Woooow….!!! KPK Periksa Adik Gubernur Kalbar, Kerajaan Politik Mempawah Mulai Tersentuh oleh Hukum

edisupriadi

- Redaksi

Sabtu, 14 Juni 2025 - 14:52 WIB

4084 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Nasionaldetik.com  — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya mulai menembus tembok kekuasaan dinasti politik yang selama ini mengakar kuat di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Pada Jumat 13 Juni 2025, penyidik KPK memeriksa Ria Mulyadi, adik kandung Gubernur Kalbar Ria Norsan, sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi proyek peningkatan jalan tahun anggaran 2015 senilai lebih dari Rp71 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, dan menjadi perhatian publik. Ria Mulyadi dikenal sebagai politisi senior Partai Golkar dan pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Mempawah periode 2019–2024. Langkah ini dinilai sebagai sinyal tegas bahwa KPK tidak lagi menoleransi kekebalan hukum bagi mereka yang berada dalam lingkaran kekuasaan daerah.

Proyek Jalan Sarat Masalah
KPK menyebut proyek yang menjadi sumber kasus korupsi ini melibatkan dua ruas jalan strategis, yaitu Sekabuk–Sei Sederam dan Sebukit Rama–Sei Sederam dengan total anggaran sebesar Rp71,15 miliar.

Proyek tersebut diduga kuat mengalami manipulasi dari tahap perencanaan, proses lelang, hingga pelaksanaan fisik di lapangan.
Menurut Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, pemeriksaan terhadap Ria Mulyadi dilakukan bersamaan dengan dua ASN Kementerian Keuangan berinisial MT dan MN, yang berdasarkan informasi merupakan Maharta Titi dan M. Nafi. Keduanya diperiksa karena diduga tidak menjalankan fungsi pengawasan anggaran sebagaimana mestinya.

Baca Juga :  Viral,!!!! 6 Orang Warga Palasah Laporkan di Kejaksaan Dugaan Korupsi Kepala Desa Didampingi Advokat LBH Ganesha Justitia Majalengka

Sebelumnya, pada Rabu 11 Juni 2025, KPK juga telah memeriksa Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mempawah, Hamdani, bersama tiga ASN lainnya yaitu Sulaiman, Abdurahman, dan Idy Safriadi. Pemeriksaan tersebut menguatkan dugaan bahwa praktik korupsi ini melibatkan koordinasi sistematis dari internal dinas hingga ke jejaring eksternal.

Sudah Tiga Tersangka, Tapi Siapa Otaknya?
KPK sejauh ini telah menetapkan tiga tersangka, terdiri dari dua penyelenggara negara dan satu pihak swasta. Namun publik masih mempertanyakan, mengapa belum satu pun tokoh utama dalam lingkar kekuasaan daerah yang dijadikan tersangka?.

Cp salah satu Aktivis antikorupsi menilai bahwa kasus ini bukan hanya soal proyek jalan. Mereka melihatnya sebagai puncak gunung es dari praktik kekuasaan dinasti yang selama lebih dari satu dekade telah mengendalikan pemerintahan dan distribusi anggaran di Mempawah.

“Sudah lama publik tahu bahwa satu keluarga menguasai banyak lini kekuasaan di Mempawah. Tapi baru kali ini ada tindakan nyata. Pertanyaannya: akankah KPK berani menindak hingga ke akar?” ujar Cp, seorang aktivis yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Geledah 16 Lokasi, Bukti Bertumpuk
Sebagai bagian dari penyidikan, KPK telah melakukan penggeledahan di 16 titik lokasi di Kabupaten Mempawah, Sanggau, dan Kota Pontianak antara 25 hingga 29 April 2025. Dari hasil operasi tersebut, penyidik menyita dokumen-dokumen penting, alat komunikasi, serta data elektronik yang diyakini berkaitan dengan alur proyek dan distribusi dana.
Langkah ini menunjukkan keseriusan KPK dalam menelusuri jejak kasus, meskipun masyarakat tetap berharap agar aktor intelektual di balik skandal ini juga segera diungkap dan diproses secara hukum.

Baca Juga :  Viral...!!! Wooow Diduga Akibat Puntung Rokok, Dugaan  Gudang Minyak Ilegal Terbakar, Masyarakat : Dak Pernah Terlihat Aktivitas Dan Yang Punya Orang Biasa

Desakan Publik Bongkar Dinasti Politik
Gelombang desakan datang dari berbagai elemen masyarakat sipil, terutama mahasiswa dan aktivis antikorupsi di Kalbar.

Mereka menuntut KPK tidak hanya berhenti pada level ASN atau teknis dinas, tetapi membongkar keseluruhan jaringan dinasti politik yang selama ini dinilai telah membekukan pembangunan daerah demi kepentingan segelintir elite.

“Sudah waktunya publik tahu siapa saja yang bermain di balik proyek-proyek besar daerah. Ini bukan hanya korupsi teknis, tapi pembusukan sistematis oleh elite yang tak tersentuh hukum,” tegas salah satu aktivis mahasiswa di Pontianak.

Beranikah Tajam ke Atas?., Kini, harapan masyarakat tertuju pada keberanian KPK dalam menelusuri dan membongkar seluruh mata rantai korupsi di balik proyek jalan Mempawah. Jika berhasil, hal ini akan menjadi preseden penting dalam sejarah penegakan hukum daerah, sekaligus menandai berakhirnya kekuasaan tanpa kontrol yang selama ini mencengkeram Kalbar.

Namun, publik masih menunggu jawaban atas pertanyaan penting., Beranikah KPK menembus benteng dinasti penguasa Kalbar? Ataukah kasus ini akan kembali ditutup seperti yang sudah-sudah? Dikutip www.rajawaliborneo.com

Tim Redaksi

Berita Terkait

Rajawali Apresiasi Keterbukaan Kadis Perkim Kalbar dalam Proyek Rumah Khusus dan Transparansi Anggaran
NGO MAUNG Geram: Jangan Abaikan Hadis Rasulullah dalam Kasus BP2TD!
KETUM RAJAWALI: KPK Harus Tuntaskan Kasus Korupsi PUPR, Jangan Ada Tebang Pilih!
Kementerian Pertanahan Segera Menindak Tegas Terhadap Oknum – Oknum Yang Merampas Hak Warga Sintang
Menanti Langkah KPK: LSM MAUNG Soroti Pentingnya Transparansi dalam Kasus Ria Norsan”
Pelelangan Aset Tanah Tanpa Dasar Hukum: Analisis Kritis Kasus Sengketa Tanah Azwar Riduan di Sintang
Sadis Suami Membunuh Anak dan istri
Dugaan Korupsi ” Mark Up Harga Buku ” Dana BOS Tahun 2023 di Kabupaten Sanggau

Berita Terkait

Rabu, 1 Oktober 2025 - 14:17 WIB

Kejaksaan Agung diminta turun tangan dan Bentuk tim khusus dalam Kasua Ninawati terdakwa Kasus Penipuan 1,3 Miliar

Selasa, 30 September 2025 - 15:15 WIB

BEM STAI Panca Budi Perdagangan dan BEM SI Mengecam Keras Tindakan Arogansi PT TPL

Jumat, 26 September 2025 - 10:31 WIB

Aksi GERMA SURA Diduga Provokasi Murahan

Rabu, 24 September 2025 - 19:32 WIB

Dalam Kasus Ninawati , Anggota DRPD Sumut Ir Henry Dumater Tampubolon Apresiasi Kinerja Kapolda Sumut

Selasa, 23 September 2025 - 20:02 WIB

Ditresnarkoba Polda Sumut Tangkap Nelayan Jaringan Antar Negara

Minggu, 21 September 2025 - 07:16 WIB

Aksi Brutal Debt Collector ACC Finance di Labuhanbatu, Dua Jurnalis Dikeroyok: Jurnalis Desak APH Bertindak Tegas

Jumat, 19 September 2025 - 18:20 WIB

Gudang Mafia CPO di Batu Bara Diduga Milik Oknum Jenderal Polri, Negara Rugi Triliunan?

Jumat, 19 September 2025 - 07:47 WIB

DPRD Kabupaten PALI Terbukti Menerima Tunjangan Tidak Sesuai Aturan, Kelebihan Bayar Capai Ratusan Juta Rupiah

Berita Terbaru