Nasionaldetik.com , Batanghari – Kegiatan Sosialisasi pencegahan terosisme dan radikalisme yang mengeksploitasi perempuan dan anak bertempat di Dinas PPKBP3A KABUPATEN BATANGHARI. Jumat (01-11-24)
Acara dibuka pukul 09.30 wib dan dilanjutkan sambutan dari kepala bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kepala Dinas PPKBP3A Kabupaten Batanghari, bahwa sosialisasi pencegahan radikalisme dan terorisme yang mengeksploitasi anak
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
bahwa sejumlah riset menunjukan usia muda rentan terpengaruh radikalisme lalu masuk ke dalam gerakan terorisme.
Dapat dikatakan para pelaku teror kebanyakan berasal dari generasi Z dan milenial. Perempuan terutama anak-anak menjadi kelompok rentan yang mudah dipengaruhi oleh lingkungan dan dianggap mudah untuk ditanamkan paham radikalisme. Modus terorisme yang terus berkembang di Indonesia mengharuskan pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat terlibat aktif dalam upaya pencegahan anak terlibat dalam jaringan terorisme. Kegiatan pencegahan IRET (Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, Terorisme) belum menjadi agenda pokok organisasi masyarakat sipil, bahkan dalam pemerintahan desa kecuali aparat keamanan yang berupaya penyuluhan rutin. IRET dapat terjadi diantaranya karena krisis identitas kecewa dengan diri sendiri atau keadaan lalu mencari jati diri, mencari kambing hitam atau menyalahkan pihak lain, bertemu ideologi yang dianggap sebagai penyelamat juga melihat dunia secara hitam putih dan memposisikan diri yang paling benar dan yang lain salah. Setiap warga negara memiliki peran penting
Kepala badan Kesbangpol kabupaten Batang hari Ahmad Fathan mengatakan di ruang kerja nya
Disamping dalam rangka meningkatkan wawasan dan pemahaman bagi para pelajar tentang paham dan aliran yang dapat membahayakan pertumbuhan generasi muda, juga sebagai langkah strategis dalam upaya untuk menangkal dan membentengi diri pelajar dari faham radikalisme,” ujar Fathan
Diharapkan generasi muda di Kabupaten batang hari akan lebih waspada terhadap ancaman dari luar dan juga sebagai modal bagi pelajar memahami lingkungan sehingga tidak mudah terpengaruh dengan adanya aliran radikal.
“Kepada pelajar harus pro aktif bersama pemerintah untuk memberantas paham radikalisme demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apalagi di tengah maraknya kemajuan teknologi internet dan sosial media saat ini,” pesannya
Tak lebih pentingnya peran orang tua agar senantiasa mendampingi dan memberikan pendidikan termasuk ilmu agama kepada anak-anaknya juga merupakan langkah positif yang harus dilakukan guna mencegah radikalisme dan terorisme., pungkasnya
Penulis : Ilham
Pimred : Edi uban