, BOGOR //nasionaldeyik.com – Ketua Indonesia Police Watch (IPW) angkat bicara terkait soal adanya dugaan intimidasi yang dilakukan Kapolsek Cileungsi Kompol Edizon kepada wartawan saat Tim Gabungan dan Polsek Cileungsi melakukan Razia Tempat Hiburan (THM) dikawasan Ruko Metland Cileungsi, Minggu (9/3/2025) pukul 22.30 WIB kemarin.
Menurut Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso, SH. MH sangat menyangakan atas perseteruan antara awak media dengan Kapolsek Cileungsi tersebut. Pasalnya, media (wartawan-red) itu selain sebagai mitra kerja dengan Polri dalam berbagai informasi dan membantu polisi unutk publikasi dalam pengungkapan kasus, juga dilindungi oleh UU Pers Nomor 40 tahun 1999 dalam melakukan tugas jurnalisti.
“Seharusnya, seorang Kapolsek menjlain komunikasi yang baik dengan teman-teman media. Saya berharap, semoga Kapolres mendengar dan membaca kejadian perseteruan antara Kapolsek Cilenungsi dengan rekan-rekan wartawan,” ujarnya.
Menurutnya, polisi harus bersinergi dengan media, karena saat ini zamanya era keterbukaan informasi, sehingga tugas-tugas kepolisian akan lebih mudah dalam menganani kasusu perkara yang perlu mendapat dukungan publik dalam penegakan hukum. “Jika perlu, Kapolsek bisa menggelar kegiatan coffe morning (ngopi bareng-Red) dengan para awak media untuk mejalin komunikasi,” tandas Ketua IPW
Debat Sengit
Menurut informasi yang beredar dikalangan wartawan di Bogor, adapun kronologis perseteruan dan perdebatan sengit antara Kapolsek Cileungsi dan wartawan yang meliput kegiatan razia itu bermula ketika Kapolsek Cileungsi menanyakan keberadaan seorang wartawan berinisial F bersama rekannya J yang kebetulan di luar sekitaran lokasi THM di wilayah Metlend.
Salah satu THM yang menjadi tempat razia oleh Tim Gabungan
Wartawan F yang berada lebih dahulu di lokasi, saat masuk ke tempat hiburan untuk menanyakan kehadiran petugas Polisi justru ditanya oleh Kapolsek: “Sedang apa disini?”. Wartawan yang tersinggung dengan cara bertanya kapolsek menjawab: “Saya wartawan, memang tidak boleh berada disini?” Hal ini menyebabkan ketegangan antara petugas dengan awak media.
Biasanya sebagaimana para Kapolsek sebelumnya, jika akan mengadakan giat razia dan patroli menginformasikan kepada wartawan, kecuali penggrebekan yag bersifat rahasia, bahkan dalam ptroli khusus saja seorang kapolsek pasti mengajak beberapa wartawan.
Menurut informasi lain, seperti diketahui sebelumnya bahwa Kapolsek Cileungsi tersebut, kurang mempunyai hubungan yang harmonis dengan wartawan, sejak press conference (jumpa pers) yang mengecoh wartawan peliput langsung pengamanan gas subsidi di Kirab, Minggu (9/2/2025), sehingga dijuluki “Kapolsek Omon-omon”, yang mengabaikan laporan adanya pengoplosan gas subsidi (22/2/2025, red.).
Namun hingga saat ini mengenai informasi, pemeriksaan yang dilakukan oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Profesi Polda Jawa Barat, walaupun tidak jelas penangananya.
Bahkan seorang aktivis yang juga berada di tempat kejadian berkomentar: “Razia yang menyasar tempat hiburan di Kawasan Metland Transyogi anehnya hanya menyasar 1 tempat hiburan E, sedangkan Toko Miras yang ada tidak disentuh padahal beroperasi sejak siang hari. Himbauan kok disita?”
Halaman parkir disalah satu THM yang diduga tempat terjadinya persetruan dan perdebatan antara Kapolsek Cileungsi dengan Wartawan yang meliput kegiatan razia oleh Tim Gabungan di kawasan Ruko Metlend, Sabtu (9/3/2024)
Dalam razia diangkut puluhan kardus minuman keras (Miras) berbagai merk dengan Mobil Carry bak terbuka, sedangkan toko mirasnya tidak disentuh. “Terkesan tebang pilih”, ujar seorang yang kebetulan sedang duduk-duduk.
Sementara itu, Surat Himbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor : 474/ (?)/II/2025-Pem yang tertempel di pintu masuk berlaku untuk Desa Limusnunggal juga terkesan asal tempel, untuk masyarakat Desa Limusnunggal amun anehnya berada di tempat hiburan wilayah Desa Cipenjo.
Untuk itu, Kapolres Bogor diminta untuk mengevaluasi dan meninjau ulang kinerja Kapolsek Cileungsi yang terkesan tertutup. “Sangat kontradikirf, sementara Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro telah bekerja dengan baik dan sangat dekat dengan wartawan, tetapi Kapolseknya hanya ‘omon-omon’ saja”, tutur salah seorang mengaku bernama Silaen.
Sementara itu Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggora yang dikonfirmasi melalui Kasi Humas Polres Iptu Desi Triana via WhatShap mengatkanm, terkait berita mengenai perseteruaan antara Kapolsek Cileungsi sebaiknya biar Kapolsek yang akan memberikan keterangan. “Tekait hal tersebut nanti biar pak Kapolsek Cileungsi yang akan sampaikan langsung yah, nuhun kang,” imbuh Desi. ( AM )