Nasionaldetik.com,— Ruas jalan yang menjadi jalur alternatif vital antara Desa Sukaraja Kulon (Kecamatan Jatiwangi) dan Desa Wanajaya (Kecamatan Kasokandel) kini menjadi “jalur maut” yang membahayakan pengguna jalan. Warga dan pengguna jalan mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah dan berlubang, yang mengakibatkan kecelakaan berulang, terutama pada malam hari atau saat hujan.
Jalan penghubung Desa Sukaraja Kulon dan Wanajaya rusak parah dengan lubang yang dalam dan banyak. Kondisi ini membuat jalan menjadi licin dan berbahaya, terutama saat musim hujan ketika genangan air menutupi lubang, sehingga tidak terlihat oleh pengendara. Akibatnya, kecelakaan sering terjadi, yang membahayakan nyawa dan properti warga.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Keluhan ini datang dari warga dan pengguna jalan, termasuk Suhadi, seorang pekerja pabrik yang menjadi korban kecelakaan. Aspirasi ini juga diperkuat oleh Fahmi Ikhwanus Shofa, seorang warga setempat sekaligus Ketua DPD IWO Indonesia Majalengka. Mereka bersama-sama menyuarakan desakan kepada Pemerintah Kabupaten Majalengka, khususnya Dinas PUPR, untuk segera mengambil tindakan.
Kondisi jalan ini menjadi langganan rusak setiap tahun. Kecelakaan terjadi secara berulang, terutama saat malam hari dan musim hujan. Meskipun pernah diperbaiki, perbaikan tersebut tidak bertahan lama, yang menunjukkan adanya masalah mendasar dalam pengerjaan proyek.
Masalah ini berlokasi di Jalan Penghubung antara Desa Sukaraja Kulon, Kecamatan Jatiwangi, dengan Desa Wanajaya, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka.
Kerusakan jalan ini disebabkan oleh tidak adanya saluran irigasi (drainase) yang memadai. Saat hujan turun, air menggenang dan merusak struktur jalan, sehingga menyebabkan aspal mudah mengelupas dan membentuk lubang-lubang yang dalam. Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah terhadap infrastruktur vital ini menjadi alasan utama kondisi jalan terus memburuk dan membahayakan keselamatan publik.
Warga berharap pemerintah daerahnya bertindak cepat dan tepat untuk memperbaiki jalan. Tuntutan utama mereka bukan hanya perbaikan jalan, tetapi juga pembangunan saluran irigasi (drainase) yang berfungsi, agar kerusakan tidak terjadi berulang kali. Ini menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi masalah secara permanen, sehingga jalan dapat kembali aman dan berfungsi sebagai jalur alternatif yang vital bagi masyarakat.
Tim Redaksi