MEDAN
Senja perlahan merangkak di langit Kota Medan, menggantikan terik siang dengan kehangatan yang lebih menenangkan.
Di depan Taman Makam Pahlawan Jalan Sisingamangaraja, para insan pers yang tergabung dalam DPW Ikatan Media Online (IMO) Sumatera Utara berkumpul dengan satu tujuan mulia—berbagi kebaikan dalam balutan kebersamaan.
Ketua DPW IMO Sumut, HA. Nuar Erde, berdiri di tengah-tengah rekan seprofesinya, memimpin dengan hati yang tulus.
Sore itu, mereka bukan hanya sekadar wartawan yang menuliskan berita, tetapi juga saudara bagi sesama, membawa pesan kemanusiaan yang lebih dalam.
Dengan penuh kasih, mereka membagikan takjil kepada para pengguna jalan yang melintas.
Lebih dari sekadar makanan berbuka, setiap bungkusan yang diberikan adalah simbol kepedulian dan cinta yang ingin mereka sampaikan kepada masyarakat.
Seorang pengemudi ojek online yang menerima takjil tampak terdiam sejenak sebelum tersenyum haru.
“Terima kasih, Bang. Ini berkah buat saya yang belum sempat beli buka puasa,” ucapnya dengan suara lirih namun penuh ketulusan.
Senyum lain merekah di wajah para pejuang jalanan—tukang becak, pekerja serabutan, hingga ibu-ibu yang membawa serta anak-anak mereka.
Tak ada batasan, tak ada perbedaan. Hanya ada kebersamaan yang tumbuh dalam rasa syukur yang mendalam.
Ketua Panitia, Fajar Trihatya SE, menyaksikan momen itu dengan mata berbinar. Baginya, ini bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan bukti bahwa kehadiran IMO Sumut bisa menjadi cahaya kecil di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota.
Sementara itu, Bendahara IMO Sumut, Irena Sinaga SH, dengan penuh ketelitian memastikan setiap bungkusan takjil sampai ke tangan yang tepat.
Tidak ada yang terlewat, tidak ada yang terlupakan. Semua mendapatkan bagian dari kebaikan yang mereka tebarkan.
Di tengah kesibukan dunia yang terus melaju cepat, IMO Sumut membuktikan bahwa masih ada ruang untuk peduli, masih ada waktu untuk berbagi. HA. Nuar Erde meyakini bahwa langkah kecil seperti ini akan terus menyemai harapan dan membangun kebaikan yang lebih besar di masa depan.
“Semoga kita selalu diberi kesempatan untuk berbagi dan menebar kebahagiaan bagi sesama. Yang perlu diketahui, wartawan di IMO Sumut bukan hanya menulis, tapi juga berbagi kebaikan,” ujarnya penuh harap.
Saat azan Maghrib berkumandang, suasana semakin syahdu. Satu per satu tangan menengadah, bibir melantunkan doa sebelum berbuka.
Di tengah riuhnya kendaraan dan kesibukan kota, sore itu menjadi bukti bahwa kebaikan selalu menemukan jalannya. Dan di sanalah IMO Sumut berdiri—menjadi bagian dari cerita indah tentang kepedulian, kebersamaan, dan cinta yang terus mengalir.(AVID)