BREBES//nasionaldetik.com – Proyek pembangunan rehabilitasi Jembatan Wetan Jubang yang berada di ruas jalan utama Jatibarang-Ketanggungan tepatnya di Desa Slatri, Kecamatan Larangan menuai sorotan. Pasalnya, proyek milik Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah terkesan lemah dalam pengawasan. Hal itu membuat proses pemasangan batu belah untuk pondasi turap jembatan terkesan asal pasang.
Kondisi itu tentu akan menyebabkan usia bangunan semakin berkurang. Dari pantauan awak media di lokasi kegiatan, proyek senilai Rp.1,4 milyar itu sangat lemah dalam pengawasan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, beberapa pekerja juga terlibat asal memasang batu belah dalam menyelesaikan pekerjaan. “Kelihatannya sesuka hati dalam memasang batu,”ujar Wahidin, dari aktifis pemerhati pembangunan, Senin 19 Agustus 2025. Bahkan untuk komposisi material, lanjut dia, juga terlihat kurang campuran semen.
Selain itu, untuk pemasangan batu belah juga tidak menggunakan teknik yang baik. Sehingga ada pasangan batu yang tanpa spasi adukan. Kondisi itu membuat pasangan mudah retak-retak.
Sementara, kepada awak media Konsultan Pengawas dari PT. Gagas Adi Bagaskara, Hendra Jaya Three,ST ditemui di sekitar lokasi pekerjaan Selasa, 26 Agustus 2025 menyebut kalau proses pengawasan selalu dilakukan setiap hari. Bahkan hasil pengawasan itu selalu di laporkan secara berkala dan tertulis.
Terkait dengan pekerjaan pemasangan batu, lanjut dia, Hendra mengaku kalau memang itu ada kesalahan dalam teknik pemasangan batu. “Ini karena tidak tertibnya metode pekerjaan mereka,”ujarnya. Ia pun beberapa kali menegur mandor agar itu dilakukan berbaikan.
Meski begitu untuk kegiatan tersebut memang belum selesai, dan nantinya akan dilakukan siaran diatasnya. Termasuk juga pasangan batu yang tidak ada mortar-nya, juga itu nantinya akan di koreksi.
“Nanti pekerjaan semuanya akan di koreksi, kalau memang ada yang tidak sesuai dengan spesifikasi, ya itu bisa saja nanti tidak dibayarkan,” tambah dia. Tapi sebagai konsultan yang baik, tentu kita akan tegur secara lisan ke mandornya agar pekerjaan itu bisa dilakukan perbaikan.
Terkait dengan campuran semen, Hendra mengaku sudah dilakukan pengujian. Artinya untuk campuran adonan mortar sudah sesuai. “Untuk adonan sudah kita ambil sempelnya, dan itu sudah sesuai. Kalau ada yang ngeprol itu biasanya dipinggir-pinggirannya atau kurangnya tekanan saat pemasangan plester,” pungkas dia.***