Nasionaldetik.com,- Juli 2025 Ahmad Rizki Setiawan, Wakil Bendahara BEM PTNU Se-Nusantara, menegaskan pentingnya percepatan realisasi program transmigrasi di Kalimantan yang diusung oleh Kementerian Transmigrasi dan didukung oleh Komisi V DPR RI. Dalam pernyataannya, Ahmad Rizki menyoroti urgensi transmigrasi sebagai solusi strategis untuk pemerataan penduduk, penguatan ekonomi daerah, serta pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan di Kalimantan.
Menurut Ahmad Rizki, transmigrasi merupakan program pemerintah yang telah lama menjadi instrumen untuk mengatasi ketimpangan demografis antara pulau-pulau padat penduduk seperti Jawa dan wilayah-wilayah yang masih memiliki potensi lahan luas seperti Kalimantan.
“Transmigrasi bukan hanya soal pemindahan penduduk, tetapi juga upaya membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa,” tegasnya .
Kementerian Transmigrasi saat ini terus mendorong penguatan program transmigrasi dengan berbagai inovasi, seperti pemberian 2.000 beasiswa kepada generasi muda yang bersedia menjadi transmigran, serta percepatan sertifikasi lahan bagi para transmigran dengan target 13.751 sertifikat tahun ini. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik dan keberlanjutan program transmigrasi di Kalimantan .
Ahmad Rizki juga menyoroti pentingnya dukungan anggaran dari Komisi V DPR RI dalam merealisasikan program transmigrasi. Komisi V, yang membidangi infrastruktur, transportasi, kawasan tertinggal, dan transmigrasi, secara konsisten mengawal alokasi anggaran untuk mendukung kebijakan transmigrasi, meskipun data spesifik pagu anggaran untuk transmigrasi di Kalimantan belum dipublikasikan secara rinci dalam dokumen publik terbaru .
Namun, komitmen Komisi V dalam pembahasan APBN dan pengawasan pelaksanaan program transmigrasi menjadi faktor kunci dalam kelancaran realisasi di lapangan.
Lebih lanjut, Ahmad Rizki mengaitkan urgensi transmigrasi dengan teori yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun dalam karya monumentalnya, “Muqaddimah”. Ibnu Khaldun menyoroti pentingnya distribusi penduduk yang merata untuk mendukung kemajuan peradaban dan pembangunan ekonomi.
Dalam “Muqaddimah”, Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa wilayah yang padat penduduk cenderung menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan budaya, namun juga berisiko mengalami stagnasi jika tidak diimbangi dengan pemerataan ke wilayah lain .
Ibnu Khaldun juga menekankan pentingnya migrasi dan urbanisasi sebagai pendorong dinamika sosial dan ekonomi. Menurutnya, perpindahan penduduk dapat menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru, memperkuat solidaritas sosial (asabiyyah), dan mendorong kemajuan peradaban .
“Transmigrasi di Kalimantan adalah implementasi nyata dari teori Ibnu Khaldun tentang pentingnya distribusi penduduk dan pembangunan wilayah baru,” ujar Ahmad Rizki.
Ahmad Rizki tidak menutup mata terhadap tantangan lingkungan yang dihadapi Kalimantan akibat program transmigrasi dan pembangunan infrastruktur. Data menunjukkan bahwa lebih dari 60% hutan primer di Kalimantan telah mengalami deforestasi, sebagian besar akibat pembukaan lahan untuk permukiman transmigrasi dan perkebunan . Deforestasi ini berdampak pada hilangnya keanekaragaman hayati, meningkatnya emisi karbon, dan terjadinya konflik lahan dengan masyarakat adat .
Namun, Ahmad Rizki menegaskan bahwa transmigrasi tetap dapat dijalankan secara berkelanjutan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan yang baik. Ia mendorong pemerintah untuk mengintegrasikan program transmigrasi dengan kebijakan restorasi lahan gambut, pelibatan masyarakat lokal, serta penerapan teknologi ramah lingkungan dalam pembangunan permukiman baru .
“Transmigrasi harus menjadi solusi, bukan sumber masalah baru. Dengan tata kelola lingkungan yang baik, transmigrasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga kelestarian alam Kalimantan,” tambahnya.
Ahmad Rizki Setiawan menegaskan bahwa realisasi transmigrasi di Kalimantan adalah langkah strategis yang harus didukung oleh semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, DPR RI, hingga masyarakat dan mahasiswa. Dengan dukungan anggaran yang memadai, landasan teori yang kuat, serta komitmen terhadap pengelolaan lingkungan, transmigrasi di Kalimantan diyakini dapat menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan dan pemerataan kesejahteraan di Indonesia.
Tim Redaksi BEM PTNU