Skandal Anggaran Terbongkar, Walikota Sachrudin Dituntut Bertanggung Jawab atas Kehancuran DLH Kota Tangerang

Edi Supriadi

- Redaksi

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 07:30 WIB

4037 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Nasionaldetik.com,– Visi ‘Kota Tangerang yang berakhlak mulia’ yang digaungkan Walikota H. Sachrudin kini dipertanyakan. Publik menuntut pertanggungjawaban langsung darinya setelah terungkapnya skandal anggaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang sarat kejanggalan, menguak dugaan korupsi berjamaah di tengah amburadulnya layanan publik.

DLH Kota Tangerang bukan lagi sekadar dinas yang lalai, melainkan entitas yang disorot tajam karena skandal keuangan dan operasional yang tumpang tindih. Isu ini mencakup lonjakan anggaran misterius, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PSEL) yang tak lebih dari proyek fiktif, hingga pemungutan retribusi yang terkesan mencekik di tengah layanan yang memprihatinkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

*Lubang Hitam Anggaran PSEL: Duit Mengalir ke Proyek Tak Jelas*

Publik dibuat geram oleh lonjakan anggaran DLH yang membengkak tanpa alasan jelas. Dari semula Rp 225 miliar, tiba-tiba melonjak menjadi Rp 261 miliar. Kenaikan Rp 36 miliar ini diklaim untuk “penyesuaian prioritas PSEL,” namun rinciannya tak bisa dipertanggungjawabkan.

“Ini tidak lazim. Ada usulan penambahan anggaran untuk kegiatan pendukung persiapan penajaman PKS PSEL, tapi proyeknya sendiri tidak ada kejelasan,” ungkap Kapreyani, S.H,. M.H,. Ketua LPKL-NUSANTARA.

Baca Juga :  Kesigapan Satreskrim Polres Simalungun Berbuah Manis, Pelaku Pidana Pemerkosaan Berhasil di Tangkap

Ia menegaskan, kenaikan anggaran ini diduga kuat sebagai ‘akal-akalan’ untuk menguras kas daerah, sementara armada pengangkut sampah yang sudah uzur dibiarkan tanpa peremajaan.

Proyek PSEL yang digadang-gadang sebagai solusi inovatif ternyata hanya proyek hantu. Meski kerja sama dengan PT Oligo Infra Swarna Nusantara (OISN) sudah tamat sejak 2018, Pemkot nekat mengalokasikan dana besar untuk proyek yang tak berprogres.

Pengakuan Kepala DLH Wawan Fauzi yang menyebut “tidak ada progres signifikan” dari Oligo semakin menguatkan dugaan bahwa proyek ini hanya topeng untuk melegalisasi aliran dana gelap.

*Retribusi Naik, Pelaku Usaha Tercekik: Layanan Buruk Terus Disubsidi*

Di tengah semua kejanggalan ini, Pemkot justru membebankan retribusi sampah baru kepada seluruh pelaku usaha, dari hotel mewah hingga warung kecil, melalui Perda Nomor 1 Tahun 2025. Kebijakan ini adalah bentuk pemerasan, di mana masyarakat dipaksa membayar lebih untuk layanan yang terus menerus buruk.

“Kami bayar retribusi, tapi sampah tetap telat diangkut. Sekarang kami disuruh bayar lebih mahal, apa jaminan layanannya akan membaik?,” keluh seorang pemilik restoran di Cikokol, menyoroti janji manis yang tak pernah menjadi kenyataan.

Baca Juga :  Satgas Yonif 642/Kps Berikan Pelayanan Kesehatan di Distrik Dataran Beimes

*Mantan Kepala DLH Tersangka*

Bukti Nyata Kelalaian Berjamaah
Skandal ini diperparah dengan penetapan mantan Kepala DLH, TS, sebagai tersangka oleh penyidik Gakkum KLH atas dugaan kelalaian mengelola TPA Rawa Kucing. Pelanggaran serius—mulai dari pembuangan air lindi langsung ke lingkungan, kapasitas TPA yang melampaui batas, hingga tidak adanya persetujuan teknis—menjadi bukti nyata kegagalan sistematis yang selama ini diabaikan.

“Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang telah lalai atau mengabaikan pengelolaan TPA Rawa Kucing dengan baik. LSM lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan mewakili warga,” kata Kapreyani, menegaskan hak publik untuk melawan kelalaian yang merugikan ini.

Walikota H. Sachrudin kini dihadapkan pada pertanyaan mendesak: apakah visi ‘Tangerang yang berakhlak mulia’ hanya retorika kosong? Publik menanti penjelasan, bukan sekadar janji, untuk mengembalikan kepercayaan yang telah runtuh di bawah tumpukan sampah dan skandal anggaran yang busuk.

Tim Redaksi Prima

Berita Terkait

Siaran Pers : Klarifikasi Tegas Pemkot Tangerang: Tidak Ada Skandal Dana Gelap, Tidak Ada Proyek Fiktif
Kuasa Hukum Bongkar Kejanggalan Laporan Pencabulan Guru SMPN 23 Tangerang: “Kronologi & Saksi Tidak Konsisten”
Proyek 70 Miliar Mal Pelayanan Publik di Tangerang: Prioritas Pemerintah atau Ajang Korupsi?
Indonesia Future of Learning Summit (IFLS) 2025
Babinsa Koramil Segah Latih Anggota Paskibra Tingkat Kecamatan
Proyek 70 Miliar Mal Pelayanan Publik di Tangerang: Prioritas Pemerintah atau Ajang Korupsi?
Kedaulatan Rakyat: Bukan Sekadar Slogan, tapi Amana
Kenapa Pokir Harus Dihapuskan? Karena Rentan Terjadinya Penyimpangan & Rawan Dikorupsi

Berita Terkait

Jumat, 18 Juli 2025 - 22:00 WIB

Bermodal Seragam dan Status Wartawan, Reputasi Warga Dihancurkan: Razia Brutal dan Berita Hoaks Ramona Kini Diambang Pelaporan Hukum

Selasa, 15 Juli 2025 - 20:21 WIB

Pembayaran Utang Proyek Di Kota Subulussalam Akan Diansur Mulai Agustus 2025

Kamis, 10 Juli 2025 - 23:11 WIB

Masarakat Membuka Portal Yang Dibuat Oleh PT Laot Bangko,Dianggap Meresakan Akses Jalan Masarakat Ke Kebun Pertanian Mereka

Jumat, 4 Juli 2025 - 23:33 WIB

Isu Penjualan Lahan Wakap Untuk Pasantren Oleh Mantan Kades Suak Jampak Ternyata Tidak Benar

Kamis, 3 Juli 2025 - 23:57 WIB

Syahrul SH Tegaskan Tidak Pernah Menjual Tanah Wakaf dan Minta Media Tidak Sebarkan Berita Sepihak

Sabtu, 21 Juni 2025 - 16:34 WIB

Sambut Hari Bhayangkara ke-79, Polres Subulussalam Gelar Dzikir dan Doa Bersama sebagai Wujud Refleksi dan Penguatan Iman

Jumat, 23 Mei 2025 - 06:50 WIB

Puluhan Pejabat Eselon lll dan lV Dilantik Oleh Wakil Walikota Subulussalam di Aula Pendopo

Sabtu, 26 April 2025 - 15:10 WIB

Sambut Mayday,Pemko Subulussalam Berharap Jadikan Kegiatan Inklusif

Berita Terbaru

JAMBI

Menyambut Fajar Merdeka: Tindakan, Bukan Sekadar Kata.

Sabtu, 16 Agu 2025 - 20:47 WIB