Intoleransi Ibadah Masih Terjadi, PNIB : Kebebasan Beragama Itu Dilindungi UU Bukan Atas Ijin Kelompok Sarabpatigenah

edisupriadi

- Redaksi

Selasa, 20 Mei 2025 - 13:18 WIB

40107 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandung, Nasionaldetik.com – Aksi pelarangan praktik ibadah terhadap umat Persatuan Gereja Amal Katolik (PGAK) Santa Odilia di Gedung Serba Guna (GSG) Sukamiskin, Arcamanik, Kota Bandung terjadi pada 17 April 2025 lalu. Kelompok yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Warga Arcamanik Berbhineka (FKAB) memprotes kegiatan misa di gedung yang mereka anggap sebagai fasilitas umum.

Organisasi kemasyarakatan lintas agama dan budaya PNIB mengutuk keras aksi intoleransi yang mengancam kerukunan antar umat beragama. Menurut ketua umumnya AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal), aksi kelompok FKAB tersebut sebagai bentuk arogansi sosial.

“FKAB mengatasnamakan kebhinekaan, namun aksinya justru tidak mencerminkan kebhinekaan. Mereka cenderung intoleran dan ketakutan yang berlebihan pada ibadah agama Katolik yang tidak mengganggu apapun” ungkap Gus Wal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Gus Wal FKAB memiliki agenda tersembunya yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. Kebebasan beragama yang dilindungi undang-undang tidak dianggap sebagai sebuah aturan.

Belum kering luka intoleransi di bandung, kembali terjadi aksi Intoleransi pelarangan pendirian sekolah non muslim di pare – pare.

Baca Juga :  *Tekan Angka Penyebaran Malaria, Satgas Yonif 125/SMB Laksanakan Penyuluhan Dan Bagikan Kelambu Kepada Warga*

“Melarang agama lain yang dianggap minoritas beribadah dan mendirikan sekolah dengan alasan apapun adalah bentuk aksi yang melanggar undang-undang. Kebebasan Beragama itu dilindungi undang-undang, bukan atas ijin kelompok sarabpatigenah yang tidak menginginkan ada keragaman agama, budaya dan tradisi di Indonesia” lanjut Gus Wal.

Keberadaan dan aksi di bandung dan pare – pare oleh kelompok intoleran tersebut menurut Gus Wal patut diwaspadai sebagai bentuk ego sektoral. Mereka ada di sekitar kita dan marak melakukan aksi kebencian yang merupakan cikal bakal intoleransi.

“Jika tidak setuju dengan keberagaman Agama lain karena dianggap minoritas berarti tidak sepakat dengan negara kesatuan Indonesai yang berbhineka tunggal ika. Saat sudah melakukan aksi dipastikan ada otak dan pendana di belakang mereka. Paham Wahabi, Khilafah dan Terorisme selalu menyelinap melalui gerakan penolakan ibadah dan pendirian sekolah agama lain. Ini yang harus diwaspadai segenap lapisan masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi. Mereka jumlahnya tidak seberapa, namun dengan kelicikannya mampu menciptakan sentiment keagamaan dengan berbagai dalih. Waspada dan jaga persatuan kesatuan dengan jihad kebangsaan untuk menghadapi kelompok sarabpatigenah khilafah Terorisme yang aktif ada di sekitar kita” jelas Gus Wal.

Baca Juga :  Pasangan Bupati dan Wakil bupati KBB,Lakukan kunjungan ke DPC PDI Perjuangan

PNIB berharap kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk lebih serius untuk menyuarakan Toleransi, Moderasi Beragama dan membumikan kembali Pancasila ketengah tengah masyarakat, mengingat paham ideologi Khilafah Terorisme sudah akut masuk ketengah tengah masyarakat dan masuk kedalam institusi pendidikan baik sekolah dan kampus, salah satunya masivenya keberadaan gema pembebasan yang massive berkembang di sekolah dan kampus, terang Gus Wal.

Indonesia darurat Intoleransi, Khilafah dan Terorisme, kami berharap pemerintah dan aparat penegak hukum Densus 88, BNPT, Polri dan TNI menutup sekolah, yayasan dan lembaga berkedok pesantren yang berpaham ataupun yang berafiliasi dengan paham ideologi Khilafah Terorisme, tutup Gus Wal.

Berita Terkait

Musrenbangdes Karangturi, Tiga Pilar Desa Kompak Rancang Pembangunan 2026
Rudi Icuana Sembiring, Sosok Tegas yang Resmi Nahkodai Pengamanan Lapas Binjai
Dorong Partisipasi Publik, Kanwil Kemenkum Sumut Resmikan Layanan Dumas Prokumda
Jalan Benda Raya Tangerang Rusak Parah dan Gelap Gulita, Warga Keluhkan Lambatnya Respons Pemerintah
Tongkat Estafet Kepemimpinan Lapas Sibolga Resmi Berganti, Tri Purnomo Dilantik Jadi Kalapas Baru
Pemdes Pasir Utama Klarifikasi Isu Hoax, Tegaskan Pengelolaan TKD Transparan
Kementerian HAM Sumut merespon peristiwa di wilayah Sihaporas, Kabupaten Simalungun
Dari Bengkulu ke Sibolga, Tri Purnomo Emban Amanah Baru Sebagai Kalapas Kelas IIA

Berita Terkait

Selasa, 30 September 2025 - 15:08 WIB

Koordinator LSM Mapak Desak Presiden Prabowo Subianto Segera Menahan Sudewo di Kasus Suap DJKA

Senin, 29 September 2025 - 23:48 WIB

PNIB Meminta Presiden Prabowo Segera Ganti Kapolri yang “Mesra dengan UAS” Tokoh HTI Perusak Persatuan Anak Bangsa berdalih Toleransi

Senin, 29 September 2025 - 11:07 WIB

Patroli Malam di Selo, Koramil 07 Bersama Ormas Perkuat Keamanan Desa

Minggu, 28 September 2025 - 12:08 WIB

KRIMINALISASI KRITIK PUBLIK: NARASUMBER WARGA DILAPORKAN PEJABAT RW KE POLDA JATENG PASCA DAMAI, PROSEDUR PEMANGGILAN POLISI DINILAI AMBIGU

Minggu, 28 September 2025 - 07:04 WIB

KKNT Universitas Alma Ata Gelar Sosialisasi Program Makanan Tambahan Di Desa Trisobo

Sabtu, 27 September 2025 - 17:32 WIB

Dandim Sragen Menghimbau Kepada Masyarakat Daftar TNI gratis!

Sabtu, 27 September 2025 - 01:25 WIB

Babinsa dan Bidan Desa Laksanakan PSN Cegah DBD

Sabtu, 27 September 2025 - 01:21 WIB

Patroli Malam Jaga Kamtibmas, Koramil Klego Bersama Linmas dan Kokam Tingkatkan Keamanan Desa Bade

Berita Terbaru

Jawa timur

Danrem Untoro: TNI Siap Hadir dan Jadi Solusi bagi Masyarakat

Selasa, 30 Sep 2025 - 23:03 WIB