Ikan Blue Marlin Jadi Primadona di Kabupaten Pesisir Barat Lampung

Edi Supriadi

- Redaksi

Senin, 9 Juni 2025 - 02:12 WIB

40209 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nasionaldetik.com , LAMPUNG – Dikenal sebagai ikan cepat dan tangguh di lautan lepas, Blue Marlin atau yang oleh warga Pesisir Barat Lampung disebut “Tuhuk”, kini tengah memasuki musim tangkap terbaiknya.

Ikan predator laut dalam ini termasuk dalam keluarga Istiophoridae, memiliki ciri khas moncong panjang seperti tombak dan sirip punggung menyerupai layar, serta mampu tumbuh hingga berat 150 kilogram per ekor.

Di Kabupaten Pesisir Barat, khususnya di wilayah Dermaga Kuala Stabas, Krui, ikan ini muncul dalam jumlah banyak setiap tahun antara bulan Maret hingga Juni. Para nelayan lokal bisa menangkap hingga empat ekor dalam sekali melaut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Biasanya kami berangkat siang hari, dua jam perjalanan dari dermaga ke laut lepas. Kalau musimnya pas, sehari bisa dapat tiga sampai empat ekor tuhuk,” ujar Zahlo (57), nelayan setempat yang telah puluhan tahun melaut dari Kuala Stabas.

Baca Juga :  Bhabinkamtibmas Polsek Bantarujeg Berikan Bantuan Selang Air untuk Mushola Al Ma'mun di Desa Haurgeulis

Tuhuk bukan sekadar tangkapan biasa. Bagi warga setempat, ikan ini merupakan bahan masakan favorit karena rasanya yang gurih dan tekstur dagingnya yang lembut.

Di tangan para ibu rumah tangga maupun pedagang kuliner, ikan tuhuk disulap menjadi beragam hidangan menggugah selera seperti pempek, sate ikan, pindang, hingga gulai taboh—menu khas yang selalu hadir dalam hajatan besar maupun hari raya.

“Kalau resepsi pernikahan, warga sini lebih suka masak gulai taboh pakai ikan tuhuk daripada masak rendang. Rasanya lebih cocok di lidah kami,” ujar Zahlo lagi, sembari menunjukkan hasil tangkapan segarnya di pinggir dermaga.

Harga ikan tuhuk di pasar tradisional sekitar Krui berkisar antara Rp45 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram. Selain di pasar, pengunjung juga bisa membelinya langsung dari nelayan di sekitar dermaga.

Baca Juga :  Polres Tulang Bawang Luncurkan Inovasi Pelayanan Kesehatan Melalui ATM Dahak

“Ikan ini cepat laku. Banyak wisatawan yang datang sengaja cari olahannya di warung-warung makan. Apalagi pas musim ombak besar seperti sekarang, banyak tamu datang karena ada kejuaraan selancar,” ungkap Zahlo.

Memasuki Juni 2025, Kabupaten Pesisir Barat juga tengah bersiap menjadi tuan rumah kejuaraan selancar bertaraf internasional yang akan diikuti oleh 302 peserta dari 17 negara.

Perhelatan ini diprediksi akan membawa dampak positif bagi nelayan dan pelaku UMKM kuliner di wilayah tersebut.

“Kami senang kalau ada acara seperti ini. Warung makin ramai, ikan kami makin dicari. Semoga terus berlanjut setiap tahun,” tutup Zahlo penuh harap.

Jika Anda berkunjung ke Pesisir Barat, sempatkanlah mampir ke warung-warung sekitar Krui. Cicipi sendiri kenikmatan ikan tuhuk dalam sajian khas Lampung yang penuh cita rasa. Rasanya dijamin memanjakan lidah.

Penulis : Yovi

Berita Terkait

Pihak Perusahan Seakan Lupa Ingatan Tidak Mengetahui Kewajibannya Kepada Masyarakat.
Dukung Aulia! Finalis Duta Bahasa Lampung yang Menginspirasi dari Pesawaran
LSM MAUNG MESUJI : Dugaan Korupsi Jajaran Bawaslu Mesuji “Menerima Tanpa Jalankan Tugas Negara”
Dugaan Menyalahgunakan UU ITE, Tiga Wartawan Melaporkan Tengku Wahyu yang Mengaku Pengacaran Bupati Lampung Barat ke Polda Lampung
Polda Lampung Gelar Operasi Tuhuk Krakatau 2025: Amankan 302 Peselancar dari 17 Negara
Kampanye Terselubung Gunakan Anggaran Negara, Elly Wahyuni Terancam Jerat Pidana Korupsi
Apindo Gelar FGD, Bahas Optimalisasi Peran Pelabuhan Panjang Dalam Ekspor Impor
KPAI Lampung Soroti Dugaan Korupsi di BBWS Lampung dan Akan Gelar Aksi