Tegal, Nasionaldetik.com – Sidang Perkara pidana no. 6.pid.B/ 2024 PN. Tgl dengan terdakwa Mohammad Tauchid bin almarhum Sutarjo dengan agenda mendengarkan keterangan saksi dan menghadirkan barang bukti, pada hari Senin 20 Februari 2024 bertempat di ruang sedang satu dengan jaksa penuntut umum Teguh Sutardi SH MH.
Dalam menghadirkan saksi diantaranya yang Hadir adalah Sony satpam Cafe barbar, Sumitro Kepala Pasar Randugunting Kota Tegal, jumlah saksi lain, barang bukti diantaranya kayu yang dipakai pelaku untuk memukul korban hingga meninggal dunia, HP, rokok, dompet korban, yang berisi identitas serta rekaman CCTV yang merekam kejadian saat di kejadian di lokasi.
Ibu Enny Jamila ibu kandung korban pembunuhan Reza Mahendra (33) warga Kalisapu, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, saat di wawancarai menjelang persidangan menceritakan bahwa informasi yang menyebutkan anak keduanya seorang preman, langsung dibantahnya,
“Anak saya bukan seorang preman, Bahkan ia menjadi ketua perkumpulan motor 234 SC” , sebelum kejadian saja ia bersama ustadz rabu 5 Desember 2024, di rumah saudaranya di Randugunting, dipesan supaya tidak keluar malam ini.
Namun pukul 11.30 malam Reza di bel oleh temannya bernama nasif, diajak bertemu di cafe barbar , setelah dari acara di cafe ini, nasyid pulang dahulu dan menyampaikan bahwa nanti korban akan pulang bersama dua orang temannya bernama Alex dan Kholid, makmum keduanya tidak mengantar pulang.
Korban Reza akhirnya bercerita kepada Sony security Cafe Barbar , bahwa ia adalah teman dari salah satu anggota Polres Kota Tegal, yang berasal dari ambon, karena menyebutkan nama teman satu kampungnya akhirnya Sony mau mengantarkan Reza pulang namun Reza tidak sampai diantarkan ke rumah, hanya sampai di pasar Randugunting.
Sampai di pasar Randugunting, Reza sempat berpapasan dengan penjaga malam MT dan Edi , ketika korban berpapasan tidak ada omongan sama sekali tentang siapa Dari mana mau ke mana kepada korban saat korban duduk menelungkup dan akan menelpon saudaranya tahu-tahu dari belakang pelaku MT membawa kayu langsung memukul korban sebanyak tujuh kali hingga korban meninggal dunia.
Sumitro Kepala Pasar Randugunting ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa kalau terjadi kejadian Pembunuhan itu setelah melihat rekaman CCTV, dan yang bersangkutan tidak membenarkan atau tidak pernah memerintahkan kalau ada, orang mabuk , maling , atau siapapun yang buat onar sekalipun, langsung dipukuli namun standar prosedurnya adalah melaporkan kepada pihak berwajib atau kepolisian yang menanganinya ,”jelasnya.
Penulis : Abdul Ghofur
Editor : Fikri/Red