Woow…!! Dampak Rivalitas Bisnis, Benarkah Ada Konspirasi Gagalkan Grebeg Besar Demak ?

Edi Supriadi

- Redaksi

Minggu, 18 Mei 2025 - 01:24 WIB

40368 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Nasionaldetik.com , Demak – Grebeg besar Demak sebagai tradisi ritual masyarakat kabupaten Demak mengalami pergeseran paradigma. Alih-alih melestarikan budaya religi sebagai identitas kabupaten, momentum Grebeg besar justru dianggap sebagai sebuah ladang cuan.

Tak heran otoritas terhadap pengelolaan even Grebeg besar menjadi ajang persaingan para pelaku bisnis di bidang tersebut, dimana proses pemilihan pihak ketiga sebagai otoritas penyelenggara even Grebeg Besar Demak tahun 2025 dianggap tidak fair oleh Diana Ria Enterprise.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun dalam perkembangannya, pihak Diana Ria tidak membawa masalah tersebut ke dalam ranah sengketa administrasi, namun justru membuat even serupa yang waktu dan lokasinya beriringan dengan even tradisi ritual Grebeg besar.

Sejumlah pegiat sosial Kabupaten Demak mengaku prihatin dengan munculnya gelaran Pasar malam di ruko BKM Demak 2025 yang dilaksanakan Diana Enterprise tanggal 17 Mei-15 Juni.

M Rohmat, salah satu pegiat sosial yang tinggal di Wonosalam melihat pergeseran paradigma dari tradisi religi menjadi arena berebut cuan. Ia menganggap ada nuansa emosional dari penyelenggara pasar malam di ruko BKM akibat kalah lelang.

“Ini sangat tidak elok, pasar malam di ruko BKM yang lokasinya berdekatan dengan Grebeg besar Tembiring, sepertinya sebuah tandingan dan luapan emosional. Sangat tidak kondusif jika muncul persaingan yang tidak sehat. Jangan sampai kedua pihak saling menjatuhkan dan ahirnya terjadi sabotase pada wahana permainan, ahirnya masyarakat lah yang menjadi korbannya, “ujar Rohmat.

Baca Juga :  Viral!! BMI BONE Kecam Tindakan Penyidik KPK RI

Menurut Rohmat, mau diberi label apapun, publik melihat gelaran Pasar malam Jogoloyo atau ruko BKM Demak sebagai even tandingan yang berlatar belakang bisnis. Motif itu menurut Rohmat mudah terbaca, sehingga munculnya ijin keramaian dari Polres Demak terasa sangat janggal untuk dipahami oleh khalayak umum.

Secara rinci Rohmat menjelaskan, sebagai bagian elemen kontrol sosial dirinya pernah menghadap Kasat Intelkam Polres Demak AKP Bisri untuk meminta konfirmasi atas ijin keramaian yang dikeluarkan Polres Demak. Menurut Rohmat, untuk acara gelaran Pasar malam di Ruko BKM mengingat banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan APH.

“Saya tanya pak kasat, waktu dimintai ijin even tersebut apa sudah tahu lokasinya, oleh beliau dijawab tidak. Ini kan aneh, untuk sebuah pemberian ijin yang berpotensi menimbulkan gangguan Kamtibmas, Kasat Intelkam Polres Demak mengaku tidak tahu lokasinya. Konyol ini, motto Intelkam adalah “indera waspada negara raharja”. Fungsi Intel adalah mata dan telinga (indera) lembaga kepolisian. Intel mendengar dan melihat gejala hingga keluhan-keluhan masyarakat dalam berbagai hal. Intel menghasilkan laporan informasi yang nantinya akan dialihkan kepada fungsi yang berkaitan. Hal itu selanjutnya untuk meredam supaya tidak meningkat menjadi ancaman faktual atau nyata, “jelas Rohmat.

Baca Juga :  Polsek Rowosari Gencarkan Patroli Malam, Warga Diminta Tingkatkan Kewaspadaan

Rohmat berpendapat, bila yang disampaikan oleh Kasat Intelkam Polres Demak adalah pengakuan jujur maka dapat disimpulkan bahwa Kasat Intelkam gagal menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai seorang intelejen. Akan tetapi apabila yang disampaikan oleh Kasat Intelkam adalah upaya pengingkaran fakta, maka patut dapat diduga bahwa yang bersangkutan terlibat dalam konspirasi dengan latar belakang persaingan bisnis.

Rohmat menyatakan bahwa sejumlah pegiat sosial memiliki informasi dugaan konspirasi antara oknum APH dengan manajemen penyelenggara pasar malam di Ruko BKM untuk mencari kelemahan manajemen penyelenggara Grebeg besar terpilih. Agar OPD terkait membatalkan hasil seleksinya.

Sejarah Grebeg besar yang sudah menjadi tradisi budaya di Kabupaten Demak, tercatat sudah ratusan tahun berjalan. Dahulu merupakan syiar Islam dimasa Kasultanan Raden Fatah dan diakui memiliki nilai sakral yang sangat tinggi. ritualitasnya diawali dari ziarah ke makam Sultan-sultan Demak, selamatan Tumpeng Songo, kirap budaya, penjamasan dan pasar malam.

Penulis : TIM Redaksi

Berita Terkait

Babinsa Dan Warga Desa Ngampon Buru Hama Tikus
Woooow….!!!Diduga Bolak-Balik Beli Solar Subsidi di SPBU Mandisari Parakan, Diperintah Pemilik Berinisial “S”
Kodim Sragen Gelar Karya bakti di Ds.Gringging Sambungmacan
Babinsa Bantu Petani Cegah Hama, Semprot Bulir Padi
Sedihnya Warga sedihnya Babinsa, Serda Ichsan Takziah Ke Rumah Duka
Upaya Pencegahan PMK Di Desa Kalinanas Boyolali
Heboh….!!! Diduga Milik WR Mafia BBM Yang Sama Mengangsu di Beberapa SPBU Lainnya. Armada Pengangsu Solar Subsidi Terpantau Jelas di SPBU Pertamina 44.533.06 Kalimanah
Wooooow….!!! Diduga Jadi Korban Penculikan dan Pengeroyokan, Kasus Purwanto Libatkan Oknum Diduga Suruhan Anggota DPR RI