“KTA Disandera, PK Dibungkam: Aroma Busuk Rekayasa Musda Golkar Gresik Makin Tajam”

edisupriadi

- Redaksi

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 13:46 WIB

4053 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Nasionaldetik.com,— Empat hari menjelang Musyawarah Daerah (Musda) ke-XI DPD Partai Golkar Kabupaten Gresik, suhu politik internal partai berlambang pohon beringin kian mendidih. Alih-alih menjadi pesta demokrasi kader, Musda yang akan digelar Rabu (3/9/2025) di Hotel Aston, Kebomas, justru dibayangi aroma busuk dugaan rekayasa suara, intimidasi, hingga politik uang.

Sejumlah sumber internal menyebut, pemilik hak suara tidak benar-benar bebas dalam menentukan pilihan. Bahkan, isu paling panas menyebut adanya “perintah” agar sebagian pemilih diarahkan untuk mendukung kotak kosong—sebuah strategi yang menimbulkan tanya besar: siapa sebenarnya yang akan diuntungkan dari skenario ini?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seorang pemilik hak suara yang meminta identitasnya dirahasiakan membeberkan fakta mengejutkan. Ia mengaku, Kartu Tanda Anggota (KTA) seluruh pemilik hak suara telah ditarik oleh Sekretaris DPD Golkar Gresik, Atek Ridwan, dengan alasan “agar tidak disalahgunakan”. Namun, praktik ini justru dianggap sebagai bentuk pengendalian penuh terhadap arah pemungutan suara.

“Mas Atik yang pegang KTA. Jadi nanti Mas Atik yang tentukan, antara Wongso atau Asroin. Kami harus izin pimpinan, tidak boleh menyempal. Kalau melanggar, ada teguran,” ujar sumber tersebut saat dikonfirmasi, Jumat (29/8/2025).

Dengan kondisi ini, kebebasan setiap pemilik hak suara praktis dikerdilkan. Para pengurus kecamatan (PK), yang memegang peran vital karena jumlah suaranya paling dominan, dipaksa tunduk pada keputusan segelintir elite partai.

Baca Juga :  Polsek Majalengka Kota Imbau Warga Pasang Bendera Merah Putih Sambut HUT RI ke-80 Tahun 2025

Kecurigaan makin tajam ketika seluruh PK dikabarkan mendapat arahan agar mencatat dukungan kosong. Surat resmi Ketua DPD Golkar Gresik saat ini, Nurhamim, disebut-sebut secara terang benderang menginstruksikan hal tersebut.

“Pertanyaannya, kosong ini sebenarnya untuk siapa? Kok bisa ada instruksi resmi mendukung kosong. Apa demokrasi internal Golkar memang sudah habis sampai harus diarahkan ke kosong?” tegas narasumber.

Instruksi ini memunculkan dugaan adanya skenario besar yang sengaja disiapkan untuk menghalangi kandidat tertentu, atau bahkan membuka jalan bagi kompromi politik di tingkat atas.

Tak berhenti di situ, sumber lain juga mengungkap praktik politik uang yang mewarnai jelang Musda. Nama salah satu kandidat, Wongso Negoro, disebut aktif melakukan “serangan fajar” dengan membagi-bagikan uang ke pengurus.

“Kemarin kami dikumpulkan Pak Wongso. Masing-masing pengurus diberi Rp 500 ribu. Ini jelas bukan rahasia lagi,” ucap sumber tersebut.

Jika informasi ini benar, maka Musda Golkar Gresik bukan hanya tercoreng oleh praktik pengendalian suara, melainkan juga terperosok dalam jurang politik transaksional yang sudah lama menjadi penyakit kronis demokrasi Indonesia.

Lebih jauh, narasumber menekankan bahwa dalam Golkar Gresik, siapa pun calon ketua DPD, sebesar apa pun kekuatan finansialnya, pada akhirnya tetap harus tunduk pada restu pimpinan pusat.

“Kalau Pak Atik tidak memperbolehkan mengumpulkan PK, ya tidak jadi. Mau punya uang miliaran pun percuma. Golkar ini benar-benar terstruktur, semua harus melalui pimpinan, dari DPD sampai pusat. Restu lebih kuat daripada isi koper,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pendampingan Panen Jagung di Wilangan, Wujud Nyata Dukung Ketahanan Pangan

Pernyataan ini semakin menegaskan bahwa Musda bukan lagi ajang demokrasi kader, melainkan arena permainan elite, di mana garis komando jauh lebih menentukan daripada aspirasi pemilih di akar rumput.

Kontroversi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang integritas internal Partai Golkar Gresik. Apakah Musda ke-XI benar-benar akan menghasilkan pemimpin yang lahir dari suara murni pemilik hak suara, atau hanya sekadar formalitas untuk mengesahkan skenario yang sudah ditentukan?

Jika benar terjadi pengendalian suara, intimidasi, serta praktik politik uang, maka Golkar Gresik tidak hanya kehilangan legitimasi, tetapi juga kepercayaan publik. Musda yang seharusnya menjadi pesta demokrasi kader justru bisa berubah menjadi “musyawarah penuh rekayasa”, di mana demokrasi hanya tinggal slogan, dan suara kader diperdagangkan dengan murah.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari Ketua DPD Golkar Gresik Nurhamim, maupun Sekretaris DPD Atek Ridwan terkait tudingan ini. Namun, satu hal pasti: aroma konflik internal di tubuh Golkar Gresik semakin pekat, dan semua mata kini tertuju pada Hotel Aston, Kebomas, Rabu mendatang—apakah Musda akan berjalan demokratis, atau justru menjadi panggung pengkhianatan terhadap suara kader sendiri.

Tim Redaksi Prima

Berita Terkait

Perjudian Sabung Ayam dan Dadu Desa Lempeni Kecamatan Tempeh Lumajang Omsite 100 Juta;Beranikah Penegak Hukum Polres Lumajang Tertibkan
Kapolres Nganjuk Hadiri Upacara HUT TNI ke-80, Wujudkan Sinergi Forkopimda Lewat Kejutan Spesial
Pancasila Tak Tergantikan dan Landasan Fundamental Persatuan Bangsa
Jaga Jantung Sehat, Dinkes Pacitan Ajak Warga Cegah Serangan Mendadak
DUGAAN PUNGLI DI SMA NEGERI 1 NGIMBANG, MELANGGAR PRINSIP SUKARELA PENDIDIKAN
Janji Tinggal Janji! Warga Dusun Gading Tuntut PT Lentera Grup Lunasi Kompensasi Rp100 Juta
Jelang HUT ke-80 TNI, Kodim 0807 Tulungagung Gelar Pangan Murah di GOR Sembung
Mahasiswa UM Menyusuri Gelap, Menyalakan Jiwa Patriotik

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 23:17 WIB

Diduga Akibat Korsleting Listrik, Rumah Warga Negeri Katon Ludes Terbakar — Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Jumat, 3 Oktober 2025 - 15:47 WIB

Jalin Sinergitas Dengan Jurnalis, Polres Pesawaran Sambangi kantor FKW-KP

Jumat, 3 Oktober 2025 - 15:35 WIB

Bantuan Alsintan dan Produksi Pupuk Organik Cair Dorong Produktifitas Pertanian Pesawaran

Jumat, 3 Oktober 2025 - 14:39 WIB

Tingkatkan disiplin dan kesadaran Masyarakat, Sat Lantas Pesawaran Edukasi Tertib Berlalu Lintas

Kamis, 2 Oktober 2025 - 11:05 WIB

Dugaan Monopoli Bahan Baku di Dapur MBG Pesawaran: Jurnalis Dipaksa Hapus Rekaman Konfirmasi

Rabu, 1 Oktober 2025 - 21:59 WIB

Mahasiswa ITERA Dirikan Sanggar Tani SIPETANI di Desa Bagelen, Dorong Pertanian Modern dan Produktifitas Petani

Rabu, 1 Oktober 2025 - 20:44 WIB

Gerak Cepat Tekab 308 Presisi Polsek Tegineneng Ungkap Penggelapan Sepeda Motor, Pelaku Utama Dalam Pengejaran

Jumat, 19 September 2025 - 16:51 WIB

Pemkab Pesawaran Mantapkan Langkah Percepatan Penanganan Stunting Lewat Rakor TPPS

Berita Terbaru