Nasionaldetik.com , Jombang – Pemalsuan nama asli leluhur baik raja atau waliyullah ataupun ulama’ asli nusantara beserta sejarah dan peradabanya semakin mengkhawatirkan dan digunakan sebagai propoganda untuk menghancurkan bangsa Indonesia agar terpecah belah. Kamis (21/11/24)
Dalam teori strategi penjajahan, untuk menguasai negara beserta SDA-nya salah satu cara dengan agresi militer. Namun ada cara lain yang lebih halusyaitu dengan cara memalsukan, mencuri, merampok hingga memanipulasi sejarah peradaban bangsa.
“Dengan mengaburkan sejarah, pihak penjajah berusaha memanipulasi sejarah sebuah bangsa. Rakyat bangsa tersebut dibuat buta sejarah dan saling berperang saudara, dan kehancuran bangsa berpotensi dengan terpecah menjadi beberapa bagian. Setelah terpecah, salah satu bagiannya lebih mudah dikuasai pihak asing untuk mengeruk kekayaan alamnya” ungkap Gus Wal Ketua Umum PNIB
Gus Wal juga menyoroti maraknya kelompok kelompok berideologi khilafah menyebarkan manipulasi sejarah dengan mengatasnamakana Agama.
Kelompok Khilafah, HTI, Khilafatul Muslimin, secara nyata dan terang terangan berupaya memalsukan sejarah peradaban bangsa Indonesia. Ulama dan pendakwah impor didewakan serta dianggap sebagai pahlawan masa lalu dan masa depan bangsa. Mereka mengancam dengan hukum Agama jika tidak patuh pada sosok yang berasal dari Arab dan Timur Tengah tersebut. Bangsa ini bisa terkena azab jika melawan perintahnya. Ini telah terjadi dan tidak sedikit yang meyakininya hingga konflik horizontal akibat provokasi mengkafirkan kelompok lain terjadi dimana-mana” lanjur Gus Wal
PNIB yang selama ini konsisten melawan potensi, aksi hingga dampak dari aksi intoleransi tidak henti menyuarakan penolakan pada kelompok yang anti Pancasila dan Kebhinekaan tersebut.
“Intoleransi itu ibu kandung yang melahirkan radikalisme dan terorisme. Kebencian yang sengaja diciptakan demi mencerai beraikan persatuan bangsa dilakukan secara massive. Rakyat dan bangsa Indonesia yang masih mencintai NKRI wajib menolak upaya mereka jika tidak ingin kita berujung seperti Suriah dan Afghanistan. Ngaji Pancasila atau Ngaji Sejarah Peradaban perlu digalakkan atau para da’i penceramah di setiap pengajian, majlis ta’lim, majlis dzikir, seminar, ataupun saresehan wajib kiranya menyelipkan kajian sejarah peradaban bangsa Indonesia untuk membendung upaya pemalsuan, pencurian, dan perampokan sejarah dan peradaban bangsa Indonesia dengan mengaitkannya dengan sejarah ataupun sosok ghoib dari luar negeri yang diklaim sebagai sosok tokoh sentral, serta dikaitkan dengan khilafah” kata Gus Wal
Gus Wal menegaskan akan keberadaan kelompok Khilafah dan Wahabi yang ada di seluruh dunia. Mereka didukung ideologi negara penjajah yang membiayai aksi-aksi provokasi di tiap negara.
“Yang perlu kita sadari dan pahami bahwa khilafah wahabi adalah sumber dari segala bentuk Intoleransi Radikalisme separatisme terorisme yang terjadi tak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Jangan sampai pribumi rakyat Indonesia yang terdiri dari berbagai agama, suku bangsa dari Sabang sampai Merauke diperbudak dinegerinya sendiri oleh kaum sarabpatigenah. Imigran sengkuni pengkhianat negeri, dan jangan sampai Indonesia yang berideologi Pancasila berganti menjadi negara berpaham Wahabi yang penuh dengan Intoleransi Radikalisme separatisme Terorisme. Sekali lagi rakyat Indonesia tak boleh kalah, dan Pemerintah wajib segera hadir” pungkas Gus Wal
Penulis : Tim PNIB
pimred : Edi uban