Pembentukan Tim Pansus DPRA, Forbina : Bertentangan dengan Visi Misi Mualem dalam Mendorong Investasi di Aceh

Nasional Detik.com

- Redaksi

Selasa, 8 April 2025 - 18:23 WIB

4083 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banda Aceh | Pembentukan Panitia Khusus (Pansus) oleh Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang melibatkan tim pansus menimbulkan berbagai pertanyaan dan kritik terkait tujuan, manfaat, dan dampaknya terhadap sektor investasi di Aceh.

langkah ini bertentangan dengan visi misi Gubernur Aceh, Mualem-Dek Fad yang ingin mendorong iklim investasi yang lebih kondusif di provinsi tersebut.

Muhammad Nur, Direktur Eksekutif Forbina, menyampaikan keberatannya terhadap pembentukan Pansus yang melibatkan tim pansus ini. “Tujuan pembentukan Pansus ini tidak jelas dan lebih terkesan hanya sebagai pemborosan anggaran tanpa memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan investasi di Aceh,” Ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Nur, seharusnya jika DPRA ingin memperoleh informasi terkait sektor tertentu, mereka bisa meminta kepada gubernur untuk menghadirkan dinas terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) atau DPMPTSP, tanpa perlu membentuk tim tambahan.

Nur menambahkan bahwa salah satu keprihatinan utama terkait tim Pansus ini adalah dugaan bahwa tim tersebut justru akan digunakan untuk mengaudit atau mencari kesalahan dalam investasi yang sudah ada, bukannya untuk mendukung kelangsungan investasi tersebut. “Kita khawatir tim ini lebih berfungsi sebagai alat untuk menghambat investasi, dengan fokus pada pencarian kesalahan daripada mendorong pemecahan masalah dan keberlanjutan sektor investasi,” ujar Nur.

Baca Juga :  ingin Bangkitkan Ekonomi Rakyat, Teuku Raja Kemangan Menyampaikan Visi Misi Lewat Partai Gerindra

Proses pemilihan anggota tim Pansus yang dinilai lebih mengutamakan hubungan pribadi dengan Sekretariat Dewan (Sekwan) daripada kompetensi yang relevan dengan sektor investasi,

Ia mengingatkan bahwa pemilihan anggota seharusnya berdasarkan pada keahlian yang dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas investasi di Aceh, bukan sekadar kedekatan atau relasi politik.

Nur juga menyoroti adanya tumpang tindih jabatan di mana beberapa anggota tim memiliki SK ganda, baik sebagai bagian dari Pansus maupun staf khusus gubernur. Ini dinilai sebagai pemborosan anggaran yang seharusnya lebih difokuskan pada upaya strategis untuk memperbaiki kondisi sektor yang membutuhkan perhatian lebih, seperti sektor minerba.

“Dengan terbatasnya sumber daya dan rendahnya tingkat investasi di Aceh, pembentukan tim Pansus ini justru menambah beban yang tidak perlu, yang bisa mengganggu upaya pemulihan ekonomi dan menciptakan iklim investasi yang lebih baik,” tambah Nur.

Baca Juga :  PUSDA: Apresiasi Pemko Banda Aceh Raih Penghargaan Kepatuhan Pajak

dalam memperbaiki tata kelola pemerintahan di sektor minerba harus difokuskan pada langkah-langkah konkret yang mendukung investasi dan bukan menciptakan hambatan baru yang justru merugikan sektor tersebut. “Kami berharap pembentukan Pansus ini tidak merugikan pengembangan investasi yang sedang berjalan di Aceh,” pungkasnya.

Ia menilai bahwa jika yang dimaksud dengan tim Pansus adalah tenaga ahli dari Sekretariat Dewan (Sekwan), maka hal tersebut dapat diselesaikan dengan merevisi Surat Keputusan (SK) yang ada. Namun, jika yang disebutkan benar-benar tim Pansus, maka hal ini menimbulkan persoalan karena Pansus adalah tim khusus dengan tugas tertentu. Konsistensi dalam penunjukan ini perlu dipertanyakan—apakah yang dimaksud adalah Pansus atau tenaga ahli. Jika ada kekeliruan, Forbina meminta Sekretaris Dewan segera melakukan revisi SK untuk menghindari kebingungan dan memastikan pelaksanaan tugas dewan berjalan efektif.

Berita Terkait

Dewan Pimpinan Pusat Aliansi Cyber Pers Aktivis Indonesia Desakan Tegas Kepada Kapolda Aceh : Kasus Ngatiman Cacat Hukum Kenapa Tidak Bisa Di Bebaskan, Serta Ada Apa Sampai Kanit PPA Polres Subulussalam Meminta Uang Rp. 35 Juta Kepada Ngatiman ….. ?????
Peningkatan Dana Hibah Partai Politik Aceh: Kebijakan Kontroversial di Tengah Isu Kemiskinan
Kritik Mualem, SAPA: Tidak Wajar CSR Perusahaan Daerah Disalurkan ke Luar Aceh
CSR untuk Luar Aceh Dinilai Salah Kaprah, SAPA Minta Pemerintah Tegur PT PEMA
FGD Bidang Kesehatan, 33 Kampus di Aceh Bahas Mutu Lulusan
Semarakkan HUT RI ke-80, KPD Gelar Turnamen Internal Badminton
Galian C Suak Makmue Nagan Raya Hari Ini Tidak Lagi Beropeasi
Dugaan Skandal HGU PT. Delima Makmur di Aceh Singkil: Bobroknya Birokrasi, Rakyat Jadi Tumbal!

Berita Terkait

Selasa, 30 September 2025 - 19:48 WIB

Pelantikan PPDI, Polres Nganjuk Tekankan Peran Strategis Tiga Pilar

Selasa, 30 September 2025 - 15:44 WIB

Pendampingan Penanganan ODGJ di Prambon, Polres Nganjuk Tekankan Dampak Sosial dan Kamtibmas

Selasa, 30 September 2025 - 07:45 WIB

Wau Kabupaten Pacitan Terima Anggaran Rp4 Miliar dari Inpres 2025

Senin, 29 September 2025 - 17:19 WIB

Polres Nganjuk Siagakan Personel Amankan Aksi Damai RT/RW di DPRD

Senin, 29 September 2025 - 14:26 WIB

Kapolres Nganjuk Hadiri Apel Akbar KNC 2025, Ribuan Pelajar Nganjuk Terima Beasiswa

Sabtu, 27 September 2025 - 10:29 WIB

“Tragis! Tanah Petani Mojowuku Disulap Jadi Sporadik Atas Nama Makelar, Hati-Hati Pengembang Nakal”

Jumat, 26 September 2025 - 22:05 WIB

Warung Makan Cinta Jaya,Kelezatan Nasi Tiwul Ikan Tuna Khas Pacitan

Kamis, 25 September 2025 - 16:00 WIB

Naas Pelaku Pembacokan Satu Keluarga di Pacitan,Ditemukan Tewas Membusuk di Hutan

Berita Terbaru

Banten

Pemkab Serang dan Uni Emirat Arab Jajaki Peluang Kerjasama

Selasa, 30 Sep 2025 - 20:40 WIB

Lampung barat

SMA Negeri 1 Sekincau Luncurkan Program Makan Bergizi Gratis

Selasa, 30 Sep 2025 - 20:15 WIB