Nasionaldetik.com , Jombang – Tagline ‘Jombang Santri The Root of Java’, yang disampaikan langsung oleh Bupati, lagi-lagi mendapat respos dari tokoh muda Jombang Gus Faiz yang selama ini cukup kritis terhadap kebijakan Pemkab Jombang bila dirasa menabrak Demokrasi dan Keadilan Sosial. Rabu 21/05/25
Menurut Faizuddin FM “Penambahan diksi The Root of Java tidak mengandung nilai-nilai filosofis, historis, sosialogis masyarakat Jombang, apalagi Bupati dalam penyampaiannya tidak dibarengi dengan naskah akademik yang didalamnya bernilai historis, filosofis dan sosiologis”
Tagline atau selogan kabupaten bukan hanya sekadar ungkapan kata-kata, tetapi juga memiliki makna yang mendalam dan mencerminkan identitas, nilai (historis-filosofis-sosiologis) dan aspirasi masyarakat.
“Slogan kabupaten yang memiliki nilai historis, filosofis, dan sosiologis, harus didasarkan pada naskah akademik untuk memastikan keabsahan dan relevansinya dengan konteks daerah. Naskah akademik ini berfungsi sebagai dasar teoritis, kajian empiris, dan analisis yang mendalam untuk menghasilkan slogan yang bermakna dan sesuai dengan identitas kabupaten”, imbuhnya.
Masih menurut Gus Faiz, “Jika penambahan kalimat ‘The Root of Java’ dilakukan agar tagline tersebut bisa didaftarkan secara legal sebagai hak paten dengan alasan yang dikemukakan Bupati, bahwa slogan ‘Kota Santri’ telah lebih dulu digunakan dan dimiliki oleh enam kabupaten lain, pertanyaan kemudian, Kenapa tidak ditambah dengan kata Jombang sebelum kata Kota Santri ?, kalau ditambah kata Jombang, saya yakin tidak akan bisa dimiliki daerah-daerah lain.”
“Bupati Jombang terkesan memaksa dengan kalimat the rood of Java, saya meminta kepada Bupati untuk memberi alasan yang bermakna filosofis, historis dan sosiologis nya, termasuk naskah akademik nya juga dan itu semua disampaikan terbuka untuk seluruh masyarakat Jombang”, pungkasnya
Penulis : Tim Redaksi