Dari Kegelapan ke Cahaya: Kisah Hijrah Fajar Yahya, Mantan Resedivis yang Menginspirasi

- Redaksi

Selasa, 4 Maret 2025 - 22:09 WIB

4060 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MEDAN

Hidup manusia memang penuh dengan lika-liku. Ada yang terjatuh dalam gelapnya dunia, namun ada pula yang menemukan jalan kembali ke cahaya.

Kisah Fajar Yahya (43), seorang mantan pelaku kriminal dan pecandu narkoba ini, menjadi bukti nyata bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sejak usia remaja, dunia kejahatan menjadi bagian dari hidup Fajar. Pencurian sepeda motor (Curanmor) bukan sekadar aksi sesekali, tetapi telah menjadi pekerjaannya sehari-hari.

Sementara itu, minuman keras dan narkoba menjadi teman setianya.

Bertahun-tahun ia terperangkap dalam lingkaran kejahatan, keluar-masuk penjara hingga empat kali.

Hukuman yang dijalani pun tak cukup membuatnya jera. Baginya, kejahatan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan gaya hidup.

Namun, sebuah peristiwa pada tahun 2021 menjadi titik balik dalam hidupnya.

Saat itu, ia tiba-tiba jatuh di kamar mandi dan muntah darah. Tubuhnya tergeletak tak berdaya, nyaris kehilangan nyawa jika tidak segera ditolong oleh tetangganya.

Dalam kondisi itu, Fajar mulai merenungi hidupnya—apakah ia akan terus terjebak dalam dunia yang kelam, ataukah ada kesempatan untuk berubah?

Baca Juga :  Bhabinkamtibmas Polsek Bosar Maligas Turut Berduka, Tunjukkan Kepedulian di Tengah Masyarakat

Kesadaran itu datang seperti kilatan cahaya. Dari seseorang yang tak pernah mengenal masjid, ia kini menjadikan masjid sebagai rumah keduanya.

Setiap hari, ia menghabiskan waktunya di Masjid Taqwa Jalan Setia Budi Tanjung Rejo dan kini di Masjid Al Jihad Jalan Abdullah Lubis Medan. Bukan hanya untuk beribadah, tetapi juga membangun kehidupan baru yang lebih bermakna.

“Saya dulu menjalani hidup yang sia-sia, penuh maksiat dan dosa. Tapi Allah masih memberi saya kesempatan untuk berubah,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Tidak mudah bagi Fajar untuk bangkit. Ia harus meninggalkan dunia lamanya dan mencari nafkah dengan cara yang halal.

Beruntung, seorang teman pedagang Grobak Warkop di Jalan Setia Budi membimbingnya untuk berwirausaha berdagang kacang tojin keliling dan levelansir bahan material bangunan.

Kini, Fajar menjalankan usaha kecil tersebut bersama pendamping hidupnya Anna. Tidak besar, tetapi cukup untuk menghidupi wanita yang disayanginya dan keempat anaknya.

Yang terpenting, semua itu diperoleh dengan keringat sendiri, tanpa harus melakukan kejahatan  atau bergantung pada barang haram untuk mendapatkan materi secara instan.

Baca Juga :  Dr Badikenita Sitepu Melayat ke Rumah Duka Istri DR. GM Panggabean Br Hutagalung: Kontribusinya Besar Buat Sumut

Baginya, masjid bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga “kantor” yang penuh berkah. Dari masjid inilah ia menemukan ketenangan, mendapatkan rezeki, dan membangun harapan baru.

“Alhamdulillah, sekarang saya bisa menghidupi keluarga dengan uang halal. Anak saya empat laki-laki, semoga mereka bisa tumbuh menjadi anak yang sholeh dan tidak mengikuti jejak kelam saya di masa lalu,” ungkapnya penuh harap.

Kisah hijrah Fajar Yahya adalah bukti bahwa tak ada kata terlambat untuk berubah. Kesalahan masa lalu bukanlah akhir dari segalanya.

Selama ada niat, tekad, dan pertolongan dari orang-orang baik, setiap orang memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dan menjalani hidup yang lebih baik.

Fajar Yahya kini bukan lagi pelaku kejahatan yang diburu aparat hukum, bukan lagi pecandu yang terjebak dalam lingkaran gelap.

Ia adalah seorang ayah, seorang pekerja keras, dan seorang insan yang menemukan jalan kembali ke Tuhan. (red)

Poto : istimewa

Berita Terkait

Ferry Sibarani Lantik Pengurus PPDI se-Sumut Periode 2025–2029: Tegaskan Peran Pers Sebagai Pilar Demokrasi
Hukum Tak Bertaring? Oscar Sebayang Tak Diborgol, Tertawa Saat Disidang
DPD II PKN Kota Medan Berbagi Kepada Kaum Dhuafa
Gubsu Bobby Nasution Dukung Penutupan THM yang Langgar Aturan di Sumut
Korupsi Dana Covid-19 Sumut: Gelombang Desakan untuk Seret Nama-Nama Besar
Tak Menyerah Saat Ditabrak Orang Mabuk, Muhammad Ja’far Tetap Kuliah dan Jadi Penemu Herbal Dunia
Warga Sedih, Pertanyakan Masih Kurangnya Perhatian Pemko Medan di Kelurahan Tangkahan
PT Medan Bebaskan Selamet: Bukan Tindak Pidana, Tengku Ade dan Zainur Rusdi Harusnya Ikut Bebas

Berita Terkait

Senin, 28 Juli 2025 - 16:21 WIB

Spanduk Protes Muncul di Depan Kecamatan Tulakan,Ada apa?

Senin, 28 Juli 2025 - 13:09 WIB

Bentuk Apresiasi, Kapolres Jombang Berikan Penghargaan kepada 10 Anggota Berprestasi

Senin, 28 Juli 2025 - 11:55 WIB

Jaga Tradisi, Jaga Negeri: TNI Kawal Pawai Budaya Bendorejo Jelang HUT RI ke-80

Senin, 28 Juli 2025 - 11:47 WIB

Kesenian Wayang Kulit: Simbol Menjaga Warisan dan Jati Diri Bangsa

Senin, 28 Juli 2025 - 10:13 WIB

Daerah Kecil di Jawa Timur Ini Justru Masuk Jajaran Kota Terkaya se-Indonesia, Kok Bisa?

Minggu, 27 Juli 2025 - 22:40 WIB

Terjadi…!!! Sekdes di Jombang Dilaporkan ke Polisi, Diduga Gelapkan Rp 61 Juta Dana Pengurusan Sertifikat

Minggu, 27 Juli 2025 - 22:01 WIB

Desa Sentul Mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Bagi Karang Taruna Bhakti

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:14 WIB

Truk Tangki Bermodus Transportir Industri Diduga Angkut BBM Subsidi di Wilayah Probolinggo.

Berita Terbaru

Jawa timur

Spanduk Protes Muncul di Depan Kecamatan Tulakan,Ada apa?

Senin, 28 Jul 2025 - 16:21 WIB

KALIMANTAN

Seluruh warga Penajam Harus Merasakan Gas Rumah

Senin, 28 Jul 2025 - 13:41 WIB