Tanah Karo, Nasionaldetik.com
Kawasan wisata Siosar, Puncak 2000, berada di Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dulu sempat viral dan menjadi Tujuan Daerah Wisata di Sumatera Utara.
Namun saat ini kondisinya sangat memprihatinkan, yang mana objek wisata yang dulunya menjadi salah satu primadona di Kabupaten Karo tersebut kini sudah kehilangan pesona dan keindahannya.Ini terlihat ketika Tim media melelusuri kawasan wisata Siosar pada Selasa 29/04/2025 sore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hiruk-pikuk wisata yang dulu selalu ramai di salah satu spot yang dulu menjadi favorit yakni Zia Cafe juga terlihat tak kalah memprihatinkan. Bangunan yang dominan terbuat dari bahan dasar kayu tersebut, tampak bagaikan bangunan usang tanpa penghuni.
Pemandangan serupa juga ditemukan di beberapa titik, seperti di area penginapan bubble yang dulunya juga menjadi spot foto kekinian.
Tak hanya itu, area wahana seluncuran pelangi yang berada di depan Penginapan bubble juga kondisinya angatlah menyedihkan, hampir seluruh titik lokasi yang dulu menjadi primadona seakan dibiarkan terbengkalai begitu saja. Rumput liar dan ilalang telah menyelimuti keindahannya.
Terbengkalainya dan matinya wisata di Kawasan Siosar ini tidak lain akibat dari banyaknya “Kutipan Liar dan mahalnya Retribusi Masuk” juga harga tiket dan harga makanan di lokasi sangat tidak masuk akal, salah satu contoh nasi goreng harganya Rp 45.000/porsi, jus Rp 25.000/gelas, belum lagi jika anak-anak mau bermain prosotan atau wahana permainan lainnya, kita kembali harus merogoh kocek mulai dari Rp 20. 000 – Rp 75.000. Akibatnya membuat wisatawan tak lagi melirik kawasan Siosar sebagai tujuan wisata saat berkunjung ke Kabupaten Karo.
Belum lagi bila kita harus menginap disana, sewa Villa cukup mahal, mulai dari Rp 1.5 – 3 juta /malam itu hanya Villa saja, sedangkan wahana bermain kita harus bayar lagi. Akibatnya Villa tersebut sekarang telah menjadi rumah hantu yang menyeramkan.
Padahal lokasi objek wisata Siosar sejak awal sudah dilirik oleh investor-investor yang ingin menanamkan modal membuat penginapan dan Cafe -cafe dengan harapan kedepan Siosar akan menjadi Pusat Perputaran Ekonomi bagi Kabupaten Karo. Tapi apa mau dikata kini, para Pengusaha puluhan Villa yang selama ini berdiri kokoh didataran tinggi Karo ini telah mengalami kerugian ratusan juta hingga milyaran akibat tidak ada lagi pengunjung yang datang, kawasan Siosar kembali menjadi “Hutan Belantara”, sungguh miris,..!!!
Namun demikian kita sebagai masyarakat Karo masih mempunyai setitik harapan, apabila Bupati yang baru, Brigjen. Pol ( Purn) Antonius Ginting melalui Dinas Pariwisata kembali menghidupkan Wisata Puncak 2000/Siosar. Dengan ketentuan tidak ada lagi ” PUNGLI dan Retribusi yang berlapis ” tiket terjangkau bagi masyarakat ekonomi menengah kebawah, makanan dibuat dengan harga standar, dapat diyakini kawasan Wisata Puncak 2000 Siosar kembali bergeliat dan akan ramai dikunjungi wisatawan, semoga saja.
(Nur Kennan Tarigan)