Jakarta, Nasionaldetik.com –
Momentum keagamaan terselenggara hampir bersamaan dalam bulan maret dan April tahun ini, Ramadhan, Nyepi, Idul Fitri dan Paskah yang dirayakan dengan penuh kedamaian oleh seluruh Umat beragama, Senin 21 April 2025.
Namun tidak banyak diberitakan, salah satu kunci kesuksesan perayaan keagamaan mulai dari Ramadhan, Nyepi, Idul Fitri, dan Paskah tersebut adalah peran Densus 88. Mereka para penjaga keharmonisan antar umat beragama dari potensi serangan bahaya teroris dan radikalisme.
Ketua Umum Ormas lintas agama, budaya, kebangsaan dan kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) mengapresiasi kesiapan dan kesigapan Densus 88 dalam mengawal hari raya keagamaan yang berlangsung aman dan damai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita rakyat dan bangsa Indonesia wajib bersyukur memiliki Densus 88 yang bekerja keras, tepat, senyap bagi keamanan perayaan keagamaan. Bahwa keberadaan teroris masih ada di sekitar kita, itu menjadi kewaspadaan kita semua. Densus 88 mengantisipasi potensi aksi mereka tanpa kita pinta karena sudah menjadi tugas kewajiban dan amanat kepadanya.
Institusi Polri bekerjasama dengan TNI bersinergi dan bekerja sama dengan sangat baik menunjukkan soliditas kekompakan para aparat keamanan” terang Gus Wal kepada awak media.
“Tidak ada ruang bagi pelaku teroris yang berasal dari kelompok garis keras, khilafah, JI, JAT, JAD, maupun FPI, HTI dan sejenisnya untuk menjalankan aksi terorisme nya” tegas Gus Wal.
Seperti yang dikabarkan berbagai media, sel-sel tidur pelaku terorisme berkolaborasi ke dalam kelompok radikal garis keras. Mereka melakukan perekrutan dan penggalangan dana untuk melancarkan aksinya.
Teroris selalu memanfaatkan perayaan keagamaan untuk melakukan aksinya. Bulan Maret – April ini dengan 4 perayaan keagamaan dalam aksi teroris berpotensi besar menjadi agenda pemecah belah harmoni kerukunan umat beragama dan persatuan. Zero teroris di bulan Maret – April patut kita syukuri dan PNIB mengucapkan terima kasih kepada Densus 88 yang sudah mengantisipasinya” kata Gus Wal.
Sinergi TNI, Polri dan Densus 88 bersama elemen masyarakat sewajarnya terus dijaga kesinambungannya. Teroris adalah musuh rakyat dan bangsa Indonesia, mereka bersembunyi mengatasnamakan Agama. Berkedok jihad untuk perjuangan kemuliaan namun sesungguhnya berseberangan dengan kemanusiaan dan ajaran agama manapun.
“Agama apapun tidak mengajarkan untuk menghancurkan umat lain. Tidak ada dalil maupun ayat yang menyatakan itu. Kesalahan kelompok sarabpatigenah dalam menafsirkan jihad didasari dendam, menjadikan mereka berbuat di luar kemanusiaan. Masyarakat sudah waktunya memilah mana perjuangan yang dimanfaatkan oleh kepentingan kelompok dan mana perjuangan untuk kepentingan agama dan bangsa. Sekali lagi bravo TNI, Polri dan Densus 88 yang setia mengawal NKRI dari bahaya laten intoleransi, khilafah, radikalisme, Politik Identitas dan terorisme” tutup Gus Wal di akhir wawancara.
Penulis :(Tim PNIB)