Nasionaldetik.com, — 29 September 2025Aroma busuk korupsi kembali menyengat Kalbar. Kasus dugaan korupsi yang menyeret mantan Wakil Gubernur Ria Norsan terus menjadi bara api yang membakar kepercayaan publik. Pertanyaan yang menggantung di langit Khatulistiwa: Siapa “Dewi keadilan” yang berani menuntaskan skandal ini, ataukah impunitas akan kembali berjaya?
Kasus yang diduga merugikan negara miliaran rupiah ini, bak labirin yang penuh intrik dan kepentingan. Masyarakat Kalbar tak lagi sabar, menanti taring tajam penegak hukum yang mampu membongkar seluruh jaringan korupsi yang mungkin terlibat.
Hadysa Prana Ketua Umum MAUNG,dengan suara lantang menuntut kejelasan. “Jangan biarkan kasus ini menjadi dagelan hukum! KPK atau Polda Kalbar, tunjukkan bahwa hukum masih memiliki gigi di negeri ini. Jangan sampai “dewi keadilani’ hanya mitos
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Aspek hukum dalam kasus ini menyimpan teka-teki yang rumit. Bukti-bukti harus dikumpulkan dengan cermat, saksi-saksi harus dilindungi dari intimidasi. Namun, bayang-bayang intervensi politik dan kekuatan uang, menjadi ancaman nyata bagi tegaknya keadilan.
KPK, dengan reputasi dan sumber daya yang mumpuni, diharapkan turun tangan jika Polda Kalbar menemukan jalan buntu. Namun, hingga kini, lembaga antirasuah itu masih bungkam, seolah enggan menyentuh sarang lebah yang penuh sengatan.
Polda Kalbar, di bawah kepemimpinan mantan Dirtipidter Bareskrim Polri., memiliki kesempatan emas untuk membuktikan komitmennya. Namun, tantangan berat menghadang: tekanan politik, keterbatasan sumber daya, dan potensi adanya oknum yang bermain mata dengan para koruptor.
“Kasus Ria Norsan adalah ujian nyali bagi penegak hukum di Kalbar. Jika mereka gagal, maka impunitas akan semakin merajalela, dan (Dewi keadilan) hanya akan menjadi mitos belaka,” tegas Hady dengan nada getir.
Masyarakat Kalbar menanti “Dewi” sejati yang berani melawan arus, membongkar kejahatan, dan menyeret para koruptor ke hadapan hukum. Hanya dengan tindakan nyata, kepercayaan publik dapat dipulihkan, dan Kalbar dapat terbebas dari belenggu korupsi. Akankah harapan ini menjadi kenyataan, atau hanya sekadar mimpi di siang bolong? Waktu yang akan menjawab.
Penulis : TIM MAUNG
Sumber : DPP MAUNG
Tim Redaksi