PNIB : Teruslah Bersuara Jangan Diam Demi Menjaga Kewarasan, Negara Sedang Darurat Korupsi Kolusi Nepotisme Khilafah & Terorisme

edisupriadi

- Redaksi

Senin, 14 April 2025 - 11:35 WIB

40127 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jombang, Nasionaldetik.com – Kondisi bangsa yang sedang berjuang melawan krisis multidimensi membutuhkan partisipasi aktif segenap lapisan masyarakat. Korusi, kolusi dan nepotisme yang masih terjadi menjadi faktor yang memperparah situasi ekonomi, sosial dan masa depan bangsa.

Hal tersebut disampaikan oleh AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) selaku ketua umum ormas lintas agama, budaya dan tradisi Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB). Menurut Gus Wal kritik, saran dari berbagai pihak dilakukan dalam rangka mengingatkan Pemerintah akan kondisi nyata yang terjadi

“Dampak dari perilaku KKN yang merasakan bukan para elite, tetapi masyarakat awam berbagai golongan dari kota hingga ke pelosok desa. Kebijakan impor beras ribuan ton proyek mafia pangan, otomatis akan mematikan usaha petani pedesaan. Korupsi ratusan triliun mengakibatkan hilangnya pendapatan negara dan cara mengatasinya dengan menaikkan pajak. Semuanya serba kena pajak hingga pendapatan masyarakat yang sudah minim masih kena potongan pajak. Ini kondisi nyata yang dialami masyarakat” ungkap Gus Wal kepada awak media.

Gus Wal juga menyoroti kondisi ekonomi yang mengalami gejolak pasca transisi kepemimpinan. Menurut Gus Wal, Pemerintah sebagai pemegang segala kebijakan seharusnya lebih memikirkan realita di bawah karena masyarakat yang gelisah akan melahirkan kerawanan sosial.

“Pedagang gorengan, tukang parkir, petani singkong, nelayan kecil tidak akan pernah paham tentang Index harga Saham, naik turun kurs Dollar, rasio utang atau efisiensi. Yang mereka tahu adalah hasil keringat mereka dihargai murah, harga barang tinggi hingga susah mendapatkan fasilitas bantuan subsidi. Mereka juga yang paling duluan heran, bahwa negara pemilik tambang emas dan nikel terbesar di dunia, pengekspor kelapa sawit, batu bara dan SDA lain paling besar. Namun rakyatnya masih banyak yang hidup di jaman batu. Kemana larinya semua hasil kekayaan alam?” jelas Gus Wal bernada geram.

Dalam kondisi sosial kemasyarakatan yang terpuruk, menurut Gus Wal ada satu hal yang juga patut diwaspadai. Yaitu marak masuknya paham ideologi asing dalam rangka memperkeruh situasi.

“Rakyat yang menderita dan kecewa menjadi makanan empuk pengasong ideologi janji surga. Kelompok Wahabi dan khilafah dengan leluasa akan memprovokasi rakyat untuk saling membenci. Sebagian lagi mendidik masyarakat untuk menjadi teroris sebagai solusi hidup susah. Ini juga agenda besar yang butuh diberantas selain koruptor dan perdagangan narkoba” imbuh Gus Wal mengingatkan.

Baca Juga :  Peduli Korban Puting Beliung, Polres Jombang Salurkan Bantuan Sembako Kepada Masyarakat

Di akhir pernyataannya, Gus Wal kembali mengingatkan resiko situasi terburuk apabila bangsa ini semakin terpuruk. Chaos dan kerusuhan massal menjadi sesuatu yang paling dihindari.

“Kami bersuara menyampaikan aspirasi bukan berniat menurunkan kepercayaan kepada pemerintah. Kami warga waras di bawah mewaspadai bangsa ini bisa terpecah belah bahkan perang saudara jika persoalan di atas tidak bisa diatasi oleh pemegang kekuasaan. Jika itu benar terjadi, golongan kita jugalah yang paling duluan merasakan kerusakannya. Sementara para elite dan kaum kapitalis menjadi golongan yang paling duluan kabur ke luar negeri membawa harta bendanya, meninggalkan kepulan asap dan reruntuhan kerusakan. Miris kan?” pungkas Gus Wal. ” (Tim PNIB)

Berita Terkait

Polres Nganjuk Siagakan Personel Amankan Aksi Damai RT/RW di DPRD
Kapolres Nganjuk Hadiri Apel Akbar KNC 2025, Ribuan Pelajar Nganjuk Terima Beasiswa
“Tragis! Tanah Petani Mojowuku Disulap Jadi Sporadik Atas Nama Makelar, Hati-Hati Pengembang Nakal”
Warung Makan Cinta Jaya,Kelezatan Nasi Tiwul Ikan Tuna Khas Pacitan
Naas Pelaku Pembacokan Satu Keluarga di Pacitan,Ditemukan Tewas Membusuk di Hutan
LPK RI DPC Gresik SIDAK Urukan Diduga Ilegal, Lahan Hijau Ketahanan Pangan Terancam Rusak
PNIB : Selamatkan Pelajar dari Keracunan Masal, Stop Sementara MBG Sebelum Berubah Menjadi Makan Beracun Gratis
Panitia Karnaval Kedungsalam Minta Maaf atas Kealpaan Penarikan Uang Parkir Pengunjung Pantai Ngliyep

Berita Terkait

Senin, 29 September 2025 - 21:20 WIB

Musyawarah Desa Tigalingga Bahas RKPDes 2026, Babinsa Tekankan Semangat Gotong Royong

Senin, 29 September 2025 - 21:08 WIB

Babinsa Koramil 03/Parongil Hadiri Sosialisasi Sadar Hukum di Desa Lumban Sihite

Minggu, 28 September 2025 - 19:36 WIB

Babinsa Sertu R. Damanik Sosialisasikan Rekrutmen TNI AD 2025 ke Perangkat Desa Kendit Liang

Minggu, 28 September 2025 - 19:32 WIB

Babinsa Kopda Prendo Pasaribu Ikuti Ibadah Bersama Jemaat GPdI Filadelfia di Sihorbo

Minggu, 28 September 2025 - 19:25 WIB

Babinsa Parongil Sosialisasikan Rekrutmen TNI AD Lewat Komsos di Warung Kopi

Jumat, 26 September 2025 - 20:40 WIB

TNI Bersama Pemerintah Desa Palding Bersihkan Jalan Empat Dusun

Jumat, 26 September 2025 - 20:30 WIB

Babinsa Latih Baris-Berbaris Murid SD di Dairi, Tanamkan Disiplin Sejak Dini

Jumat, 26 September 2025 - 10:46 WIB

Launching Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di Dairi, Dandim: Demi Generasi Sehat dan Tangguh

Berita Terbaru

Tenggamus

Kakon Sumanda Akui Kesalahan soal Dana Desa

Senin, 29 Sep 2025 - 21:44 WIB