Sumut //nasionaldetik.com – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) adalah organisasi yang dibubarkan oleh pemerintah Indonesia karena bertentangan dengan ideologi Pancasila dan UUD 1945 . Kementerian Hukum dan HAM secara resmi mencabut status badan hukum Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)terhitung sejak tanggal 19 Juli 2017. Pencabutan ini dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-30.AH.01.08 Tahun 2017, yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017.
Eks petinggi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Rida Hesti Ratnasari dalam diskusi bertajuk isu kebangkitan khilafah dan peta ancaman radikalisme dan terorisme di Hotel Grandhika Iskandarsyah, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025). Menanggapi pertanyaan dari peserta diskusi ia mengatakan saat ini organisasi terlarang tersebut masih eksis hingga saat ini.Bahkan, Rida menyebut anggota HTI terus bertambah saat ini. “Pertanyaan tadi menarik, apakah bertambah atau berkurang? pasti bertambah,” kata Rida.
Sekretraris Wilayah GP Ansor Sumut H. Edi Harahap sepakat dengan apa yang telah diungkapkan oleh Rida Hesti Ratnasari, bahwa kemunculan HTI sudah terendus melalui gerakan terselebung melalui cara berbaur dengan masa aksi bela Palestina atau berbagai bentuk kegiatan lainnya yang dimanfaatkan oleh mereka untuk berkamuflase.
H.Edi Harahap mengatakan, bahwa HTI tetap menjadi ancaman serius bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan tak boleh diberi ruang untuk berkembang walau dalam bentuk apa pun.” Saya sepakat dan yakin dari apa yang telah diungkapkan oleh ibunda Rida bahwa HTI masih eksis, apalagi kini beliau telah menjadi Peneliti Aliran Agama Islam MUI. Maka saya menghimbau khususnya kepada kader -kader GP Anshor Sumut jangan beri ruang gerak sedikitpun terhadap HTI untuk eksis kembali ” kata H. Edi Harahap, Kamis (6/2/2025).
Sebelumnya, lanjut ia, saat terjadi penikaman salah seorang kader Ansor di kabupaten Asahan beberapa waktu lalu, maka menyikapi peristiwa itu GP Ansor dan Banser di Se – Asahan melakukan pawai anti begal menyatakan sikap siap bekerjasama dengan pihak kepolisian. Diberitaan sebelumnya, kegiatan tersebut disusupi oleh kelompok yang sengaja membikin suasana Asahan menjadi tidak kondusif.
” Kegiatan pawai anti begal GP Ansor Asahan telah disusupi oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab dan memprovokasi agar suasana Asahan menjadi tidak kondusif, faktanya kami melihat orang – orang di luar anggota GP Ansor dan Banser bergabung usai Sholat Jum,at maka terjadilah pembelokan yang semula aksi damai menjadi aksi anarkis ” kata Haji Edi.
Haji Edi menduga bahwa kelompok yang membelokkan aksi damai GP Ansor Asahan di Kisaran menjadi aksi anarkis merupakan orang – orang yang terafiliasi dengan HTI, karena menurut Edi GP Ansor sendiri tak pernah sama sekali berniat melakukan aksi anarkis pada waktu itu. ” GP Ansor tak pernah mencari jalan anarkis dalam menyelesaikan persoalan, apalagi sebelumnya GP Ansor tak pernah berniat melakukan aksi anarkis, lagipula kepolisian melalui intelkam telah melakukan pengawalan kegiatan GP Ansor. Hanya bibit – bibit HTI lah yang sanggup melakukan tindakan anarkis, ” tegasnya.
Ali Sofyan Ketua GP Ansor Asahan kepada awak media mengatakan terimakasihnya kepada Polres Asahan yang sudah menerima kedatangan mereka disambut baik oleh Kapolres Asahan.
Dalam klarifikasinya, GP Ansor mengakui bahwasanya dalam kegiatan kemarin adalah kegiatan kesetiaan GP Ansor. Kemudian dalam kegiatan tersebut ada dinamika – dinamika yang terjadi dilapangan bukanlah kegiatan GP Ansor.
“Seperti yang disampaikan pak Kapolres tadi, itu bukanlah kegiatan kami, tetapi ditunggangi oleh salah satu oknum. Kedepannya GP Ansor siap mendukung kegiatan Polres Asahan dalam memberi kenyamanan masyarakat Asahan dan memberantas kejahatan geng motor, judi dan narkoba,”jelasnya.