Buka Data, Bukan Prasangka: Menyikapi Polemik Seleksi RSUD Labuan & Cilograng

Edi Supriadi

- Redaksi

Jumat, 2 Mei 2025 - 16:01 WIB

40161 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Oleh : Kamaludin
(Aktivis Pemerhati Kebijakan Publik & Politik)

Nasionaldetik.com , BANTEN – Proses seleksi pegawai di RSUD Labuan dan RSUD Cilograng yang kini menuai polemik seharusnya dijernihkan dengan nalar publik yang sehat, bukan dibakar oleh opini liar tanpa bukti. Tuduhan adanya manipulasi sistem, praktik titipan, hingga tudingan kolusi yang digulirkan di tengah masa sanggah resmi, justru mengindikasikan bahwa suara publik tengah direduksi oleh narasi emosional—bukan diperkuat dengan argumentasi faktual.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rekrutmen ini telah menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT), yang secara desain teknis dirancang untuk menutup ruang intervensi manusia.

Setiap peserta menerima hasil ujian secara real-time, transparan, dan terekam digital. Maka, klaim adanya manipulasi skor tanpa menyodorkan bukti forensik yang dapat diuji secara sah, bukan hanya absurd secara logika, tapi juga sembrono dalam etika komunikasi publik.

Sorotan terhadap kebijakan afirmasi domisili pun tampaknya dibingkai secara bias. Afirmasi adalah kebijakan afirmatif, bukan kompensasi mutlak. Skor tambahan yang diberikan bersifat terbatas dan tidak dapat menggeser peta kelulusan secara drastis. Maka, narasi “nilai tinggi tapi tidak lolos” tanpa mengungkap komponen nilai total dan posisi akhir dalam ranking, hanyalah fragmen cerita yang dipaksakan menjadi kebenaran tunggal.

Baca Juga :  Lahan Sela Dimanfaatkan untuk Tanam Labu Putih dan Sayuran di Demangan

Lebih disayangkan lagi, ketika ruang sanggah yang disediakan secara resmi justru tidak dimanfaatkan secara maksimal. Sebaliknya, opini media digunakan sebagai alat tekanan yang tidak bertanggung jawab. Ini bukan bentuk kontrol sosial, melainkan delegitimasi prosedur yang dilandasi oleh frustrasi atas hasil—bukan oleh temuan atas cacat sistem.

Kita juga tidak dapat menutup mata bahwa kritik terhadap sistem seleksi kerap dijadikan kedok untuk menutupi kegagalan kelompok tertentu dalam kompetisi terbuka. Ketika harapan personal tidak terwujud, sistem dituduh korup. Ini adalah bentuk kekerasan simbolik terhadap meritokrasi dan penghinaan terhadap ribuan peserta lain yang berjuang secara jujur.

Pernyataan bahwa rumah sakit daerah kini menjadi “sarang KKN” bukan saja hiperbolik, tapi juga tidak berdasar hukum. Apakah telah ada audit? Apakah telah ditemukan pelanggaran administratif atau etik? Jika belum, maka label itu tidak lebih dari fitnah terbuka, yang berpotensi merusak legitimasi institusi pelayanan publik.

Baca Juga :  IMO Angkat Jempol Keputusan Gubernur Banten Berlakukan Pemutihan Pajak

Demokrasi memang memberi ruang kritik, tapi bukan ruang fitnah. Kritik yang sehat lahir dari data, metodologi, dan kanal resmi. Sebaliknya, agitasi politik yang disamarkan sebagai “kontrol sosial” justru melemahkan institusi, mencemari kepercayaan publik, dan menghambat laju reformasi birokrasi yang sedang dibangun dengan susah payah.

Ruang sanggah telah dibuka. Saluran resmi tersedia. Maka, bagi pihak-pihak yang merasa dirugikan, ajukanlah bukti, bukan asumsi. Transparansi tidak akan pernah lahir dari tekanan populis, melainkan dari keberanian menguji prosedur secara legal dan logis.

Kini saatnya kita semua, terutama mereka yang mengaku sebagai representasi suara publik, menunjukkan tanggung jawab moral dan intelektual. Jangan gadaikan integritas birokrasi demi kepentingan pragmatis. Demokrasi bukan sekadar bersuara—tetapi juga soal berani berpikir jernih, bersikap adil, dan menghormati prosedur.

Penulis : Suprani IWO-I Serang

Berita Terkait

Jalan Lintas Cikeusal – Penosogan Rawan Kecelakaan,Pemkab Serang Diminta Peduli.
Tangis Haru Bupati Ratu Zakiyah saat Kukuhkan Paskibraka tingkat Kabupaten Serang 2025
Bupati Ratu Zakiyah Lepas 19 Siswa Asal Kabupaten Serang Berangkat ke Sekolah Rakyat Tangsel
Buka Bimtek, Bupati Serang Ratu Zakiyah Dorong BLUD Bidang Kesehatan Profesional
Mantan Karyawan Diduga Meninggal karena Limbah, Bupati Serang Ratu Zakiyah Sidak PT GRS Jawilan
Lepas Kukerta STAI Assalamiyah Jawilan, Bupati Serang Ratu Zakiyah Sampaikan Pesan Menyentuh
Musrenbang RPJMD 2025-2029, Bupati Serang Ratu Zakiyah Paparkan 16 Program Prioritas
Dikukuhkan, Bupati Serang Ratu Zakiyah Larang Kades Ganti Perangkat Desa

Berita Terkait

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 09:03 WIB

Jelang Hari Kemerdekaan, RW 08 Kelurahan Utan Panjang Kemayoran Mulai Gelar Lomba

Jumat, 15 Agustus 2025 - 18:10 WIB

Rakyat Menjerit, Hukum Dipermainkan: Potret Kegagalan Penegakan Hukum dan Ancaman Stabilitas Nasional

Rabu, 13 Agustus 2025 - 15:20 WIB

Kasad Pimpin Sertijab Pangdam III/Siliwangi, Gubernur Akmil, dan Dansecapa AD

Selasa, 12 Agustus 2025 - 17:44 WIB

“Anak  Tentara Dibunuh! Ayah  Menggugat: Hukum Mati Atau Bubarkan Saja Indonesia Dan  Merah Putih

Selasa, 12 Agustus 2025 - 11:00 WIB

KOKAM Wil Jakarta Timur Komitmen Untuk Terus Mendukung dan Mengawal Program Asta Cita Prabowo-Gibran

Senin, 11 Agustus 2025 - 20:50 WIB

Skandal Pemerasan dan Penganiayaan: Nama Pejabat KemenKraf Terseret, Ancaman 9 Tahun Menanti

Minggu, 10 Agustus 2025 - 13:01 WIB

Tiga Remaja Diamankan Saat Hendak Tawuran di Kemayoran, Polisi Sita Celurit

Minggu, 10 Agustus 2025 - 10:57 WIB

Kakanwil Ditjenpas Jambi Hadiri Pembukaan Kegiatan Indonesian Prison Product Arts dan Festival (IPPAFEST) 2025 di Jakarta”

Berita Terbaru