Nasionaldetik.com , Mojowarno – Menikmati semangat kebersamaan dan ke gotong royongan memiliki impresi yang dalam bagi setiap orang.
Peristiwa Riraya Unduh-unduh yang terjadi Gereja GKJW Mojowarno sangat begitu memukau. Masyarakat dari desa dan masyarakat lainnya yang ada disitu berbaur dan menjadi satu untuk mewujudkan rasa Syukur dan terimakasih atas berkat Tuhan Yang Maha Kuasa. Minggu (11/05/2025).
Masyarakat yang merayakan tradisi ini adalah dari 6 wilayah yakni Blok Mojowarno, Blok RS Kristen, Mojoroto, Mojo wangi, mojo dukuh dan mojo tengah.
Diawali dari perarakan yang menarik. Mereka semua menggunakan pakaian yang disesuaikan dengan adat jawa sambil menyanyikan puji-pujian dan tari-tarian kepada Tuhan yang maha kuasa atas kasih yang tercurah bagi penduduk setempat.
Tidak berhenti disitu saja, masyarakat yang pawai juga langsung mengantarkan dari persembahan tersebut langsung membawa dan lebih lanjut di lelang hasil bumi yang mereka bawa.
Hasil bumi yang dibawa mulai beras, umbi-umbian, ternak dan masih banyak lainnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejak awal sejarah Unduh-unduh ini dimulai dari tradisi yang sudah dilakukan dari generasi turun temurun sejak masa lalu.
Dimulai dari sekitar tahun 1930 an. Sebelumnya masyarakat mengadakan tradisi kebetan. Disini masyarakat memohon agar proses tanam di sawah diberikan keselamatan serta berhasil.
Selain itu juga, masyarakat melakukan keleman. Proses keleman ini adalah membawa semacam sedekah bumi seperti Urat-urap, ayam, tumpeng dibawa di kantor desa dan dimakan bersama penduduk desa pada bulan Oktober. Dalam adat keleman ini berfungsi sama dengan kebetan yaitu meminta pertolongan Sang Maha Kuasa menjaga dan melindungi dari lahan pertanian di sawah. Dan digunakan untuk kepentingan pembangunan gereja dan orang sekitar gereja Mojowarno
Baru pada bulan Mei ini Unduh-unduh ini dilakukan secara berbarengan dengan 7 blok yang ada di wilayah Mojowarno.
Semua orang berkumpul dan menyerahkan persembahan dengan berbagai macam ornamen yang mensimbolikan Kekristenan.
Menurut Budi, ketua panitia dari ajang Unduh-unduh ini agar masyarakat dapat memaknai rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa terlebih pada saat ini terjadi masa sulit.
” Saat ini kita di desa dapat memahami situasi dan kondisi sulit yang kita hadapi disinilah rasa syukur kepada Tuhan sudah sepantasnya dimiliki setiap insan manusia yang hidup di muka bumi ini termasuk di Mojowarno, ” Kata Budi.
Disisi lain, Edi Pattinasarane, tokoh Kristen BAMAG Jawa Timur, kegiatan ini adalah bagian penting bagi bangsa Indonesia karena ditengah kesulitan saat ini kita semua dari semua anak-anak bangsa dari berbagai suku, ras dan agama dapat memberikan sesuatu yang terbaik dari apa yang kita miliki kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
” Ini sangat indah sekali. Di masa apapun baik senang atau duka semua tetap memiliki rasa dan semangat yang sama untuk membangun ke gotong royongan dan menjaga nilai-nilai luhur dari para pendahulu yang terus menjadi warisan yang patut di tiru dan dijaga dari generasi ke generasi, ” Harapan Edi.
Sementara Yan Ferdinandus, Redhy Susanto peziarah dari kota Surabaya, agenda ini sangat bagus sekali bagi semua orang jika diperkenalkan ke dunia internasional sehingga ini bisa dapat menjadikan investasi menarik bagi bangsa lain untuk mengenal keunikan akan Budaya Indonesia.
” Agenda budaya ini sangat bagus dan saya berharap bahwa acara tahunan di bulan Mei ini dapat diperkenalkan kepada masyarakat internasional sehingga dapat menjadikan Gereja Mojowarno bukan saja cagar budaya tetapi memiliki nilai-nilai yang berdampak bagi dunia pariwisata dunia, ” Kata mantan Majelis GPIB Ebenhaezer.
Sebagai catatan budaya Unduh-unduh ini tercatat didalam direktorat jenderal kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda dengan nomer registrasi 201900986 tahun 2019..
Penulis : Redhy. S / Gede