Sibolangit, 24 September 2025
Dalam pendekatan holistik membangun harmoni sosial, Kantor Wilayah Kementerian Hak Asasi Manusia (KemenHAM) Sumatera Utara menghadirkan perspektif keagamaan dalam program penguatan kapasitas HAM bagi komunitas pada hari kedua di The Hill Hotel & Resort Sibolangit.
Program yang dipimpin Kakanwil KemenHAM Sumut-Kepri, Dr. Flora Nainggolan, S.H., M.Hum. ini menggabungkan nilai-nilai universal HAM dengan kearifan lokal dan ajaran agama, menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang kemanusiaan dalam konteks masyarakat majemuk Indonesia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara Prof. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, MA menghadirkan konsep inovatif “Maqashid Kerukunan” sebagai terjemahan integritas kemanusiaan.
“Maqashid Kerukunan merupakan terjemahan integritas kemanusiaan yang melampaui sekadar toleransi pasif,” papar Prof. Syukri dalam sesi pembukaan.
Prof. Syukri menyoroti keterbatasan konsep toleransi yang menurutnya “sering hanya berhenti pada sikap pasif dan jarak diam-diam,” dan mengajukan pendekatan yang lebih aktif dan konstruktif melalui kerangka “Trilogi Kerukunan.”
Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Medan Dr. Zulheddi, MA memberikan perspektif yang melengkapi dengan membahas “HAM dalam Perspektif Agama.”
“HAM sebagai hak dasar bagi manusia merupakan hak dasar manusia yang harus dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara maupun masyarakat,” tegas Dr. Zulheddi.
Dr. Zulheddi menekankan bahwa nilai-nilai HAM sesungguhnya memiliki akar yang kuat dalam ajaran agama-agama, sehingga tidak ada pertentangan mendasar antara prinsip-prinsip keagamaan dengan hak asasi manusia universal.
Program yang dimoderatori Zulfadli ini menciptakan ruang dialog konstruktif antara pemahaman keagamaan dan prinsip-prinsip HAM universal, menunjukkan bahwa kedua perspektif ini saling memperkuat dalam membangun masyarakat yang berkeadilan.
Diskusi interaktif yang berlangsung menunjukkan antusiasme peserta dalam memahami bagaimana nilai-nilai agama dapat menjadi landasan kuat bagi penegakan HAM di tingkat komunitas.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi model replikasi bagi daerah lain dalam membangun harmoni sosial berbasis nilai-nilai universal HAM dan kearifan lokal, membuktikan bahwa keberagaman agama dan budaya justru menjadi kekuatan dalam menegakkan martabat kemanusiaan.(red)