Jakarta Utara, Nasionaldetik.com
– Kepolisian Sektor Koja, Polres Metro Jakarta Utara, menggelar Operasi Cipta Kondisi (Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan/KRYD) dalam rangka Operasi Berantas Jaya 2025, Senin (12/5) malam. Operasi yang berlangsung mulai pukul 23.00 WIB itu menyasar sejumlah titik rawan gangguan kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) di wilayah hukum Polsek Koja.
Patroli skala sedang tersebut dipimpin oleh Aiptu Roni Airudin dan melibatkan 30 personel gabungan, terdiri dari anggota Polsek Koja, TNI, Satpol PP, dan Pokdarkamtibmas. Operasi dilakukan secara mobile dengan rute meliputi Jl. Bhayangkara, Jl. Kramat Jaya, Jl. Raya Cilincing, Jl. Yos Sudarso, hingga kawasan Lagoa dan Inspeksi Kali Sunter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Operasi ini menargetkan lokasi-lokasi yang kerap dijadikan tempat nongkrong remaja dan rawan terjadi tawuran, balap liar, maupun aksi kejahatan jalanan. “Kegiatan ini bertujuan untuk menekan angka kejahatan dan memberikan rasa aman bagi masyarakat,” ujar Kapolsek Koja, Kompol Dr. Andry Suharto, SH., MH.
Dalam operasi tersebut, petugas mengamankan delapan remaja yang diduga terlibat dalam aktivitas tawuran. Seluruhnya langsung dibawa ke Polsek Koja untuk dilakukan pendataan dan pembinaan lebih lanjut.
Identitas para remaja yang diamankan
BS (14), EM (16),RMA (15), ARA (14), RS (16),
DDP (13), SA (15), dan ARE (13).
Pihak kepolisian memastikan seluruh remaja akan diproses secara humanis dan melibatkan peran orang tua serta pihak sekolah dalam penanganannya. “Kami mengedepankan pendekatan persuasif dan pembinaan untuk mencegah anak-anak ini terjerumus lebih jauh,” tambah Kapolsek.
Warga sekitar menyambut positif langkah Polsek Koja dalam menekan angka tawuran dan kejahatan remaja. “Patroli seperti ini penting agar lingkungan tetap aman. Kami berharap kegiatan ini rutin dilakukan,” ujar Fadli, seorang tokoh masyarakat Lagoa.
Operasi Cipta Kondisi ini menjadi bagian dari strategi preventif kepolisian dalam menciptakan situasi kondusif di tengah masyarakat, sekaligus bentuk nyata sinergi antara aparat dan warga dalam menjaga keamanan lingkungan.- Kepolisian Sektor Koja, Polres Metro Jakarta Utara, menggelar Operasi Cipta Kondisi (Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan/KRYD) dalam rangka Operasi Berantas Jaya 2025, Senin (12/5) malam. Operasi yang berlangsung mulai pukul 23.00 WIB itu menyasar sejumlah titik rawan gangguan kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) di wilayah hukum Polsek Koja.
Patroli skala sedang tersebut dipimpin oleh Aiptu Roni Airudin dan melibatkan 30 personel gabungan, terdiri dari anggota Polsek Koja, TNI, Satpol PP, dan Pokdarkamtibmas. Operasi dilakukan secara mobile dengan rute meliputi Jl. Bhayangkara, Jl. Kramat Jaya, Jl. Raya Cilincing, Jl. Yos Sudarso, hingga kawasan Lagoa dan Inspeksi Kali Sunter.
Operasi ini menargetkan lokasi-lokasi yang kerap dijadikan tempat nongkrong remaja dan rawan terjadi tawuran, balap liar, maupun aksi kejahatan jalanan. “Kegiatan ini bertujuan untuk menekan angka kejahatan dan memberikan rasa aman bagi masyarakat,” ujar Kapolsek Koja, Kompol Dr. Andry Suharto, SH., MH.
Dalam operasi tersebut, petugas mengamankan delapan remaja yang diduga terlibat dalam aktivitas tawuran. Seluruhnya langsung dibawa ke Polsek Koja untuk dilakukan pendataan dan pembinaan lebih lanjut.
Identitas para remaja yang diamankan
BS (14), EM (16),RMA (15), ARA (14), RS (16),
DDP (13), SA (15), dan ARE (13).
Pihak kepolisian memastikan seluruh remaja akan diproses secara humanis dan melibatkan peran orang tua serta pihak sekolah dalam penanganannya. “Kami mengedepankan pendekatan persuasif dan pembinaan untuk mencegah anak-anak ini terjerumus lebih jauh,” tambah Kapolsek.
Warga sekitar menyambut positif langkah Polsek Koja dalam menekan angka tawuran dan kejahatan remaja. “Patroli seperti ini penting agar lingkungan tetap aman. Kami berharap kegiatan ini rutin dilakukan,” ujar Fadli, seorang tokoh masyarakat Lagoa.
Operasi Cipta Kondisi ini menjadi bagian dari strategi preventif kepolisian dalam menciptakan situasi kondusif di tengah masyarakat, sekaligus bentuk nyata sinergi antara aparat dan warga dalam menjaga keamanan lingkungan.
(Nur Kennan Tarigan)
