma juga rela turun langsung membela warganya di tengah konflik. Saat kerusuhan di Tol Simo terjadi pada medio Juni 2014, dia turun tangan meminta massa yang menyerang polisi untuk membubarkan diri. Semprotan gas air mata sempat membuat matanya perih. Namun dia tak mundur.

Gebrakan-gebrakan teknokratik Risma, yang ditopang sifat welas asihnya dalam membela warga Surabaya serta komitmennya pada anti korupsi, membawa tokoh perempuan peraih Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) tersebut memenangi hati 893.087 warga Surabaya atau 86,34 persen dari suara pemilih pada Pilkada 2015. Warga melihat ketulusan hatinya untuk melayani dan mengayomi, seperti yang pernah diucapkan Bung Karno, “Bunga mawar tidak pernah mempropagandakan harumnya, namun keharumannya dengan sendirinya menyebar melalui sekitarnya.”

Baca Juga :  Sigap! TNI-Polri & TRC-PB Berjibaku Padamkan Api di Panggul Trenggalek

Risma memiliki komitmen antikorupsi yang kuat. Bukan hanya dengan kata-kata, melainkan juga dengan tindakan dan kebijakan. Saat menjabat Kepala Bagian Bina Pembangunan pada 2002, Risma membangun sistem e-Government di Pemkot Surabaya yang termasuk salah satu yang pertama di Indonesia, dengan pemantauan pada pengadaan barang/jasa secara bersih dan transparan.

Visi dan keberanian Risma membuat anggaran dibelanjakan secara efektif untuk pembangunan. Di Surabaya, dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) didedikasikan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat, karena Risma mampu membangun sistem yang baik. Risma sukses menggratiskan layanan pendidikan dan kesehatan, membangun ruang-ruang publik yang indah dan tertata, membuat Surabaya begitu hijau, menangani banjir secara optimal, dan beragam kinerja nyata yang dirasa rakyat.
Bayangkan jika kekuatan APBD yang berkisar Rp33 triliun mampu dibelanjakan secara efektif dan efisien karena dilandasi semangat transparansi, maka pembangunan merata bisa dirasakan seluruh masyarakat.

Setelah sempat menjadi Menteri Sosial, Risma kini kembali ke Jawa Timur untuk bertarung dalam pemilihan gubernur bersama ulama muda Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans. Targetnya terang-benderang: kemenangan.

Hanya dengan kemenangan, maka kewenangan bisa diambilalih. Bukan untuk kepentingan pribadi, namun untuk kepentingan rakyat, terutama mereka yang tertindas dan dipinggirkan. Risma tentu memahami itu. Apalagi dia pernah menjadi Menteri Sosial yang berurusan dengan persoalan-persoalan kemiskinan dan penderitaan.

Bu Risma kini kembali. Masyarakat Jawa Timur seperti menemukan oase teladan kepemimpinan yang merakyat dan selalu menginspirasi melalui bukti kinerja. We love you, Bu Risma!

Penulis: Eri Irawan,
Kader PDI Perjuangan Kota Surabaya

Berita Terkait

Lapas Lubuk Pakam Gandeng BNN dan Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Gelar Tes Urine Massal
Sentuhan Kepedulian di HUT ke-80 TNI, Danrem 083/Bdj dan Kasrem Serahkan Bantuan Sosial untuk Warga Malang
Denpom I/5 Medan Terima Ucapan HUT ke-80 TNI dari Polrestabes Medan
Pdt. Dr. Jhon P.E. Simorangkir Siap Berdialog dengan Seluruh Warga GKPI Menyongsong SAP XXIV 2025
GM FKPPI 0201 Medan Hadiri HUT ke-80 TNI: Dede Hadade Lubis Tegaskan Dukungan Penuh untuk TNI Prima, Rakyat Maju
Jakarta Darurat Peredaran Obat Keras, APH Tutup Mata, Ketua Umum Elang 3 Hambalang Minta Pemerintah Ambil Sikap
Monitoring dan Evaluasi di Lapas Bengkulu: Langkah Nyata Dukung 13 Program Akselerasi
Sinergi Penguatan Supremasi Hukum, Kanwil Hukum Sumut Paparkan Capaian dan Aspirasi dalam RDP

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 12:09 WIB

“Polres Merangin Olah TKP Penemuan Mayat di Kebun Karet”

Minggu, 5 Oktober 2025 - 21:25 WIB

“Nissan Terano Dinas Merangin Hilang: Aset Daerah di Tangan Warga Sipil, Ke Mana Perginya?”

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 10:41 WIB

Diduga “cawe-cawe” Fahmi di Proyek Kelurahan Pasar Atas: Heru dan Mulyadi Terseret.

Kamis, 2 Oktober 2025 - 06:44 WIB

“Cawe-cawe” Fahmi, Mantan Lurah, di Pasar Atas Mencuat: Proyek Swakelola Jadi Sorotan

Rabu, 1 Oktober 2025 - 17:18 WIB

Tak Ada Ampun! Satpol PP Muaro Jambi Deklarasi Perang Terhadap Mafia Minyak & Rokok Ilegal

Rabu, 1 Oktober 2025 - 12:01 WIB

Polres Merangin Hadiri Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Kabupaten Merangin

Rabu, 1 Oktober 2025 - 08:14 WIB

Ada Apa….!!!! Mobil Dinas Nissan Terano Merangin: Antara Klaim dan Realita

Rabu, 1 Oktober 2025 - 07:57 WIB

Setelah ditunjuk sebagai Plt. Ketua PWI Merangin, Asmadi dan kawan-kawan bentuk pengurus dan persiapan pelantikan.

Berita Terbaru