Nasionaldetik.com,-13 Juli 2025 Jadwal safari ceramah Zakir Naik di Bandung diwarnai aksi penolakan dari salah satu ormas lintas Agama, suku budaya dan tradisi Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB). Beberapa spanduk penolakan terpasang di beberapa lokasi yang menyerukan pembatalan acara yang dinilai sarat kontroversi.
“Bandung dan Jawa Barat di bawah kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi seharusnya menolak penceramah kontroversi demi menjaga situasi sosial antar umat beragama. Maraknya beberapa kasus penolakan pembangunan tempat ibadah di Jawa Barat tidak lepas dari paham anti Agama lain yang disebar oleh penceramah impor seperti Zakir Naik” ungkap ketua umum PNIB, AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) dalam keterangannya pada media.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sebulan terakhir Jawa Barat terjadi peristiwa penolakan pembangunan tempat ibadah di Sukabumi dan Depok. Menurut Gus Wal peristiwa ini terjadi akibat segelintir orang yang salah memahami perbedaan keyakinan beribadah.
“Kebebasan beribadah semua Agama dijamin undang-undang, tidak boleh ada penolakan manusia Indonesia untuk berdoa dan beribadah. Ceramah Zakir Naik yang cenderung menyudutkan Agama lain menyumbang pemikiran fanatisme Yang Maha berlebihan dan berakibat pada aksi intoleransi, radikalisme dan terorisme” sambung Gus Wal.
Gus Wal menyayangkan pemberian ijin ceramah Zakir Naik hanya karena pertimbangan biaya besar yang telah dialokasikan untuk acara yang lebih banyak berdampak negative ke depannya.
“Zakir Naik dalam setiap acara ceramahnya selalu membiayai sendiri acaranya. Dana besar dari luar negeri yang disediakan menyimpan agenda tersembunyi penyusupan ideologi trans nasional khilafah lewat media ceramah. Ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi pihak yang memberi ijin, bahwa ideologi transnasional Khilafah sedang mengancam kita secara masif. Masih ada waktu untuk membatalkannya sebelum masyarakat terlanjur terprovokasi dan semakin tumbuh suburnya Intoleransi, radikalisme Terorisme usai menghadiri acara Zakir Naik tersebut” kata Gus Wal
Tim Redaksi PNIB
