Kartasura, 25 September 2025 – Wayang Babad Kartasura, sebuah karya seni yang unik dan inovatif, telah menjadi sarana untuk edukasi sejarah serta mengenang dan sekaligus melestarikan budaya berkaitan dengan keberadaan Kraton Kartasura. Wayang Babad Kartasura awalnya diinisiasi oleh Pengamat sejarah dan budaya, Dr. H. Djuyamto, S.H., M.H., yang kemudian gagasan tersebut dieksekusi bersama-sama dengan para seniman, budayawan dan ahli sejarah di antaranya Ki Wahyu Dunung Raharjo, Ki Tulus Raharjo, Dr. Rudi Wiratama.
Wayang Babad Kartasura mengisahkan tentang bagaimana Kraton Kartasura dalam bingkai sejarah yang panjang dan kompleks, yang dimulai sejak didirikan pada masa pemerintahan Raja Amangkurat II hingga runtuh lalu perpindahan ke Surakarta pada tahun 1745. Wayang Babad Kartasura dalam beberapa serial atau lakonnya juga menceritakan tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama masa pemerintahan Raja Amangkurat II sampai Pakubuwana II, misalnya lakon geger Pecinan, lakon Untung Suropati, lakon Pangeran Sambernyowo atau Raden Mas Said, perjanjian Salatiga dan Perjanjian Giyanti.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tokoh-tokoh Wayang Babad Kartasura berbeda dengan tokoh wayang konvensional pada umumnya. Mereka adalah tokoh-tokoh sejarah yang nyata, bukan tokoh fiksi, seperti Raja Amangkurat II, Pakubuwana II, Untung Suropati, Raden Mas Said, Sunan Kuning dan tokoh-tokoh lainnya yang berperan penting dalam sejarah Kraton Kartasura.
Wayang Babad Kartasura telah dipentaskan di beberapa tempat, termasuk di Pura Mangkunegaran Surakarta, Musium Wayang Fatahillah Jakarta, Masjid Sheikh Zayed Solo, Taman Budaya Jawa Tengah,Petilasan Kraton Kartasura dan Bangsal Kreatif Desa Kranggan Makamhaji Kartasura.
Pementasan Wayang Babad Kartasura ini telah menarik perhatian masyarakat dan mampu meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan seni budaya dan menjaga otentifikasi sejarah Kraton Kartasura.
Wayang Babad Kartasura, sebagaimana digagas adalah agar dapat menjadi sarana atau media yang sesuai dengan kehendak jaman agar mudah dipahami para generasi muda dalam mengenang sejarah dan sekaligus melestarikan seni budaya bangsa.
Wayang Babad Kartasura juga menjadi karya monumental dari sudut dimensi gerakan pelestarian seni budaya yang patut untuk diapresiasi kehadirannya.
Yusron/Red