Nasional detik.com Jakarta — Ketua Umum Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Dr. Ipong Hembing Putra, melontarkan kritik keras terhadap pernyataan politisi Gerindra, Fadli Zon, yang kembali mengangkat narasi kontroversial terkait tragedi Mei 1998.
Dalam pernyataan resminya, Ipong menyayangkan pernyataan Fadli yang dinilai tidak sensitif terhadap luka sejarah, terutama bagi para korban perempuan keturunan Tionghoa yang mengalami kekerasan saat kerusuhan besar melanda Jakarta dan beberapa kota lain pada Mei 1998.
“Dengan penuh keprihatinan, kami menyesalkan pernyataan Fadli Zon yang justru mempertanyakan penderitaan korban. Ini tidak hanya menyinggung perasaan keluarga korban, tapi juga bisa merusak semangat rekonsiliasi nasional yang telah dibangun selama ini,” ujar Ipong dalam keterangan tertulis, Minggu (23/6).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tragedi Mei 1998: Luka Kolektif yang Belum Sembuh
Tragedi Mei 1998 adalah salah satu titik kelam dalam sejarah Indonesia. Selain krisis politik dan ekonomi, peristiwa ini diwarnai aksi kekerasan yang sistemik terhadap etnis Tionghoa, termasuk dugaan pemerkosaan terhadap perempuan Tionghoa—yang hingga kini banyak belum terungkap secara utuh di ruang publik.
Meski lebih dari dua dekade telah berlalu, banyak keluarga korban memilih diam, lebih karena pertimbangan demi menjaga stabilitas dan persatuan nasional.
“Di tengah semangat kebangsaan yang makin inklusif, narasi yang mengecilkan penderitaan korban bisa memicu luka baru. Ini kontraproduktif dan bisa menghambat proses pemulihan sejarah bangsa,” tegas Ipong.
Pesan untuk Tokoh Bangsa: Jadilah Perekat, Bukan Pemecah
Sebagai tokoh publik, menurut Ipong, Fadli Zon memiliki tanggung jawab moral untuk merawat persatuan. Ia menyebut bahwa tokoh bangsa semestinya menjadi jembatan kebinekaan, bukan justru menimbulkan kegaduhan baru.
“Sejarah memang harus dicatat secara objektif, tapi jangan pernah kehilangan empati. Yang kita bicarakan bukan sekadar angka, tapi luka manusia,” ucapnya.
Ajakan Jaga Rekonsiliasi dan Kebinekaan
Melalui PITI, Ipong menyerukan agar seluruh elemen masyarakat tetap menjaga semangat persaudaraan, kebangsaan, dan rekonsiliasi.
“Indonesia sudah jauh melangkah dari masa kelam itu. Mari jaga suasana kebangsaan ini, jangan dirusak dengan narasi yang menyakitkan,” tutupnya.
Hingga berita ini tayang, Fadli Zon belum memberikan tanggapan resmi atas kritik dari Ketua Umum PITI tersebut.