BEM PTNU: Hari Tani : Petani untuk Indonesia Bukan untuk Oligarki

edisupriadi

- Redaksi

Senin, 29 September 2025 - 15:44 WIB

4040 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Nasionaldetik.com,— 29 September 2025 Setiap 24 September, negara rutin mengulang jargon: “Petani adalah pahlawan bangsa.” Namun, jika benar pahlawan, mengapa mereka terus diperlakukan sebagai korban? Realitas di lapangan jauh dari penghormatan. Petani gurem kian terpinggirkan, tanah subur makin sempit, hasil panen makin merugi, sementara kebijakan negara lebih akrab pada kepentingan korporasi dan tengkulak.

Hari Tani seharusnya menjadi ruang refleksi, bukan pesta seremonial. Inilah saat paling tepat untuk menelanjangi dua persoalan mendasar yang terus mencekik petani: *deforestasi akibat ekspansi sawit*dan *ketidakadilan pascapanen yang diperparah kebijakan PPN pertanian*.
– *Hutan Hilang, Pangan Tergusur*

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Deforestasi di Indonesia melonjak tajam pada 2024. Yayasan Madani Berkelanjutan mencatat hilangnya **±206 ribu hektar hutan alam**, naik 53 persen dibanding tahun sebelumnya. Dari jumlah itu, 51 ribu hektar hilang akibat ekspansi kelapa sawit. Sementara Kementerian Kehutanan dan BRIN melaporkan deforestasi netto sebesar 175,4 ribu hektar*.

Angka ini bukan sekadar statistik. Ia adalah cermin dari tragedi pangan kita. Hilangnya hutan berarti hilangnya tanah garapan, sumber air, bahkan identitas petani kecil. Ironis, ketika pemerintah mengumandangkan kedaulatan pangan, justru lahan pangan produktif dikorbankan untuk kepentingan komoditas ekspor. Hutan lenyap, sawit berjaya, sementara petani tergusur.
– *Panen Raya, Kerugian Raya*

Baca Juga :  PNIB : Tolak Penceramah Kasar Penebar Kebencian. Kita Butuh Pendakwah Pribumi yang Santun. Saatnya Resurgence Nusantara Bersatu Melawan Imigran Yaman

Masalah pascapanen tak kalah mencolok. Secara resmi, *Nilai Tukar Petani (NTP) disebut naik—Maret 2025 mencapai 124,48. Tetapi April langsung melorot ke 121,75.Di balik angka itu, harga di tingkat petani terus merosot. Oktober 2024, harga gabah kering panen turun 0,85 persen, beras premium di penggilingan turun 0,11 persen. November 2024, tren serupa: gabah jatuh 1,86 persen, beras premium susut 1,15 persen*.

Artinya sederhana: data boleh terlihat membaik, tapi isi kantong petani tetap menipis. Tengkulak dan rantai distribusi panjang masih menjadi pemegang kendali, bukan petani itu sendiri.

– *PPN Pertanian: Pungutan di Atas Luka*

Di tengah keterpurukan itu, kebijakan fiskal justru menambah beban. Sejak 2022, hasil pertanian tertentu dikenai *PPN 11 persen lebih efektif, untuk harga jual. tarif yang sudah naik menjadi 12 persen, seiring kebijakan PPN umum 12 persen. Memang ada fasilitas “nilai lain” yang memungkinkan tarif hanya 1 persen?* tetapi syarat administratifnya sulit diakses petani kecil.

Baca Juga :  Peringati Hari Sumpah Pemuda, Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni Sebut Pemuda Jadi Aset Penting Pembangunan Indonesia Emas Tahun 2045

Maka, pungutan ini ibarat garam di atas luka. Petani yang sudah kalah dalam harga dan akses pasar kini dituntut pula menyetor pajak. Negara seolah lupa: keberadaan petani bukan sekadar penyumbang pendapatan fiskal, melainkan penopang utama ketahanan pangan bangsa.

– *Dari Seremonial ke Kebijakan Nyata*
Saya M Nadhim Ardiansyah Direktur Pertanian & Energi BEM PTNU Se Nusantara menegaskan Hari Tani bukan panggung untuk pidato kosong. Ia seharusnya momentum politik pangan:
1. Meminta pemerintah menghentikan deforestasi yang merampas lahan rakyat(petani),
2. ⁠Menegaskan agar pemerintah mereformasi tata niaga pascapanen agar harga adil di tingkat petani
3. Menghimbau pemerintah meninjau ulang kebijakan PPN agar tidak menambah beban petani.

Petani tidak butuh julukan “pahlawan” yang hanya hidup dalam baliho dan pidato pejabat. Mereka butuh tanah yang terlindungi, harga panen yang layak, dan kebijakan negara yang berpihak. Tanpa itu semua, Hari Tani hanyalah upacara hampa—peringatan atas bagaimana bangsa ini pandai memberi gelar, tetapi gagal memberi keadilan.

Tim Redaksi

Berita Terkait

Kecam Pencabutan Kartu Liputan CNN Indonesia, PPWI Desak Presiden Pecat Kepala BPMI
PNIB: Intoleransi, Anarkisme Khilafah Terorisme Di Indonesia Tak Akan Pernah Usai, Selagi Corong HTI Khilafah Terorisme Masih Diberikan “Previlege” Oleh Polri
Taruna/i STPN Bangga Ikut Berperan dalam Upacara Peringatan HANTARU 2025 di Kementerian ATR/BPN
Upaya Jalankan Reforma Agraria yang Pro Rakyat, Menteri Nusron: Kami Belum Teken Satu pun Perpanjangan HGU
Refleksi 65 Tahun UUPA, Percepatan Layanan Jadi Pekerjaan Utama Kementerian ATR/BPN
Layanan Pertanahan Berikan Dampak Nyata terhadap Penambahan Nilai Ekonomi di Indonesia
Pembangunan Harus Berkeadilan, Menteri Nusron: Reforma Agraria Jawab Ketimpangan Penguasaan dan Pemilikan Tanah
Upacara Peringatan HANTARU 2025, Menteri Nusron Realisasikan Asta Cita dengan Menjaga Tanah dan Menata Ruang

Berita Terkait

Senin, 29 September 2025 - 23:48 WIB

PNIB Meminta Presiden Prabowo Segera Ganti Kapolri yang “Mesra dengan UAS” Tokoh HTI Perusak Persatuan Anak Bangsa berdalih Toleransi

Senin, 29 September 2025 - 11:07 WIB

Patroli Malam di Selo, Koramil 07 Bersama Ormas Perkuat Keamanan Desa

Minggu, 28 September 2025 - 12:08 WIB

KRIMINALISASI KRITIK PUBLIK: NARASUMBER WARGA DILAPORKAN PEJABAT RW KE POLDA JATENG PASCA DAMAI, PROSEDUR PEMANGGILAN POLISI DINILAI AMBIGU

Minggu, 28 September 2025 - 07:04 WIB

KKNT Universitas Alma Ata Gelar Sosialisasi Program Makanan Tambahan Di Desa Trisobo

Sabtu, 27 September 2025 - 17:32 WIB

Dandim Sragen Menghimbau Kepada Masyarakat Daftar TNI gratis!

Sabtu, 27 September 2025 - 01:25 WIB

Babinsa dan Bidan Desa Laksanakan PSN Cegah DBD

Sabtu, 27 September 2025 - 01:21 WIB

Patroli Malam Jaga Kamtibmas, Koramil Klego Bersama Linmas dan Kokam Tingkatkan Keamanan Desa Bade

Sabtu, 27 September 2025 - 01:17 WIB

Panglima TNI Luncurkan Operasi SPPG di Boyolali, Hadirkan Makan Bergizi Gratis bagi Ratusan Ribu Siswa

Berita Terbaru