Dugaan Korupsi Penyetoran Ruko di Labura Semakin Terang, Penegak Hukum Diminta Bergerak Cepat.

Nur Kennan Br. Tarigan

- Redaksi

Kamis, 11 September 2025 - 13:08 WIB

4066 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Labura, Nasionaldetik.com

Skandal penyelewengan uang sewa ruko di Disperindag Labura yang merugikan negara hingga ratusan juta rupiah kini semakin jelas. Penemuan audit BPK yang menunjukkan adanya kerugian negara menjadi bukti kuat bahwa praktik ilegal ini bukan sekadar kelalaian, melainkan dugaan pelanggaran hukum serius.

Dalam laporan auditnya untuk tahun anggaran 2021 dan 2024, BPK mengungkap bahwa bendahara tersebut tidak menyetorkan uang sewa ruko ke kas daerah. Pada tahun 2021, uang yang tidak disetorkan mencapai Rp 252.500.000, dan jumlah ini meningkat drastis menjadi Rp 280.500.000 pada tahun 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

​Tidak hanya itu, BPK juga menemukan kejanggalan serius pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Labura. Piutang sewa ruko tidak ditampilkan dengan semestinya, seolah ada upaya untuk menutupi fakta bahwa uang sewa dari tahun 2017 hingga 2024 tidak pernah disetorkan.

​Dugaan penggelapan ini jelas melanggar ketentuan pengelolaan keuangan daerah yang mengharuskan setiap penerimaan segera disetorkan ke kas negara. Perbuatan ini telah menimbulkan kerugian signifikan bagi Pemkab Labura dan menjadi sorotan tajam terkait integritas pengelolaan keuangan di lingkungan yg pemerintah daerah.yang melibatkan sejumlah undang-undang.

Baca Juga :  ​Skandal PPPK Guru Labura: Dugaan Kecurangan Mencuat, Pelaku Terancam Sanksi Pidana

​Praktik ini terindikasi melanggar berbagai peraturan yang mengatur pengelolaan keuangan negara dan daerah.

​Dugaan penggelapan dana ini secara langsung bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Pasal 3 ayat (1) dari undang-undang ini secara tegas mewajibkan pengelolaan keuangan negara dilakukan secara tertib, taat pada peraturan, efisien, transparan, dan bertanggung jawab. Tidak disetorkannya uang sewa ruko ke kas daerah menunjukkan adanya ketidakpatuhan dan ketidakbertanggungjawaban, yang merupakan pelanggaran serius terhadap UU ini.

​Selain itu, praktik ini juga melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Kedua peraturan ini mengatur secara rinci bahwa setiap bendahara penerimaan wajib menyetorkan seluruh uang yang diterima ke kas daerah pada waktunya. Penyimpangan yang terjadi, di mana uang sewa ruko tidak disetorkan selama bertahun-tahun, adalah pelanggaran berat terhadap pedoman yang diatur dalam peraturan-peraturan tersebut.

Baca Juga :  Di Balik Perjalanan Dinas Fiktif Rp517 Juta, Dinkes Labura Dikecam Halangi Hak Publik atas Informasi

​Apabila unsur kerugian negara dan penyalahgunaan wewenang terbukti, oknum yang bertanggung jawab atas penyelewengan dana ini dapat dijerat dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

​Pasal 3 dari UU Tipikor dapat menjerat setiap orang yang menyalahgunakan kewenangan atau jabatan yang dapat merugikan keuangan negara. Pelanggaran ini memiliki ancaman pidana yang berat, yakni penjara seumur hidup atau paling lama 20 tahun, serta denda hingga Rp1 miliar.

Mantan Kadis Diperindak Labura saat dikonfirmasi tidak memberikan tanggapan apapun, melainkan mengarahkan awak Media bertanya kepada Inspektorat Labuura.

Ironisnya saat Inspektorat di konfirmasi dengan Nada singkat Inspektorat menjawab ” jika ada temuan BPK itukan oknum” Tegas Inspektorat dengan santai.

​Masyarakat Labura sangat menantikan langkah proaktif dari penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini, mengembalikan kerugian negara, dan memberikan sanksi tegas kepada pihak yang terlibat.

(Tim)

Berita Terkait

Gunawan Minta Kejari Usut Tuntas Penggunaan Dana Desa Damuli Kebun.
Administrasi Dana Desa di Labura Diragukan, Diduga Cacat Hukum
​Skandal PPPK Guru Labura: Dugaan Kecurangan Mencuat, Pelaku Terancam Sanksi Pidana
Diduga Lindungi Koruptor, Pejabat Labura Sebut Pengembalian Kerugian Jadi Syarat WTP, Aktivis Soroti Kinerja BPK
Dugaan Korupsi Dana Desa Damuli Kebun: Pengadaan Lembu Hingga Dana Stunting Diduga Disalahgunakan
Menanti Titik Terang Kasus Penggelapan, Anggota Kopkar Kanopan Ulu Ambil Alih Lewat Rapat Anggota Luar Biasa
Bambang Priliadianto Akan Laporkan Dinas Perpustakaan Labuhanbatu Utara ke Kejatisu Terkait Dugaan Korupsi Proyek Senilai Rp1,4 Miliar
Disnakerin Labura Diduga Gelapkan Anggaran Rp160 Juta, Pengadaan Kopi Jadi Sorotan

Berita Terkait

Jumat, 26 September 2025 - 16:57 WIB

Brebes Raih Kategori Agung SEAMEO RECFON Award

Jumat, 26 September 2025 - 16:49 WIB

Oktober 51 ASN Brebes Pensiun 

Jumat, 26 September 2025 - 16:42 WIB

Bagikan Wardoyo, Bupati Brebes Pesan Jangan Selalu Bergantung Bantuan Pemerintah

Kamis, 25 September 2025 - 11:06 WIB

Tiga Bulan Lamanya ,Proses Pembikinan Kandang Ayam Petelor sudah Jadi

Rabu, 24 September 2025 - 15:20 WIB

Nongkrong di Kafe, Pengedar Narkoba di Brebes Ditangkap dengan Ribuan Obat Terlarang dan Sabu

Rabu, 24 September 2025 - 10:03 WIB

Suara Lantang Prabowo Soal Palestina dan Insiden Microfon di Forum PBB

Selasa, 23 September 2025 - 07:53 WIB

Jaga Kamtibmas, Polres Brebes Gencarkan Kunjungan ke Pos Satkamling

Senin, 22 September 2025 - 14:28 WIB

Acara Serah Terima Jabatan Kasdim, Perwira Masuk Satuan dan Wisuda Purna TNI Kodim 0713/Brebes

Berita Terbaru