Janji Kampanye Hanya Omong Kosong, UMKM Penjahit Geruduk Dinas Pendidikan Muara Enim

edisupriadi

- Redaksi

Jumat, 3 Oktober 2025 - 17:58 WIB

4044 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Nasionaldetik.com,— 3 Oktober 2025  Puluhan penjahit lokal mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Muara Enim dengan wajah penuh kecewa. Mereka menuntut janji kampanye Bupati yang hingga kini tak lebih dari lip service politik yang tak pernah diwujudkan.

Pada masa kampanye, Bupati dengan lantang menjanjikan program pemberdayaan UMKM, khususnya sektor penjahit lokal. Ia berkomitmen agar proyek pengadaan seragam sekolah di Kabupaten Muara Enim dikerjakan oleh putra daerah, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha kecil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Janji itu sempat menjadi harapan baru bagi para penjahit. Mereka yakin akan mendapat kesempatan besar untuk bangkit dan berkembang. Namun, kenyataan berkata lain. Begitu kursi kekuasaan berhasil diraih, janji tinggal janji.

“Janji manis memperkaya penjahit lokal, tapi hasilnya kami hanya dapat jatah kecil—tak lebih dari sepuluh ribu potong. Itu pun tidak merata. Kami dipermainkan!” tegas salah seorang pengusaha penjahit dengan nada geram di depan kantor dinas.

Kekecewaan semakin dalam ketika mereka menduga adanya permainan kotor di balik proyek pengadaan. Banyak paket pekerjaan yang justru diduga diberikan kepada pihak luar daerah, sementara penjahit lokal hanya kebagian sisa yang tak seberapa.

Baca Juga :  Skandal BLT Desa Ogan Ilir: Korupsi dan Kelalaian Menggerogoti Dana Rakyat

“Kalau kapasitas, kami jelas mampu. Mesin ada, tenaga kerja ada. Tapi kalau dinas lebih memilih vendor luar, jelas ini bukan soal kemampuan, tapi soal keberpihakan. Kami dipinggirkan di tanah sendiri,” tambah seorang penjahit lainnya.

Bagi para penjahit, pengkhianatan janji kampanye ini bukan sekadar soal bisnis, tetapi juga martabat. Mereka merasa hanya dijadikan komoditas politik lima tahunan. Saat butuh suara rakyat, janji manis diumbar. Setelah berkuasa, rakyat ditinggalkan.

“Kami bukan minta belas kasihan. Yang kami tuntut adalah janji yang pernah diucapkan di depan umum. Kalau memang tidak bisa menepati, jangan berani mengumbar janji. Kami muak dengan politik yang cuma bisa menjual omongan,” seru seorang penjahit dengan nada keras.

Aksi protes ini lahir dari situasi nyata di lapangan. Banyak penjahit lokal yang kini merugi karena kehilangan peluang besar dari proyek seragam sekolah. Omzet usaha menurun, banyak pekerja terpaksa dirumahkan, bahkan ada yang menutup usaha karena tak sanggup bersaing dengan vendor luar yang diberi jalan mulus oleh pemerintah.

Baca Juga :  Viral Kembali..!! Kepala BKAD OKU Akan Di Periksa Kembali Oleh Penyidik KPK, Saat Ditanya Kebenarannya Setiawan Bungkam

Padahal, sektor UMKM terbukti menjadi penopang utama perekonomian daerah. Jika penjahit lokal diberi kesempatan, bukan hanya pemilik usaha yang diuntungkan, tetapi juga para pekerja, keluarga mereka, dan masyarakat sekitar.

Tak hanya soal moral politik, para penjahit menilai apa yang dilakukan pemerintah daerah juga bertentangan dengan regulasi. Dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, pemerintah daerah berkewajiban melindungi, memberdayakan, dan memberikan akses pasar bagi pelaku usaha kecil. Fakta di Muara Enim justru sebaliknya: janji diabaikan, aturan dilanggar, rakyat dikorbankan.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Muara Enim masih bungkam. Tidak ada klarifikasi maupun jawaban resmi terkait protes keras para penjahit. Sikap diam ini semakin menambah kecurigaan publik bahwa ada sesuatu yang ditutup-tutupi.

Aksi protes penjahit lokal ini bukan sekadar bentuk kekecewaan, tetapi juga peringatan keras bagi penguasa daerah. Rakyat mulai muak dengan janji kosong. Bila pemerintah daerah terus abai, bukan tidak mungkin gelombang protes akan semakin meluas dan menggerus kepercayaan masyarakat pada kepemimpinan Bupati.

Tim Redaksi Edi uban

Berita Terkait

SEKANDAL DANA DESA Rp 5,4 MILYAR KAJARI KAB. LAHAT DIDESAK BBERTINDAK LUBUK LAYANG ILIR, KIKIM TIMUR,
Batik Kujur, Warisan Budaya yang Hadirkan Identitas Baru Kota Tambang Tanjung Enim
Bobrok Anggaran! DPRD PALI Diduga Merongrong Uang Negara, Kelebihan Tunjangan Capai Rp734 Juta
Skandal Mark-Up APBD: Rp1,8 Miliar Pertanggungjawaban Fiktif Guncang Sekretariat DPRD
Skandal ‘Menangkap Jabatan’ BPD-Satpol PP: Kritik Pedas dari Kikim Timur Menghantam Apatisme Birokrasi Lahat
RP.12.218.282.689 ASET NEGARA PERALATAN KEDOKTERAN DAN KESEHATAN RUMKIT MUARA ENIM THN 2022 HILANG DITELAN BUMI DIDUGA DINKES MAIN HATI
TANGKAP….!!!  Para Tikus – Tikus Pejabat Bangsat di Pemkab Muara Enim Kangkangi Peraturan PRESIDEN RI NOMOR 33 TAHUN 2020
WRC PAN RI KEMBALI ADAKAN AKSI DOMO KEJAKSAAN NEGRI KOTA PRABUMULIH KASUS PMI DAN PUPR MANKRAK

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 08:38 WIB

Kapolsek Jatiwangi Bersama Forkopincam Hadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Senin, 6 Oktober 2025 - 08:33 WIB

Polsek Jatiwangi Gelar Acara Pisah Sambut Kanit Reskrim dan Panit Samapta, Jaga Solidaritas dan Kekompakan

Minggu, 5 Oktober 2025 - 20:19 WIB

Meriah,Pesta Laut Desa Ambulu Di Hibur Son Horeg

Minggu, 5 Oktober 2025 - 16:23 WIB

Kodim 0607/Kota Sukabumi Gelar Upacara HUT TNI ke – 80

Minggu, 5 Oktober 2025 - 10:24 WIB

Doa Bersama Munjung di Sumur Bandung Bertema “Ngarawat Adat, Ngaraksa Kahirupan”.

Jumat, 3 Oktober 2025 - 20:04 WIB

Tragedi Berulang! Keracunan Massal MBG Guncang Kuningan, 60 Siswa Jadi Korban — Siapa Tanggung Jawab?

Jumat, 3 Oktober 2025 - 11:18 WIB

Wakapolres Majalengka Kompol Asep Agustoni Sosialisasikan Perkap Nomor 6 Tahun 2023 Tentang Kehumasan Polri

Jumat, 3 Oktober 2025 - 11:14 WIB

Hadiri Pelantikan Perangkat Desa, Kapolsek Jatiwangi Berharap Perangkat Desa Semakin Bersinergi

Berita Terbaru