Tak Menyerah Saat Ditabrak Orang Mabuk, Muhammad Ja’far Tetap Kuliah dan Jadi Penemu Herbal Dunia

Nasional Detik.com

- Redaksi

Selasa, 22 Juli 2025 - 23:10 WIB

4089 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MEDAN — Setiap malam, dalam kesunyian menjelang pagi, Muhammad Ja’far Hasibuan menengadahkan tangan. Ia mengadukan harapan-harapan kecil yang dipeliharanya sejak lama dalam sujud-sujud panjang salat tahajud. Di atas sajadah yang menjadi saksi perjuangan batinnya, ia memohon satu hal yang terus menggantung dalam pikirannya: bisa menyelesaikan kuliah S2 di bidang kesehatan, dan tetap melanjutkan riset ilmiah yang sejak beberapa tahun terakhir mulai diakui dunia. Bagi Ja’far, malam-malam panjang bukan waktu untuk beristirahat, tetapi momen untuk memperkuat harapan. Kini, sebagian dari harapan itu satu per satu mulai menjadi nyata.

Muhammad Ja’far Hasibuan, pemuda asal pelosok Sumatera Utara yang dikenal sebagai ilmuwan muda berprestasi tingkat dunia, akhirnya resmi menyandang gelar Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Universitas Sumatera Utara (USU). Di tengah keterbatasan dan perjuangan hidup yang penuh tantangan, Ja’far tak hanya berhasil lulus, namun juga mendapat beasiswa penuh dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo—sosok yang selama ini ia anggap sebagai ayah angkat dan penyelamat dalam karier pendidikannya.

Namun kisah Ja’far bukanlah kisah sukses instan yang lahir dari kemudahan atau privilese. Ia pernah merasakan getirnya hidup yang tak semua orang sanggup menjalaninya. Sejak kecil, Ja’far harus bertahan dalam kemiskinan ekstrem. Ia hidup dengan serba kekurangan, bahkan harus membiayai sendiri sekolahnya sejak bangku dasar. Ketika melanjutkan kuliah, ia menjajakan roti keliling dengan sepeda usang. Kehidupan mahasiswa yang bagi sebagian orang diisi oleh buku dan kafe, bagi Ja’far justru diisi dengan berkeliling menjajakan dagangan dari gang ke gang. Suatu hari, dalam perjalanan menjajakan roti, ia ditabrak oleh orang mabuk. Sepeda ringsek, dagangan berserakan, tubuhnya luka. Tapi Ja’far tak menyerah. Ia memilih bangkit. Ia memilih tidur di emperan daripada berhenti kuliah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hari-hari sulit itu menyisakan banyak luka. Kadang ia hanya makan sekali dalam dua hari. Kadang hanya air putih menjadi pengganjal lapar. Tetapi ia percaya, “Tuhan tidak tidur.” Keteguhan hati itulah yang kemudian menjadi energi terbesar dalam perjalanan ilmiahnya. Dari keterbatasan laboratorium sederhana, lahirlah satu inovasi besar: Biofar SS, sebuah formula herbal berbahan alami yang dikembangkan untuk mengatasi berbagai penyakit kulit luar dan dalam. Ja’far melakukan risetnya sendiri, mendanai secara mandiri dari hasil berdagang dan bekerja serabutan. Ia tidak punya fasilitas riset mewah, tak memiliki tim peneliti profesional, tetapi ia punya tekad dan keberanian untuk mencoba.

Baca Juga :  Denpom I/5 Medan Laksanakan Penanaman Lahan Ketahanan Pangan

Penemuan Biofar SS membawanya ke panggung ilmiah dunia. Ia memenangkan penghargaan di berbagai ajang inovasi ilmiah internasional, salah satunya di World Invention Creativity Olympic (WICO), Korea Selatan. Namun meski dunia mengakui penemuannya, Ja’far tetap memilih jalan kerakyatan. Ia membuka klinik gratis bagi masyarakat tidak mampu di sekitar Marindal, Deli Serdang. Klinik itu menjadi tempat ia membagikan obat hasil temuannya secara cuma-cuma. Tak ada biaya konsultasi, tak ada tarif pengobatan. Bagi Ja’far, ilmu bukan untuk dijual mahal, tapi untuk dibagikan. Sebab, “Ilmu yang tidak dibagikan adalah ilmu yang mati.”

Dukungan Kapolri datang di saat Ja’far hampir kehabisan daya. Ia sedang dalam kondisi sulit saat mendapat bantuan laboratorium dan bahan penelitian dari Jenderal Listyo Sigit sebanyak empat kali. Bantuan itu bukan hanya menyelamatkan jalannya riset, tetapi juga menyelamatkan semangatnya. Ketika kuliah S2 pun, Kapolri kembali hadir—memberikan beasiswa penuh, agar Ja’far bisa menyelesaikan pendidikannya tanpa harus kembali menggadaikan hidup demi biaya kuliah. Dalam keterangan yang disampaikannya kepada redaksi, Ja’far menyebut Kapolri bukan hanya sebagai pejabat negara, tetapi sebagai figur ayah yang hadir di saat dirinya nyaris kehilangan segalanya.

Bagi Ja’far, beasiswa itu bukan hanya dana pendidikan, tetapi pengakuan bahwa negara mempercayai anak muda dari desa, yang tidak punya apa-apa kecuali tekad. Ia menyebutnya amanah, yang kini harus ia bayar dengan kerja keras lebih besar. Ja’far pun terus mengembangkan riset herbalnya. Klinik Biofar SS kini menjadi pusat pengobatan tradisional gratis yang mulai menjangkau wilayah-wilayah pelosok. Ia juga tengah meneliti pengembangan formula Biofar SS agar bisa digunakan untuk pengobatan hewan ternak, terutama di daerah-daerah terpencil yang sulit mengakses fasilitas medis veteriner.

Baca Juga :  Awal Tahun 2025 Kapolres Simalungun Pimpin Rakor Penentuan Lahan Tumpang Sari Jagung untuk Ketahanan Pangan

Semangat Ja’far tidak datang dari ambisi pribadi. Ia mengaku terinspirasi oleh semangat Sumpah Pemuda dan tokoh besar seperti BJ Habibie. Ia percaya bahwa pengabdian adalah bentuk tertinggi dari kecintaan terhadap negara. Bahkan, ia telah bertemu langsung dengan Ilham Habibie, putra almarhum Presiden ke-3 RI, yang memberikan dukungan moral atas perjuangannya. Ja’far ingin meneruskan semangat Habibie, bukan di bidang teknologi pesawat, melainkan di bidang kesehatan rakyat.

Ia berharap kisahnya menjadi semacam jalan penerang bagi pemuda-pemudi di pelosok Indonesia yang selama ini merasa tidak punya peluang. Ja’far ingin hadir sebagai bukti bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Ia pun menitipkan pesan yang selalu ia ulang kepada setiap anak muda yang ia temui: jangan takut miskin, tapi takutlah kalau berhenti berdoa dan berhenti mencoba.

Hari ini, Ja’far tak lagi menjual roti keliling. Tapi ia tetap berjalan kaki menjemput harapan, menyambangi pasien, menyusun bahan riset, dan terus bangun di sepertiga malam. Salat tahajud masih menjadi rutinitas yang ia jaga dengan ketat. Baginya, semua pencapaian ini bukan karena dirinya hebat. Ia yakin, doa-doa dalam sunyi itulah yang mengetuk pintu-pintu langit. Dan ketika satu pintu terbuka—seperti beasiswa dari Kapolri—itu adalah pertanda bahwa pengabdian harus terus diperpanjang.

Muhammad Ja’far Hasibuan kini melangkah dengan gelar magister di tangannya, tetapi ia tetap menjunjung tinggi kesederhanaan dan kebermanfaatan. Ia tidak mencari panggung, tetapi terus mencari jalan agar ilmu pengetahuan bisa hidup dalam kehidupan masyarakat. Dalam diamnya laboratorium dan sunyinya tahajud, Ja’far tengah merumuskan masa depan yang lebih sehat, lebih adil, dan lebih penuh harapan—untuk Indonesia, dan untuk dunia. (RED)

Berita Terkait

Hukum Tak Bertaring? Oscar Sebayang Tak Diborgol, Tertawa Saat Disidang
DPD II PKN Kota Medan Berbagi Kepada Kaum Dhuafa
Gubsu Bobby Nasution Dukung Penutupan THM yang Langgar Aturan di Sumut
Korupsi Dana Covid-19 Sumut: Gelombang Desakan untuk Seret Nama-Nama Besar
Warga Sedih, Pertanyakan Masih Kurangnya Perhatian Pemko Medan di Kelurahan Tangkahan
PT Medan Bebaskan Selamet: Bukan Tindak Pidana, Tengku Ade dan Zainur Rusdi Harusnya Ikut Bebas
Pelantikan Ketua Sempurna Sembiring dan Jajaran Pengurus PP PAC Medan Tuntungan
Polsek Kutalimbaru Gelar Press Release Hari Kamis, 17.07.2025 Pukul 15.00 Wib : Dua Bandar Sabu Berhasil Dibekuk Dalam Aksi Cepat Personil Reskrim

Berita Terkait

Sabtu, 26 Juli 2025 - 15:21 WIB

Gelar Tertib Lalu Lintas, Anggota Subdenpom I/2-4 Dairi Amankan Jalur Depan Sekolah di Sidikalang

Sabtu, 26 Juli 2025 - 15:17 WIB

Sinergi TNI-Polri dan Sekolah: 31 Pelajar Terpilih Jadi Calon Paskibra Kecamatan Silima Pungga-Pungga

Sabtu, 26 Juli 2025 - 15:12 WIB

Dukung Semangat Paskibra, Babinsa dan Panitia HUT RI STTU Julu Bagikan Kaos Latihan

Sabtu, 26 Juli 2025 - 10:50 WIB

Polda Jatim Gandeng Pegiat Media Sosial Bangun Budaya Digital Positif

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:32 WIB

Dua Kurir, Dua Tas, Dua Belas Kilogram Sabu Digagalkan Oleh TNI AL Dan Tim Gabungan Di Pelabuhan Tarakan

Jumat, 25 Juli 2025 - 20:36 WIB

Babinsa Koramil 07/Salak Kawal Penyaluran Bantuan Beras, Wujud Nyata Kepedulian TNI kepada Warga

Jumat, 25 Juli 2025 - 20:29 WIB

Meriahkan HUT RI ke-80 dan Pakpak Bharat, Babinsa Bersama Warga Kutatinggi Pasang Umbul-Umbul dan Bersihkan Desa

Jumat, 25 Juli 2025 - 20:24 WIB

Wujud Kepedulian TNI, Babinsa Koramil 03/Parongil Turun Tangan Bantu Pembangunan Masjid Ar-Rahman

Berita Terbaru