Gayo Lues, 13 Agustus 2025 — Langkah-langkah tegas namun teduh dari para prajurit Brigade Mobil (Brimob) Polda Aceh menggaung di jalan-jalan kabupaten Gayo Lues hingga Aceh Tenggara. Sejak 8 Agustus lalu, hingga hari ini, Kompi 4 Batalyon C Pelopor menebar kewaspadaan dalam balutan “Patroli Kamandahan”, sebuah operasi yang tak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga sentuhan dialogis demi menjaga denyut keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas).
Patroli ini digelar dalam suasana yang sarat makna. Dua momentum besar menanti di depan mata: peringatan MoU Helsinki, simbol perdamaian yang mengakhiri dentum senjata di Bumi Serambi Mekkah, dan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, tonggak sejarah panjang perjalanan negeri.
Komandan Satuan Brimob Polda Aceh, Kombes Pol Zuhdi Batubara, S.I.K., melalui Komandan Kompi 4 Batalyon C Pelopor, AKP Imantan Purba, S.H., menegaskan bahwa patroli ini bukan sekadar rutinitas, melainkan langkah preventif yang dirancang untuk memastikan suasana aman dan kondusif.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Menjelang peringatan MoU Helsinki dan HUT RI ke-80, kami mengintensifkan kegiatan patroli agar situasi tetap aman, damai, dan kondusif. Selama enam hari terakhir, personel kami hadir di lapangan untuk mengawal ketenteraman warga,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, personel Brimob tidak hanya bergerak di titik-titik strategis yang rawan potensi gangguan, tetapi juga menyapa warga, menyampaikan pesan-pesan kamtibmas, dan mengajak mereka untuk bersama-sama menjaga persatuan serta kesatuan bangsa.
Bagi masyarakat, kehadiran Brimob menjadi penanda bahwa keamanan adalah hasil dari kerja bersama, bukan semata tanggung jawab aparat. Pesan itu tersampaikan lewat senyum ramah, obrolan singkat di warung kopi, atau sekadar anggukan hormat di persimpangan jalan.
Patroli Kamandahan ini diharapkan mampu meredam setiap potensi kerawanan, sehingga seluruh rangkaian acara peringatan—baik MoU Helsinki maupun HUT ke-80 RI—dapat berlangsung dengan lancar, khidmat, dan membawa semangat kebersamaan.
Di antara perbukitan Gayo Lues dan tepian sungai Aceh Tenggara, para personel Brimob melangkah pasti. Mereka menjadi garda yang tak hanya menjaga perbatasan keamanan, tetapi juga merawat rasa damai yang telah diperjuangkan bersama. (Munandar SP)