Nasionaldetik.com,— 28 September 2025
Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) dengan tegas mengingatkan bahwa intoleransi di Indonesia tidak akan pernah padam selama aparat negara, khususnya Polri masih memberi panggung kehormatan kepada UAS dan corong-corong propaganda khilafah Terorisme lainya yang selalu menjadi biang intoleransi di Indonesia. Ketua Umum PNIB, AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) menuding praktik ini sebagai pengkhianatan terhadap Pancasila dan merupakan ancaman nyata bagi masa depan bangsa Indonesia dimasa mendatang.
“Tokoh khilafah seperti Abdul Shimad ( UAS) dan Andri Kurniawan yang sedianya akan melakukan kampanye Khilafah berkedok safari dakwah yang akan digelar di Palem Sari Hotel Batu 4 – 5 Oktober mendatang harus segera dihentikan menyebebarkan paham ideologi khilafahnya sekarang juga! Dia bebas keliling dengan ‘safari khilafah’ berkedok dakwah, meracuni generasi muda, Gen Z dan masyarakat umum dengan paham sesat Khilafah yang melahirkan Anarkisme Radikalisme Terorisme. Ini adalah pengkhianatan terhadap NKRI. Jangan biarkan mereka terus menebarkan racun ditanah NKRI,” tegas Gus Wal dengan nada keras.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
PNIB juga melancarkan kritik tajam terhadap Polri terutama Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo, Meski kerap mengusung tema toleransi dan moderasi beragama, Polri justru melakukan kesalahan fatal dengan memberi panggung kepada Ustad Abdul Somad (UAS), yang dikenal sebagai dedengkot corong propaganda HTI yang selama ini mengkampanyekan khilafah diseluruh penjuru negeri, bertindak dan bersikap intoleran kepada kelompok maupun golongan dan umat lainya dengan didaulat justru sebagai tokoh toleransi saat acara bersama polri dan Kapolri.
“Ini keterlaluan! Polri terutama Kapolri seharusnya menjadi tameng persatuan bangsa, bukan malah mengundang tokoh yang memperdalam jurang perpecahan. Memberi panggung pada UAS dedengkot HTI yang sering diduga melakukan statement berbau sara dan bersikap intoleran anti kebhinekaan di Indonesia yang majemuk ini merupakan salah satu bentuk pengkhianatan kepada rakyat Indonesia dan Umat beragama yang ada di Indonesia” ujar Gus Wal.
Menurut PNIB, akar intoleransi yang bertumbuh subur dan massive karena tokoh propaganda khilafah Terorisme terus diberi previlege oleh pemerintah, birokrat, pejabat dan aparat penegak hukum. Akibatnya, paham sesat Intoleransi khilafah terorisme ini merembes masuk ke generasi muda. Kasus terorisme di Batu, Malang, Jawa Timur, yang melibatkan banyak generasi milenial dan Gen Z, adalah bukti nyata. Mereka terpapar ideologi khilafah dari tokoh-tokoh seperti Andri Kurniawan, Sugi Nur Raharja, Rizieq Shihab, bahar bin smith, Abdul Shomad dll.
“Kalau dibiarkan, ini akan menjadi bom waktu. Jangan salahkan rakyat kalau suatu saat bangsa ini terkoyak dan hancur tercerai berai karena kebijakan setengah hati aparat penegak hukum dalam menyikapi paham ideologi Khilafah terorisme dan para da’i corong propogandanya seperti Abdul Shomad, Andri Kurniawan, Sugik Nur Raharja, Rizieq Shihab, bahar bin smith dan lain sebagainya, hal ini tentunya jangan pernah didiamkan, ujar Gus Wal.
Gus Wal dan PNIB sangat berharap kepada Presiden Prabowo Subianto harus segera turun tangan, Copot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo! Kapolri telah gagal karena tidak peka terhadap suasana kebangsaan dan kondisi masyarakat Indonesia serta justru malah memberi ruang bagi paham ideologi Khilafah HTI terorisme diberi angin dan berkembang sebagai penghancur persatuan Indonesia, Pancasila dan harmoni kerukunan kedamaian anak bangsa serta antar umat beragama dengan mengundang Abdul Shomad dedengkot HTI beberapa waktu lalu yang selama ini Abdul Shomad diduga sering merusak harmoni kebhinekaan dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia dengan berbagai statement dalam ceramahnya yang diduga sering menyakiti umat lainya yang mengancam persatuan Indonesia, merusak kerukunan antar umat beragama dan mengancam disintegrasi bangsa” desak Gus Wal.
Gus Wal menegaskan, PNIB konsisten tetap mendukung program moderasi dan toleransi beragama yang digencarkan pemerintah, Polri, TNI, BNPT, dan Densus 88. Namun dukungan itu akan sia-sia jika corong propoganda intoleransi Khilafah terorisme tetap diberi tempat panggung untuk sebarkan propoganda khilafah Terorisme berkedok safari dakwah dengan sebebas bebasnya diberbagai daerah yang selalu menimbulkan polemik, kegaduhan bahkan kericuhan diberbagai daerah diseantero negeri, terang Gus Wal.
“Cukup! Tidak ada toleransi untuk pengkhianat Pancasila dan Tidak ada Toleransi bagi kelompok pemuja Intoleransi Khilafah terorisme. PNIB menolak UAS, PNIB menolak Andri Kurniawan, PNIB menolak rizieq shihab, bahar bin smith dan sejenisnya, PNIB menolak setiap corong propoganda Intoleransi khilafah radikalisme dan terorisme yang selalu berdali dakwah. Mereka adalah sumber perpecahan anak bangsa serta umat beragama dan mengancam disintegrasi bangsa Indonesia, biang anarkisme, dan perusak masa depan bangsa. Hentikan sekarang, atau bangsa ini akan membayar mahal di kemudian hari!” tutup Gus Wal dengan lantang.
Tim Redaksi PNIB